Friday 12 July 2013

Unsur-unsur Intrinsik dalam Fiksi

Hai, hai, hallo. Ketemu lagi di Jumat belajar. Okeh, meski puasa, kita mesti tetap semangat buat belajarnya, ya? Oke, kali ini kita akan membahas soal unsur-unsur intrinsik dalam fiksi. Seharusnya sih materi ini diberikan di awal, tapi maklum deh namanya juga belajar bareng, jadi belajarnya juga lompat-lompat. Hehe. Langsung aja disimak, deh.


1.      Tema adalah gagasan pokok atau permasalahan yang mendasari isi cerita.

2.      Penokohan berkaitan dengan bagaimana sifat-sifat tokoh itu digambarkan dalam        cerita tersebut oleh pengarang.

3. Latar/setting. Dalam arti luas latar, meliputi aspek ruang, aspek waktu, dan aspek suasana saat kejadian atau peristiwa itu terjadi:
a. Aspek ruang merupakan gambaran tempat atau lokasi terjadinya peristiwa dalam cerita.
b. Aspek waktu meliputi waktu cerita dan waktu penceritaan.
c. Aspek suasana adalah suasana sekeliling saat terjadinya peristiwa yang menjadi pengiring atau latar belakang kejadian.

4. Alur cerita adalah jalinan atau rangkaian peristiwa dalam suatu cerita. Ada tiga alur dalam fiksi: alur maju, alur mundur, serta alur kilas-balik (flashback). Yang mesti diingat, dalam sebuah karya fiksi tidak selalu satu jenis alur yang digunakan. Terkadang penulis sengaja mencampurkan dua jenis alur dalam ceritanya.

5. Sudut pandang (point of view) adalah cara atau  kedudukan seorang pengarang di dalam sebuah cerita. Sudut pandang dalam cerita ada dua macam:
     
a. Sudut pandang orang pertama berarti pengarang berada di dalam sebuah cerita, yang biasanya ditandai dengan penggunaan kata ganti orang pertama (saya, aku, dan gue "bahasa gaul"). Ada dua tipe sudut pandang orang pertama, yakni:
              
- Sudut pandang orang pertama pelaku utama. Apabila menggunakan sudut pandang ini, pengarang akan menempatkan dirinya menjadi tokoh utama yang benar-benar memahami tokoh utama. Cerita yang menggunakan sudut pandang ini akan lebih banyak mengisahkan tentang si aku/saya.
              
- Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan. Apabila menggunakan sudut pandang ini, pengarang akan menempatkan dirinya menjadi tokoh utama yang menceritakan tokoh lainnya. Dengan kata lain, dalam cerita yang menggunakan sudut pandang ini, si aku sebagai tokoh utama akan lebih banyak mengisahkan tokoh lainnya.

      b. Sudut pandang orang ketiga. Jika seorang pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga, berarti si pengarang tidak ikut dalam sebuah cerita dan hanya berdiri di luar cerita. Ciri-ciri sudut pandang orang ketiga adalah penggunaan kata ganti orang ketiga dalam sebuah cerita misalnya: dia, ia, atau nama tokoh disebutkan langsung. Ada dua macam sudut pandang orang ketiga:

               -Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat. Dalam cerita yang menggunakan sudut pandang ini, maka pengarang hanya mengetahui permasalahan/konflik tokoh-tokoh ceritanya sebatas fisik mereka. Contohnya gerak-gerik tokoh, mimik wajah tokoh, pakaian tokoh, dan lain sebagainya. Apabila menggunakan sudut pandang ini, tidak wajar apabila si pengarang mengetahui konflik batin tokoh-tokoh ceritanya.

               -Sudut pandang orang ketiga serba tahu. Dalam cerita yang menggunakan sudut pandang ini, maka pengarang mengetahui segala hal yang dialami dan dirasa tokoh-tokoh ceritanya. Tidak hanya mengetahui fisik, pakaian, maupun gerak-gerik tokoh-tokohnya tetapi juga mengetahui konflik batin, masa lalu, penyesalan, dan segala hal yang hanya terjadi dalam batin tokoh-tokoh ceritanya.

6.   Gaya Bahasa. Sudah diterangkan di bagian ini.


7.   Amanat dalah pesan pengarang yang disampaikan kepada pembaca melalui karyanya.

Seperti biasa mengingatkan, materi-materi yang sudah diberikan, hendaknya digunakan dalam proses kreatif kita dalam menciptakan fiksi. Akan tetapi, jangan terlalu terpaku dengan teori-teori yang ada. Teori hanyalah sebagai pemandu, tapi kita (penulis) tetaplah Tuhan bagi karya kita. Tapi jangan berkecil hati ketika karya kita dikritik, sebab tanpa masukan dari pembaca seorang penulis tak akan berkembang. Oke, sekian saja. Sampai jumpa. Jangan kekenyangan waktu berbuka nanti, ya? :p

4 comments:

  1. Saya masih bingung dengar alur cerita mundur dan flashback, apa perbedaannya ya? Ada contoh yang bisa dibaca? Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya kasih contoh ya. Misal kita sedang kehilangan cincin, tentu kita mengingat2 kembali dan merunut ke belakang apa2 aja yang terjadi, kan? Sebelum ini ngapain dan dimana, terus setlah itu kayak gimana, dan slanjutnya sampai akhirnya dapet titik temu di mana hilangnya si cincin. Nah, ini yang dinamakan alur cerita mundur.

      Kalau flashback, ketika kita bercerita mengenai hilangnya cincin tadi, tiba2 kita kita kepikiran cincin yangdulu pernah hilang juga. Lalu kita menceritakan hal tersebut, cincin yg pernah hilang sebelumnya. itu flashback.

      Kira2 gambarannya seperti itu, untuk lebih mudah dimengerti. Semoga membantu. ^_^

      Delete
  2. Sekadar menambahkan, untuk POV itu ada 3, tambahannya sudut pandang orang kedua. Bisa dilihat di sini --> http://myfairytalemytale.blogspot.com/2013/03/kiat-menulis-dari-orizuka-bagian-1.html#more

    Semoga bermanfaat :)

    ReplyDelete
  3. Terima kasih atas pelajarannya :D
    sangat berguna bagi pemula yang perlu banyak belajar seperti saya hehe...

    ReplyDelete

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *