Tuesday, 15 October 2013

Kenangan

Oleh: Evi Sri Rezeki



 
Aku benci melihat ombak. Bukan-bukan. Aku takut! Anehnya, ketakutan dan kebencianku justru menarikku semakin dalam untuk terus menyinggahi pantai ini. Seperti ada ikatan batin yang entah.
Setap kali ke sini, aku melihatnya. Seorang gadis tengah duduk di bawah pohon kelapa. Selalu tempat yang sama. Awalnya, aku mengira, dia sedang mengagumi kecantikan bentangan langit yang beradu dengan kilauan ombak. Setelah beberapa kali melewatinya, aku tahu dia buta. 

Untuk apa dia di sini? Mungkin menikmati musik alam? Kadang aku berimajinasi bahwa dia sedang menanti seseorang. Barangkali orang itu sudah mati. Gadis itu hanya bisa mengenang.
Kenangan. Betapa manusia rela hidup dalam kenangan. Beruntung sekali mereka yang memiliki ingatan. Tidak sepertiku. Namapun aku tak punya.
“Dia adalah perahu yang dibawa ombak. Pada akhirnya ombak akan menepi, karena itu aku percaya dia pasti kembali,” ucapnya pada seseorang di balik ponsel.

Nah, benar kan, apa kataku! Dia sedang menunggu seseorang. Seseorang yang tega membuat gadis serapuh itu berkejaran dengan masa lalu.
Gadis itu beranjak dari tempat duduknya. Naluriku tergerak mengikutinya. Dia berjalan menjauh. Kuikuti punggungnya pergi. Langkahku terhenti ketika melihat sebuah foto yang robek ujungnya. Gadis itu kembali. Menghampiriku.
“Maaf, apa kamu melihat fotoku?” tanya gadis itu.
Gadis itu menunggu dengan tegang. Matanya malah berkaca-kaca.
“Tidak, ya?” Dia menggeleng-geleng dengan putus asa.
Gadis itu bergerak ke arah lain, mengais-ngais foto dengan kaki dan tongkatnya. Kuhampiri dan kugenggamkan foto itu, takut-takut tangisnya akan merebak. Tangannya menelusuri foto, seperti memastikan itu adalah gambar yang benar. Sesaat kemudian dia tersenyum.

“Terima kasih,” ucapnya sambil berusaha meraih tanganku. Aku menggenggam tangannya. “Lelaki dalam foto itu namanya, Dewa. Dia … punya tangan yang sama sepertimu.”
Gadis itu tersenyum kecut lalu pamit pergi. Aku hanya bisa melihatnya menghilang dari pandangan. Bagaimana aku yang bisu ini bisa menjelaskan bahwa lelaki dalam foto itu mirip wajahku? Semoga besok, dia kembali ke pantai ini.

***

3 comments:

  1. Oalah, ternyata lelaki yang dicari gadis itu ternyata "Aku" ya ^^

    ReplyDelete
  2. jadi 'beda' dengan yang aslinya ya. faktor buta yang sebenarnya unsur kuat, di sini malah ilang...

    ReplyDelete
  3. setuju sama mbak La. tapi cerita di sini lebih ngenes karena si lelakinya bisu. :(
    dan aku ga kepikiran aja gimana dia bisu tapi sebelum "kejadian" yg bikin dia amnesia itu tetap bisa berhubungan dengan si gadisnya.

    ReplyDelete