Sila bermain dengan kata "MELATI" dengan topik BENCI
Inspirasi puisi oleh @penagenic ~ Senja yang Lupa Kutulis
Edmalia Rohmani
Mengapa senyummu tak jua pergi
Entah kapan mampu terganti
Lelah kujalani semua ini
Antara rindu dan benci
Terdera ku ditikam sepi
Ingin kukubur bayangmu di kelam sunyi
Dian Farida Ismyama
Menatap kunang-kunang di matamu
Enyahkan ragu yang menyusup
Lambat alunan nada asmara kita
Akankah indah pada masanya?
Tuhan, ini mauku
Iringi langkah berdua denganmu
Lukman Hambali
Menyapa fajar kala hati luka
Embun bersama kabut menambah duka
Lelaki yang termenung di bawah pohon tua
Aksara ditulis pada selembar daun jatuh berwarna jingga
Tersendat, bergetar tangan menulis nama
"Ini nama yang ku benci, ini nama yang ku caci, Melati!"
Rifki Jampang
Masam rupa tampak di pelupuk mata
Enggan melukis lengkung manis
Lalu berpaling muka bila berjumpa
Akankah benci berujung tepi
Tergerus masa penyembuh luka
Ibarat aksara di atas pasir yang lenyap tersapu air
Linda Ayu Agustiningtyas
Malam yang merah pada suatu masa
Espresso yang tak lagi hangat menjadi saksi
Lemahnya kandungan testosteron yang memicu suatu tragedi
Anjing diseberang kedai kopi mengigiti tulang rusukku
Tiada lagi bagian dari diriku dalam dirimu
Inilah aku yang telah hanyut di sungai
Mengapa senyummu tak jua pergi
Entah kapan mampu terganti
Lelah kujalani semua ini
Antara rindu dan benci
Terdera ku ditikam sepi
Ingin kukubur bayangmu di kelam sunyi
Dian Farida Ismyama
Menatap kunang-kunang di matamu
Enyahkan ragu yang menyusup
Lambat alunan nada asmara kita
Akankah indah pada masanya?
Tuhan, ini mauku
Iringi langkah berdua denganmu
Lukman Hambali
Menyapa fajar kala hati luka
Embun bersama kabut menambah duka
Lelaki yang termenung di bawah pohon tua
Aksara ditulis pada selembar daun jatuh berwarna jingga
Tersendat, bergetar tangan menulis nama
"Ini nama yang ku benci, ini nama yang ku caci, Melati!"
Rifki Jampang
Masam rupa tampak di pelupuk mata
Enggan melukis lengkung manis
Lalu berpaling muka bila berjumpa
Akankah benci berujung tepi
Tergerus masa penyembuh luka
Ibarat aksara di atas pasir yang lenyap tersapu air
Linda Ayu Agustiningtyas
Malam yang merah pada suatu masa
Espresso yang tak lagi hangat menjadi saksi
Lemahnya kandungan testosteron yang memicu suatu tragedi
Anjing diseberang kedai kopi mengigiti tulang rusukku
Tiada lagi bagian dari diriku dalam dirimu
Inilah aku yang telah hanyut di sungai
Selamat untuk puisi terpilih, semangat dan tetap terus menulis puisi. :)
No comments:
Post a Comment