Thursday 1 October 2015

Karya Terpilih Prompt #89 : Green Smoothies





oleh : Nurkholil Setiawan



Istriku sedang ada tugas ke daerah lagi dan aku akan kesepian lagi sebulan ke depan. Malang bagiku jadi lelaki rumah tangga. Sialnya, aku ini lelaki yang gampang tergoda jika tidak ada kegiatan sepanjang hari.

Ku tahan mataku untuk tak melirik penjual nasi uduk di seberang rumah. Bukan, bukan janda cantik penjual nasi uduk itu maksudku. Istriku jelas lebih cantik (Andai tidak sedang PMS). Tapi Aku sungguh harus menebus dosa di gym jika coba-coba sarapan dengan kalori sebanyak itu.

Cobaan berlanjut ketika para kali lima lewat depan rumahku. Ketupat sayur, bubur ayam, nasi kucing, nasi kuning, nasi putih, nasi merah, nasi merah-putih, bahkan nasi rainbow. Semua dengan kalori berlebih. Ah, andai satu dari mereka menjual green smoothie senikmat buatan istriku.

Untunglah Aku berhasil mengabaikan semua itu. Selain makan siang, tak ada cemilan apapun yang singgah ke perutku hari ini. Jika Aku terus melewatkan sarapan dan tetap rajin nge-gym, rasanya berat badanku akan stabil.

***
TING TONG!!

Pintu terbuka.
“Akhirnya kamu pulang, Sayang,” ucap pria itu. “Sekarang, bisakah kau buatkan Aku green smoothie?”

“Tak bisakah kau bantu Aku dengan ini dulu?” kataku seraya menatap tas dan koper yang tergeletak.

“Oh, ya!”

Pria itu, suamiku, segera mengangkat barang-barang tersebut dan membawanya masuk. Sementara ia naik ke kamar di lantai atas, Aku mengarah ke dapur. Ku buka kulkas lalu menyiapkan bahan-bahan untuk membuat green smoothie.

Segelas green smoothie siap saat suamiku tiba di dapur.

“Akhirnya,” ucapnya sambil merebut gelas lalu segera meminumnya.

“Kenapa kau tidak sarapan?” tanyaku.

“Berat badanku naik dalam sebulan ini, Sayang,” jawabnya.

Ku tatap suamiku itu dari atas ke bawah. Dadanya bidang. Bisepnya, meski tak terlalu besar, menyembul dari lengan kaus yang ia kenakan. Perutnya pun ramping. Aku yakin masih akan menemukan enam kotak tersusun rapi malam nanti.

“Berapa kilo?” tanyaku.

Ia menunduk, “Tiga kilo.”

Tuhan, obeshophobia* suamiku makin parah.

END
*Fobia atau rasa takut akan gemuk atau takut bertambah berat badan.

***
Sejak awal, cerita sudah fokus pada masalah ketakutan seorang lelaki. Pemilihan 'godaan' yang disyaratkan kalimat wajib pun terasa unik, berbeda. Memakai sudut pandang orang pertama untuk dua tokoh yang berbeda bisa diselesaikan penulis dengan cukup baik. Tidak ada twist yang mengentak, memang. Ujung kisah 'hanya' memperkuat inti cerita yang ingin disampaikan penulis. Masih ada beberapa keliru penulisan yang mesti diwaspadai.








2 comments:

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *