Kata kunci : Puisi
oleh Sulung Lahitani Mardinata
“Mas, Andika menangis lagi.”
“Kejadian lagi, ya?”
Aku mengangguk. Menatap perih ke anakku yang telungkup sambil meraung. Tangisnya menyayat. Tapi aku tak bisa berbuat banyak.
“Kita pindah saja, Mas. Aku tidak kuat kalau seperti ini terus-terusan. Daripada Andika, biar aku saja.”
“Kamu kan tahu. Kalau kita pindah, hanya memperburuk keadaan.”
Aku mengelus-elus rambut Andika, mencoba menenangkannya. Di punggung anak sulungku, tertoreh kata-kata kotor seperti ditato serampangan.
Di rumah seberang, ibu mertuaku masih menyumpah sambil menyapu halaman. Tak pernah menyetujui pernikahan kami.
***
No comments:
Post a Comment