Oleh: Fadilla Sukraina
Malam itu sudah larut, namun Niki belum mengantuk. Maka ia menuju ke taman belakang rumah, hendak melihat bintang-bintang. Nata terpaksa menurut saja, sebab ia tidak akan bisa terpisah dari kembarannya itu.
Setelah membaringkan tubuh ke rerumputan, Niki menjulurkan tangan kirinya ke langit, tepat ke arah satu bintang terang berwarna oranye yang tampak berkedip-kedip, “Itu Pollux,” lalu beralih ke bintang lain yang tepat berada di kanan atasnya, “dan itu Castor. Mereka paling terang di rasi gemini.”
Nata masih geming sambil mengernyitkan dahi. Ia sama sekali tidak mengerti tentang konstelasi gemini yang baru saja dijelaskan oleh saudara kembarnya itu. Sebaliknya, ia lebih tertarik dengan cerita mitologinya. “Castor itu bukan dewa, kau tahu?” tanyanya sembari menoleh ke arah Niki.
Niki menggeleng. Sebenarnya Nata sudah pernah menjelaskannya dulu, namun dengan senang hati ia mengulangnya lagi, “Castor dan Pollux bukan saudara kandung. Mereka berbeda ayah, tapi mereka saling menyayangi seperti saudara kembar.”
Niki memang tidak tahu banyak tentang mitologi Yunani. Tapi ia tahu jika pasti ada sesuatu yang membuat Castor dan Pollux diangkat ke langit dan dijadikan rasi bintang oleh Zeus. Lantas ia bertanya, “Apa mereka mati?”
“Ya. Biasa, masalah perempuan.” Nata mengangguk, “sama seperti kita, ya?”
Setelah berkata demikian, Nata kembali melamun sementara Niki kembali termenung. Barangkali, mereka teringat lagi dengan kejadian sepuluh tahun yang lalu. Saat itu Niki dan Nata menyukai perempuan yang sama, namanya Thea. Namun mereka langsung sadar jika mereka tidak akan bisa berebut, sebab selama ini mereka selalu berbagi dalam semua hal.
“Castor dan Pollux saling menyayangi satu sama lain. Saat takdir memutuskan salah satu dari mereka harus mati dan hanya satu yang abadi, mereka memutuskan untuk saling membagi keabadian itu,” kata Nata pada Niki sepuluh tahun yang lalu itu, “kita memang tidak bisa berbagi dalam hal perempuan, tapi kalau aku tidak dapat, ya, kau juga tidak dapat. Kita saling berbagi, kan?” ucap Nata sebelum menusukkan sebilah pisau ke dada kirinya.
Ralat, maksudnya dada mereka.
Niki dan Nata.
------
Flashfiction asli bisa dibaca di sini.
Selamat ya, data diri ditunggu via japri ke Miss Monday ;)
Saturday, 8 August 2015
Karya Terpilih
Karya Terpilih 2 Prompt Quiz #7 - Gemini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Mereka kembar siam
ReplyDelete