Friday, 31 March 2017

#MFFRC TERPILIH FEBRUARI : ALL SHE WAS WORTH

All She Was Worth: Misteri Satu Nama Dua Orang
oleh Grant Gloria

Bulan Desember tahun lalu, ada diskon di salah satu toko buku terbesar di kota saya. Setelah pilih-pilih buku, akhirnya saya memutuskan untuk membeli buku ini. All She Was Worth. Saya pilih buku ini karena genrenya saya suka, misteri. Trus pas baca sinopsis di halaman belakang buku, kayaknya sih oke.

Seorang perempuan cantik lenyap tanpa jejak, namun hasil penyelidikan menunjukkan dia bukanlah sosok seperti yang ditampilkannya selama ini. Apakah dia korban, pembunuh, atau kedua-duanya? Di negara yang melacak para penduduknya dengan saksama, bagaimana bisa dua perempuan memiliki identitas yang sama, lalu menghilang tanpa jejak? Di tengah masyarakat Jepang yang serba konsumtif, banyak orang terjebak utang, lalu jatuh ke dalam jerat para rentenir gelap yang sangat berbahaya, sehingga kadang-kadang pembunuhan menjadi satu-satunya jalan keluar.

Tokoh utama dalam buku ini adalah Honma, seorang detektif yang sedang mengambil cuti karena kecelakaan. Suatu hari ia didatangi keponakannya, Jun, yang meminta bantuannya untuk mencarikan tunangannya, Shoko Sekine, yang tiba-tiba menghilang. Awalnya Honma mengira ini kasus biasa karena Jun menceritakan bahwa setelah ia menanyakan tentang kartu kredit kepada tunangannya, tiba-tiba saja tunangannya menghilang tanpa jejak. Honma yang masih cuti dari kepolisian sempat dibantu oleh Isaka, pembantu yang bekerja mengurus rumahnya dan mengasuh anaknya, Makoto. Istri Isaka juga turut membantu mencarikan data tentang Shoko Sekine di kantor kependudukan.

Setelah mendapatkan data dari istri Isaka, Honma mencari informasi di tempat kerja Shoko yang terakhir. Ia juga pergi ke pengacara yang khusus menangani hutang-piutang. Dari kedua tempat tersebut, Honma menemukan kejanggalan. Shoko Sekine ternyata ada dua orang. Shoko yang dikenal oleh pengacara adalah wanita yang mempunyai gingsul sedangkan tunangan Jun tidak seperti yang digambarkan oleh pengacara itu. Di data yang diberikan oleh istri Isaka pun ada kejanggalan. Yaitu tempat tinggal Shoko yang lama dan tempat tinggal yang diberitahukan tunangan Jun kepada Jun. Honma memberitahukan hal yang ditemukannya kepada keponakannya, namun Jun tidak mau terima dan membatalkan pencariannya.

Walaupun Jun sudah tidak mau tahu lagi, Honma bersikeras mencari tahu siapa Shoko Sekine yang asli. Ia mendatangi kota tempat Shoko Sekine tinggal, mencari teman-teman masa kecilnya, dan menyelidiki sebab kematian ibunya yang dianggapnya ada kaitannya dengan hilangnya si Shoko ini.

Dengan setting awal tahun 1990, pembaca diajak menebak-nebak siapakah Shoko yang asli. Alur majunya membuat pembaca serasa mengikuti perkembangan penemuan detektif Honma dalam kasus yang rumit ini. Di bab awal buku, alurnya terasa cepat, namun di bagian pertengahan terasa agak membosankan karena banyak sekali teori-teori tentang ekonomi dan politik di Jepang. Bagi yang nggak suka politik dan ekonomi (seperti saya) rasanya ngantuk baca buku ini. Kayak baca buku pelajaran aja, jadinya cocok banget dibaca sebelum tidur, apalagi kalau lagi insomnia. Pas banget! Hehehe.

