Saturday, 2 May 2015

#FFRabu - SURAT




Sumber


Ini dia link flashfiction MFF-ers pada #FFRabu - SURAT hari Rabu tanggal 29 April 2015.
Mau baca-baca? Yuuuuk ~
  1. Riyan Raditya - Invitation
  2. Edmalia - Surat-Surat Kepada Tuhan
  3. Em Fatoni - Ibumu Akan Mati
  4. Awah Soni - Sebuah Surat
  5. Hedia Rizki - Untuk Anakku
  6. Glory Grant - Surat Cinta
  7. Yanuar Christy - Ternyata
  8. Rifki Jampang - Wasiat
  9. Jiah Al Jafara - Surat Cinta
  10. Carolina Ratri - Ujung Penantian
  11. Dinda Faiza - Amplop Merah Jambu
  12. Neneng Lestari - Makan Malam
Sedikit catatan untuk #FFRabu minggu ini, beberapa cerita berusaha menyajikan ending terbuka. Tapi 'area' pembaca untuk menebak masih terlalu luas. Jadi alih-alih berending terbuka, malah menjadi cerita yang 'setengah selesai'. Ending terbuka memang menyisakan teka-teki di akhir cerita, tapi somehow pembaca sudah diarahkan ke satu titik tertentu, dan bukannya membiarkan pembaca berkeliaran dan berkelana tak tentu arah karena langsung ditinggalkan dalam ruang imajinasi. Ending terbuka tidak sama dengan tanpa ending. If you know what I mean.

Dan, inilah karya terpilih minggu ini.
Dalam cerita ini,  tak seperti cerita-cerita yang ditulis sebelumnya, penulis memberikan clue yang cukup jelas, sehingga meski endingnya terbuka, kita sebagai pembaca tetap diarahkan ke titik tertentu. Inilah yang menyisakan misteri. Adalah bagus membiarkan pembaca untuk menebak dan dibiarkan berpikir, tapi clue tetap harus jelas.

---
Ibumu Akan Mati
Oleh: Em Fatoni

Aku buru-buru masuk kelas setelah jam istirahat berakhir. Kutemukan sebuah surat tergeletak di laci meja. Pikiranku membayangkan skenario seorang cewek yang naksir aku takut-takut ketika meletakkan surat itu. Setelah kubuka, mataku melotot.

IBUMU AKAN MATI

Aku hampir melampiaskan amarahku ke seorang anak namun guruku keburu masuk.

“Bu Guru, seseorang bercanda keterlaluan,” seruku seketika. Kubentangkan surat itu ke arahnya.

Guruku bergeming. Matanya membelalak. Tangannya buru-buru menutupi mulutnya. Dia menghampiriku, memelukku.

“Maafkan Ibu. Tapi, baru saja datang kabar bahwa rumahmu dirampok dan ibumu terbunuh,” bisiknya lirih. “Siapa yang menulis itu?”

Mataku tertuju ke satu orang. Seorang anak indigo yang kemarin kubuat babak-belur.



Selamat dan keep writing!

2 comments:

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *