Tuesday, 7 July 2015

Pengenalan Singkat Mengenai Genre Fantasi

Oleh: Nadia Pratiwi



1. Pengertian Fantasi

Secara harfiah, fiksi fantasi adalah genre kepenulisan yang mana garis besar ceritanya tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Terkadang cerita fantasi ditandai dengan sihir, dunia ajaib, dan makhluk selain manusia, namun dewasa ini perkembangan cerita fantasi semakin meluas dan tidak melulu soal sihir*.

Karakteristik cerita fantasi yang paling esensial adalah konsep worldbuilding—rombakan dunia, yang berlatar dalam kurun waktu atau dunia berbeda, baik di Bumi atau dimensi selain Bumi—sebut saja Middle Earth-nya JRR Tolkien yang meski berlatar di bumi tetapi secara fisik tidak sama dengan kondisi muka bumi sesungguhnya. Penghuni dunia fantasi pun beragam, mulai dari manusia serigala sixpack, vampir blink-blink, naga, kaum kerdil, peri, dan sebagainya (ini akan dijelaskan lebih lanjut di bawah).

Sebelum mengulik konsep fantasi lebih lanjut, mari kita memulai pembahasan dari asal mula cerita fantasi dibuat.

2. Sejarah Cerita Fantasi

Cerita fantasi sudah dikenal sejak dua abad yang lalu. Pendahulunya memiliki sejarah panjang dan samar-samar, karena tersebar dari mulut ke mulut. Meski begitu, unsur supernatural dan fantastis tetaplah elemen utama cerita ini.

Bermula dari kisah 1001 malam, kisah-kisah mitos yng dirangkum oleh Grimm bersaudara, hingga vampir blink-bllink yang terkenal, cerita fantasi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Dalam konteks dunia penerbitan buku, sejarah cerita fantasi dapat terbagi dalam tiga bagian, berdasar waktu.

- Era Pedang dan Sihir antara tahun 50-70 an

Era ini dimulai dari edisi cetak ulang Conan the Wanderer oleh penerbit Gnome Press. Cerita yang berjaya pada era itu kebanyakan terpusat pada pahlawan individual atau penjahat di dunia paralel atau latar fantasi. Conan menjadi panutan bagi novel-novel yang terbit setelahnya. Mayoritas pembaca novel fantasi pada masa ini didominasi oleh laki-laki, yang menggemari cerita kepahlawanan.

- Era Fantasi Epik, pada akhir tahun 70-90 an

Dimulai dari terbitnya novel Sword of Shannara, diikuti dengan karya Tolkien yang melejit, cerita fantasi pada era ini bernuansa Tolkienisme, plot berkisar tentang sekelompok orang melakukan perjalanan untuk menyelamatkan dunia. Pada saat yang nyaris bersamaan, standar plot ini diperkuat dengan gelombang awal permainan digital role-play. Pentingnya rombakan dunia, penciptaan senyata mungkin, dunia fantasi yang asing menjadi unsur utama cerita ini. Sementara itu, perempuan dan anak gadis mulai tertarik membaca cerita fantasi. Seiring bertambahnya minat pembaca perempuan, tokoh-tokoh utama perempuan mulai hadir.

-Era Crossover (kawin silang), dari akhir 90 hingga sekarang

Dibuka oleh Harry Potter dan serial televisi Amerika, Buffy the Vampire Slayer, trend kepenulisan kembali terfokus pada tokoh utama perseorangan di dunia fantasi dengan berbagai petualangan-petualangan dan penggabungan beberapa konsep lain. Kebanyakan tokohnya masih perempuan, namun tren tokoh anak-anak mulai populer. Rombakan dunia fantasi pun lebih disederhanakan menjadi 'versi fantasi' dari dunia kita sekarang. Hal ini menandai berakhirnya dominasi tren dunia Tolkienisme. Rombakan mitologi juga kembali populer, tentunya dengan gaya lebih modern.
Belakangan ini bursa buku dipenuhi novel fantasi YA (young adult atau remaja), anak-anak dan sedikit peninggalan novel fantasi era 80-an yang masih berjaya. Tema yang banyak disorot adalah postmodern dan hasil kawin silang roman dengan fantasi.

3. Memahami Konsep Cerita Fantasi

3.1 Worldbuilding

Worldbuilding terdiri dari bentuk dunia—apakah bulat seperti bumi atau di planet lain, latar cerita, peta, kondisi geografi, flora fauna, astronomi, ras apa saja yang di dalamnya termasuk di dalam worldbuilding. Jika teman-teman berminat mempelajari lebih lanjut, akan saya bahas nanti di forum selanjutnya.

3.2 Budaya dan Bahasa

  • Sejarah
Pepatah mengatakan, sejarah adalah pembentuk bangsa, oleh karena itu jangan melupakan sejarah. Sejarah selalu muncul di cerita fantasi sebagai penjelas latar, mengapa tercipta gurun besar, mengapa terjadi perang antarbangsa, mengapa para kaum perintis mengasingkan diri. Sejarah bisa dimanfaatkan untuk menjelaskan rombakan dunia yang telah dibuat.

  • Sosial, Politik, Ekonomi
Untuk memperkuat konsep fantasi, unsur sosial, politik dan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari dunia yang kita buat. Meskipun imajinatif, kita perlu menjaga keseimbangan unsur pembentuknya, dan bahkan bisa menjadi faktor penyumbang konflik, jika kita mengolahnya dengan tepat.

  • Pengenalan Conlang Sederhana
Conlang adalah nama keren dari constructive language, atau bahasa bentukan. Pada beberapa novel fantasi era Tolkien banyak sekali kita menemukan bahasa bentukan seperti bahasa Klingon di Star Wars, atau bahasa Elf di Middle Earth.

4. Elemen Fantasi

Sihir
Sihir adalah indikator utama cerita fantasi. Namun, di novel-novel postmodern atau post-apocalypse, seperti Hunger Games atau Selection, unsur sihir tidak melulu harus ada di dalam cerita. Rombakan dunia saja sudah cukup dikategorikan dalam fantasi.

Ramuan
Ramuan lebih terfokus pada zat atau benda yang dimakan/dimasukkan dalam tubuh untuk keperluan tertentu. Seperti ramuan keabadian alkimia atau rempah-rempah tertentu yang bisa memberi kekuatan super.

Kekuatan Super
Kekuatan super tidak harus berupa tenaga, bisa juga senjata rahasia, tongkat sihir, jurus khusus, jubah gaib, dan bahkan batu akik. Semuanya tergantung konteks dalam cerita. Sepanjang rasionalitas cerita fantasi masih bisa diterima, sejauh itu kita bebas bereksplorasi di dalamnya.


* esai ini sudah pernah saya tulis sebelumnya di blog MFF. Sila gunakan kolom pencarian untuk membacanya.


Sumber :
http://bookcountry.com/ReadAndReview/Books/GenreMap/Fantasy.aspx
http://www.phantasmacore.com/2009/08/a-brief-history-of-the-fantasy-genre/

No comments:

Post a Comment

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *