Stephen King barangkali adalah satu-satunya penulis yang paling produktif dan sukses secara komersial di 50 tahun terakhir, Gaes.
Gimana enggak? Dia sudah menulis lebih dari 70 buku horor, fiksi ilmiah, dan fantasi. Dan tahu nggak, rekor penjualannya? Barangkali ada tuh, total penjualan buku-bukunya di angka 300 hingga 350 juta eksemplar di seluruh dunia.
Wew!
Sekitar enam belas tahun yang lalu, Stephen King pernah menuliskan semua hal yang dia tahu tentang teknik menulis dalam sebuah buku, yang yah bisa ditebaklah yah, yang langsung menjadi buku terlaris. Judulnya On Writing: A Memoir of the Craft. Buku tersebut langsung deh menjadi buku ‘kitab suci’ bagi para penulis yang ingin mengikuti jejaknya.
Nah, buat kamu, MFF-ers, berikut ini adalah terjemahan secara bebas 7 strategi menulis ala Stephen King yang ditulisnya dalam buku tersebut, yang siapa tahu bisa juga membantumu untuk mengembangkan diri dalam hal menulis. (Barangkali kamu pengin juga menulis buku yang terjual 350 juta kopi. Iya kan?)
1. Jujur
“Saat akan menulis, tanyakan pada dirimu sendiri, apa sih yang ingin kamu tulis? Dan kemudian, jawablah dengan jujur, apa saja yang ingin kamu tulis. Tulislah mengenai sesuatu yang kamu suka, yang menginspirasimu, yang unik, lalu padukan dengan pengalaman pribadimu. Bisa saja berupa persahabatan, pekerjaan, cinta hingga ke masalah seksual.
Kamu itu unik, dan tuangkanlah keunikanmu dalam tulisan. Jujurlah pada dirimu sendiri, dan beranilah untuk mengungkapkannya.”
2. Tepat memilih diksi
“Salah satu kesalahan terbesar para penulis adalah sibuk mencari kosa kata yang berbunga-bunga, kalimat-kalimat yang panjang, karena kalimat yang pendek dan simpel mereka remehkan. Padahal bukan kita sendiri yang akan membaca tulisan tersebut kan? Ada banyak orang lain yang akan membacanya. Dan nggak semua orang bisa mencerna kata-kata nyastra yang kamu gunakan. Jika kamu ingin menjual bukumu lebih banyak, gunakan bahasa yang sederhana. Agar mereka lebih mengerti apa yang kamu ceritakan.”
3. Tulis untuk pembacamu yang paling ideal
“Setiap penulis seharusnya membuat profil persona pembacanya. Berapa umurnya, bagaimana karakternya, apa kesukaannya, dan seterusnya, dan kemudian menghadirkannya di depan kamu untuk kemudian kamu ceritakan kisah padanya.
Tanyakan pada dirimu sendiri, apa yang kamu ingin dia pikirkan saat dia membaca bagian-bagian tertentu dalam kisah yang sedang kamu ceritakan itu. Saat ada pembunuhan, kamu ingin dia merasakan apa? Saat ada yang jatuh cinta, apa yang seharusnya dia rasakan?
Bagi saya, pembaca pertama ideal saya adalah Tabitha, istri saya. Maka saya menghadirkannya dalam benak saya, setiap kali saya menulis. Saya ingin bercerita mengenai apa saja pada dirinya? Dan itulah, yang saya tulis kemudian.
Temukan satu pembaca idealmu, dan hadirkan dia setiap kali kamu menulis.”
4. Banyak-banyaklah membaca
"Bacaan merupakan pusatnya kreativitas penulis. Saya selalu membawa satu buku ke mana pun saya pergi. Saya juga bisa membaca di mana pun. Saya akan selalu menciptakan waktu untuk membaca, bukan hanya meluangkan waktu saja. Ya, saya membaca bukan hanya di waktu luang atau waktu yang tersisa.”
5. One word at a time
"Dalam sebuah wawancara (sepertinya saat mempromosikan Carrie), host acara talk show di sebuah radio bertanya pada saya, bagaimana cara saya menulis. Saya jawab, 'Satu kata pada satu waktu’. Si host tersebut kemudian terdiam mendengar jawaban saya. Mungkin dia kira saya bercanda. Tapi enggak, saya nggak lagi bercanda. Memang semuanya berawal dari hal yang sesederhana itu. One word at a time.
6. Menulislah setiap hari
"Yang benar adalah bahwa ketika saya menulis, saya menulis setiap hari. Saya bahkan juga melakukannya di hari libur. Saat liburan Natal, atau liburan Thanksgiving, bahkan di hari ulang tahun saya. Saat saya mulai menulis, rasanya saya sedang memasuki taman bermain impian saya. Dan tanpa terasa, saya sudah menghabiskan waktu 3 jam di dalamnya. Apa pun hasilnya, saya tak begitu peduli.”
7. Menulislah dengan penuh kebahagiaan
“Boleh percaya atau tidak, saya hampir tak pernah memikirkan mengenai uang yang saya dapat saat saya mulai menulis. Ya, saya memang harus membayar ini itu, ada banyak tagihan dan juga ada anak-anak yang sedang bertumbuh. Tapi hal-hal tersebut tak pernah saya pikirkan saat saya sedang menulis.
Hanya ada rasa kebahagiaan yang hadir di hati dan pikiran saya. Saat kamu melakukan hal yang selalu menyenangkanmu, bukankah kamu nggak akan ingin berhenti?”
Oh, wow! Ternyata sederhana banget ya, strategi seorang Stephen King untuk bisa menulis buku-buku yang terjual 350 juta kopi di seluruh dunia. Haha. So, di poin nomor berapa nih, yang belum kamu lakukan, Gaes?
Kayaknya emang mudah dan simpel ya? Tapi kok ya, barangkali ada beberapa hal yang susah juga buat kita lakukan. Yah, jadi kembali ke diri masing-masing deh.
Semoga tips-tips di atas bisa menyemangatimu untuk lebih maju ya!
No comments:
Post a Comment