Istilah literary fiction (litfic) secara harfiah digunakan untuk menyebut karya fiksi yang memiliki nilai moral tertentu. Mampu menyorot kejadian aktual pada masa itu, karakteristik tokoh yang berlapis dan mengandung unsur kebenaran. Biasanya menawarkan sudut pandang mengenai permasalahan sosial, politik, atau hanya sekadar terfokus pada perseorangan dalam mengeksplorasi beberapa bagian dari kehidupan manusia. Sebagian orang menyebut litfic dengan 'bacaan serius', meski tidak banyak yang mengamini—karena genre lain pun ditulis dengan tingkat keseriusan yang sama besar. Litfic konon dikabarkan hanya sebatas label dalam bisnis perdagangan buku, karena cakupan genrenya yang cenderung luas dan bersinggungan dengan genre lain (ini akan saya jabarkan di bawah). Untuk mengenal lebih jauh mengenai litfic, berikut akan saya jabarkan batasan-batasan litfic.
Unsur-Unsur Litfic
1. Karakter
Litfic biasanya mengandalkan tokoh utama sebagai pusat dari plot. Biasanya tokoh introvert dan memfokuskan pada apa yang dia pikirkan, apa yang mereka katakan, masa kecilnya, dan kejadian apa yang membentuk kepribadiannya.
2. Plot
Litfic menghindari pola 'digerakkan oleh plot'. Litfic lebih mengalir, dan biasanya justru malah terasa lambat karena sibuk mengulas nilai filosofis dan ide-ide. Ini bukan tentang menyelesaikan sesuatu, namun fokus di naratif pemikiran, emosi juga pergolakan batin tokoh. Litfic memancing pembaca untuk menumbuhkan empati untuk memahami perasaan karakter sebagai manusia. Pembaca tidak bisa hanya duduk dan mengetahui plotnya terbuka satu-persatu.
3. Gaya Kepenulisan
Diksi puitis, majemuk dan elegan. Bahasanya rumit, sarat makna dan puitis.
4. Tema
Topik yang diangkat biasanya serius, semisal pembunuhan, inces, pemerkosaan dan homo. Tapi lebih berfokus pada : Mengapa kita di sini? Mengapa kita melukai satu sama lain? Apakah Tuhan benar-benar ada?
Dalam Literary Fiction Segalanya Bisa Terjadi
Kamu bebas memasukkan unsur-unsur dan tema apa pun yang ingin kamu gunakan untuk struktur ceritamu. Kamu bisa menulis litfic yang tidak bisa dikategorikan ke dalam genre-genre lain. Atau kamu bisa menulis litfic yang bisa dikategorikan pada salah satu genre, namun tidak mengikuti aturan genre tersebut. Misalnya saja, literary thriller, seperti karya-karya Edgar Allan Poe atau Beautiful Sinners milik Stephen Graham Jones. The Hobbit dan The Lord of The Rings milik JRR. Tolkien yang mewakili literary fantasi. Sepanjang ceritamu mengandung unsur-unsur litfic—introspektif, emosi berlapis dengan pendalaman karakterisasi, alur lambat dan bahasa lirikal—maka karyamu bisa dibilang litfic.
Dirangkum dari:
https://litreactor.com/columns/storyville-what-is-literary-fiction
http://www.novel-writing-help.com/literary-fiction.html
http://blog.nathanbransford.com/2007/02/what-makes-literary-fiction-literary.html
No comments:
Post a Comment