Walaupun agak ngebosenin karena ada teori-teori ekonomi dan politik di buku ini, buku ini mengajarkan banyak hal:

1. Menggunakan kartu kredit tuh harus bijak. Jangan beli barang hanya untuk memenuhi gaya hidup. Juga jangan menggunakan kartu kredit untuk menarik uang karena bunganya besar. Seperti Shoko Sekine, ia pindah ke Tokyo untuk bekerja. Tapi karena kehidupan kota besar yang sulit, ia terjerumus dalam pemakaian kartu kredit untuk memenuhi kebutuhannya. Shoko menarik uang tunai menggunakan kartu kredit. Karena tidak bisa membayar tagihan kartu, ia pun mencari pinjaman ke rentenir. Akhirnya malah jadi gali lubang tutup lubang, nggak ada hentinya. Fatal banget kan akibatnya!

2. Kita tidak bisa mengubah hidup kita dengan mudahnya. Butuh usaha yang keras untuk menjadi sukses dan kaya. Seperti yang dikatakan tokoh Tomie, sahabat Shoko. Ia menceritakan bahwa Shoko berangkat ke Tokyo untuk mengubah kehidupannya. Tapi ternyata gajinya di kota besar itu kecil dan biaya sewa apartemennya mahal. Semua hal benar-benar di luar dugaan Shoko.

3. Jangan karena cinta, kamu rela melakukan apa saja untuk orang yang kamu cintai. Bijaklah dalam bertindak. Ini seperti Wada, teman sekantor Shoko yang tunangannya Jun. Wada jatuh cinta pada Shokonya Jun. Ia sampai-sampai rela melakukan permintaan Shoko, memberikan data pelanggan yang seharusnya tidak boleh dilihat oleh orang yang tidak berkepentingan. Tindakan Wada inilah yang akhirnya membuat masalah jadi ruwet.

Saya beri rating 3 dari skala 5 untuk novel yang endingnya bikin greget ini. Soalnya benar-benar nggak sesuai harapan! Maunya si Shoko yang asli itu begini eh taunya begitu. Kalau bisa ketemu sama penulisnya, saya pengen banget bilang, “Duh, kok bisa sih bikin novel yang tebal banget kayak kamus, trus endingnya …. ya ampun nggak disangka! Apa nggak bisa bikin endingnya model yang lain? Kenapa harus begitu?? Gw capek banget udah baca setebal itu tapi endingnya begitu…”

Kamu penasaran nggak sama buku ini? Atau… ada yang pernah baca buku ini?
* * *

Info Buku:

Judul: All She Was Worth (Melacak Jejak)
Pengarang: Miyuki Miyabe
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2016
Jumlah halaman: 480
ISBN: 978-602-03-2686-3
Artikel asli di sini

***

Assalamualaikum! Selamat siang! Jumpa lagi dengan Admin Buku di Jumat Buku!

Maaf untuk pengumuman "Resensi Paling Menyenangkan" yang telat hampir sebulan :( Hampura.
Sebelumnya, kita sambut dulu juri tunggal untuk periode Februari: 
Mbak Vanda Kemala~ 

Mbak Vanda telah menilai seluruh resensi yang masuk, dan yang menurut Mbak Vanda pantas menjadi "Resensi Paling Menyenangkan Pertama" adalah All She Was Worth karya Grant Gloria! Selamat Mbak Glo!
"Punya Grant itu ngalir gitu dibacanya, dan aku suka. Jadi pengen tau endingnya juga."
-Mbak Vanda (Maret 2017)

Nah, siapa yang beruntung dan pantas mendapat "Resensi Paling Menyenangkan Kedua"? Selamat untuk  Mbak Erin Friyana dengan Holy Mother-nya!
"Sekalipun lompat-lompat, Erin cukup menerangkan isi buku. Soalnya ada istilah kedokteran segala macam-macam."
-Mbak Vanda (Maret 2017)

Pun selamat untuk Mbak Jiah atas "Resensi Paling Menyenangkan Ketiga" dengan The Very Virile Viking-nya!

Selamat untuk semuanya! Resensi lain bisa dibaca di bawah ini~

Erin Friyana - Holy Mother
Jiah Al Jafara - The Very Virile Viking
Carolina Ratri - Kinky Rain

No comments:

Post a Comment

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *