Aku benci melihat ombak.
Bukan-bukan. Aku takut! Anehnya, ketakutan dan kebencianku justru menarikku
semakin dalam untuk terus menyinggahi pantai ini. Seperti ada ikatan batin yang
entah.
Setap kali ke sini, aku melihatnya.
Seorang gadis tengah duduk di bawah pohon kelapa. Selalu tempat yang sama.
Awalnya, aku mengira, dia sedang mengagumi kecantikan bentangan langit yang
beradu dengan kilauan ombak. Setelah beberapa kali melewatinya, aku tahu dia
buta.
Untuk apa dia di sini? Mungkin
menikmati musik alam? Kadang aku berimajinasi bahwa dia sedang menanti
seseorang. Barangkali orang itu sudah mati. Gadis itu hanya bisa mengenang.
Kenangan. Betapa manusia rela
hidup dalam kenangan. Beruntung sekali mereka yang memiliki ingatan. Tidak
sepertiku. Namapun aku tak punya.
“Dia adalah perahu yang dibawa
ombak. Pada akhirnya ombak akan menepi, karena itu aku percaya dia pasti kembali,”
ucapnya pada seseorang di balik ponsel.
Nah, benar kan, apa kataku! Dia
sedang menunggu seseorang. Seseorang yang tega membuat gadis serapuh itu
berkejaran dengan masa lalu.
Gadis itu beranjak dari tempat
duduknya. Naluriku tergerak mengikutinya. Dia berjalan menjauh. Kuikuti
punggungnya pergi. Langkahku terhenti ketika melihat sebuah foto yang robek
ujungnya. Gadis itu kembali. Menghampiriku.
“Maaf, apa kamu melihat fotoku?” tanya
gadis itu.
Gadis itu menunggu dengan tegang.
Matanya malah berkaca-kaca.
“Tidak, ya?” Dia
menggeleng-geleng dengan putus asa.
Gadis itu bergerak ke arah lain,
mengais-ngais foto dengan kaki dan tongkatnya. Kuhampiri dan kugenggamkan foto
itu, takut-takut tangisnya akan merebak. Tangannya menelusuri foto, seperti
memastikan itu adalah gambar yang benar. Sesaat kemudian dia tersenyum.
“Terima kasih,” ucapnya sambil
berusaha meraih tanganku. Aku menggenggam tangannya. “Lelaki dalam foto itu
namanya, Dewa. Dia … punya tangan yang sama sepertimu.”
Gadis itu tersenyum kecut lalu
pamit pergi. Aku hanya bisa melihatnya menghilang dari pandangan. Bagaimana aku
yang bisu ini bisa menjelaskan bahwa lelaki dalam foto itu mirip wajahku?
Semoga besok, dia kembali ke pantai ini.
***
Remake dari prompt #22: Bloating of Boat oleh Meliya Indri
Oalah, ternyata lelaki yang dicari gadis itu ternyata "Aku" ya ^^
ReplyDeletejadi 'beda' dengan yang aslinya ya. faktor buta yang sebenarnya unsur kuat, di sini malah ilang...
ReplyDeletesetuju sama mbak La. tapi cerita di sini lebih ngenes karena si lelakinya bisu. :(
ReplyDeletedan aku ga kepikiran aja gimana dia bisu tapi sebelum "kejadian" yg bikin dia amnesia itu tetap bisa berhubungan dengan si gadisnya.