oleh : Nurkholil Setiawan
Istriku sedang ada tugas ke daerah lagi dan aku
akan kesepian lagi sebulan ke depan. Malang bagiku jadi lelaki rumah tangga.
Sialnya, aku ini lelaki yang gampang tergoda jika tidak ada kegiatan sepanjang
hari.
Ku tahan mataku untuk tak melirik penjual nasi uduk
di seberang rumah. Bukan, bukan janda cantik penjual nasi uduk itu maksudku.
Istriku jelas lebih cantik (Andai tidak sedang PMS). Tapi Aku sungguh harus
menebus dosa di gym jika coba-coba sarapan dengan kalori sebanyak itu.
Cobaan berlanjut ketika para kali lima lewat depan
rumahku. Ketupat sayur, bubur ayam, nasi kucing, nasi kuning, nasi putih, nasi
merah, nasi merah-putih, bahkan nasi rainbow. Semua dengan kalori
berlebih. Ah, andai satu dari mereka menjual green smoothie senikmat
buatan istriku.
Untunglah Aku berhasil mengabaikan semua itu.
Selain makan siang, tak ada cemilan apapun yang singgah ke perutku hari ini.
Jika Aku terus melewatkan sarapan dan tetap rajin nge-gym, rasanya
berat badanku akan stabil.
***
TING TONG!!
Pintu terbuka.
“Akhirnya kamu pulang, Sayang,” ucap pria itu.
“Sekarang, bisakah kau buatkan Aku green smoothie?”
“Tak bisakah kau bantu Aku dengan ini dulu?” kataku
seraya menatap tas dan koper yang tergeletak.
“Oh, ya!”
Pria itu, suamiku, segera mengangkat barang-barang
tersebut dan membawanya masuk. Sementara ia naik ke kamar di lantai atas, Aku
mengarah ke dapur. Ku buka kulkas lalu menyiapkan bahan-bahan untuk membuat green
smoothie.
Segelas green smoothie siap saat suamiku
tiba di dapur.
“Akhirnya,” ucapnya sambil merebut gelas lalu
segera meminumnya.
“Kenapa kau tidak sarapan?” tanyaku.
“Berat badanku naik dalam sebulan ini, Sayang,”
jawabnya.
Ku tatap suamiku itu dari atas ke bawah. Dadanya
bidang. Bisepnya, meski tak terlalu besar, menyembul dari lengan kaus yang ia
kenakan. Perutnya pun ramping. Aku yakin masih akan menemukan enam kotak
tersusun rapi malam nanti.
“Berapa kilo?” tanyaku.
Ia menunduk, “Tiga kilo.”
Tuhan, obeshophobia* suamiku makin parah.
END
*Fobia atau rasa takut akan gemuk atau takut
bertambah berat badan.
***
Sejak awal, cerita sudah fokus pada masalah ketakutan seorang lelaki. Pemilihan 'godaan' yang disyaratkan kalimat wajib pun terasa unik, berbeda. Memakai sudut pandang orang pertama untuk dua tokoh yang berbeda bisa diselesaikan penulis dengan cukup baik. Tidak ada twist yang mengentak, memang. Ujung kisah 'hanya' memperkuat inti cerita yang ingin disampaikan penulis. Masih ada beberapa keliru penulisan yang mesti diwaspadai.
Aigooya :'V biasanya yg kena sindrom ini cewek kan ya?
ReplyDeleteCowok jg ada yg spt ini? Waaa
ReplyDelete