Friday, 1 May 2015

Bahas Karya - Priaku

Prompt #75 - Priaku
Karya Linda Ayu Agustiningtyas






Aku duduk ditepi ranjang sambil memencet remote dengan asal – asalan. Hari sabtu pukul delapan malam, tidak ada acara yang menarik.Hampir saja aku membaringkan tubuhku, namun
aku segera bangun. Aku tak ingin baju hitam bergambar Dolce dan Gabbanaku menjadi kusut.

Aku melirik jam weker yang bertengger di meja belajarku, sudah lewat lima belas, ke mana
saja priaku ini? Aku berpura – pura bertanya pada hatiku sendiri. Aku tau dia sedang menemui gadisnya. Mungkin mereka hanya jalan – jalan, nonton film terbaru, atau makan malam. Perutku mulai mengeluarkan bunyi khas kelaparan, dia tak hanya keroncongan tapi sudah death metal-an.

Apakah dia makan dengan gadisnya, dia bilang malam ini akan makan nasi kebuli bersamaku.
Bukankah dia memang sering berbohong kepadamu begitu kata hati kecilku. Dia bilang dia akan datang tepat waktu, dia bilang dia akan berhenti merokok, dia bilang dia akan meninggalkan gadisnya, dan masih banyak yang dia bilang yang lainnya. Aku memilih untuk memercayainya.

Kudengar ketukan di pintu kamar. Aku segera beranjak dan berjalan menuju pintu sambil menguncir rambut gondrongku. Ku buka pintu
dan ternyata dia.

“Hei, maaf ya agak telat, tadi habis jemput adikku les” katanya sambil berjalan masuk ke
kamar, “Kamu sudah makan kan? tadi aku makan bersama adikku di restoran dekat tempat lesnya, kita langsung berangkat yuk”.

Aku hanya mengangguk, ku lihat di lehernya ada beberapa bekas lipstik.

“Lie to me, i promise i'll believe, lie to me, but please don't leave” aku menyenandungkan lagu
dengan pelan.

“Kamu bilang apa?” tanyanya lembut.

“Tidak, mari kita berangkat”.

***

words count : 245 ( belum termasuk judul )
FYI : menurut beberapa sumber yang aku baca, Domenico Dolce dan Stefano Gabbana adalah
pasangan homoseksual.

Yang akan kita bahas
  1. Judul : Apakah judulnya menarik? Apakah judulnya membuatmu tertarik membaca FF ini?
  2. Opening Line : Apakah opening linenya menarik? Apakah openingnya membuatmu terus membaca FF ini?
  3. Konflik : Sebab Konflik : Apa alasan terjadi konflik? Apakah digambarkan dengan baikAkibat Konflik : Apakah akibat konflik? Twist ending : Apakah endingnya sudah kau prediksi sebelumya?
  4. Karakter : Apakah karkaternya menarik?
  5. Setting : Bagaimana Settingnya?
  6. Apa yang baik dari FF ini? Apa yang kurang?
  7. Masukan atau saran

Komentar-komentar

1. Isti'adzah Rohyati
Ng....
  1. Judul: nggak menarik.
  2. Opening Line: biasa aja, ada EYD yang nggak sesuai tapi justru itu yang bikin aku tertarik baca sampai habis sambil nyari-nyari kesalahan EYD lain.
  3. Konflik: konflik standar, gejolak sephia. Nggak ada yang beda dengan cerita-cerita wanita sephia lain. Akibat? Ada, nggak? Apakah endingnya sudah kau prediksi sebelumya?: IYA.
  4. Karakter: enggak.
  5. Setting: cobak setting-nya yg anti mainstream gitu. Di atap rumah, kek.
  6. Masukan: ini cerita (maaf) standar, nggak ada yang menonjol. Lagipula, mana ada sih les di malam minggu? Siapa pula yang mau les di waktu itu? Siapa pula yang mau ngajar? Satu lagi, ceritanya nggak sesuai dengan tema lagunya. Maap yah nggak sengaja ini ngritiknya.


2. Carolina Ratri
  1. Judulnya bisa dibikin lebih provokatif.
  2. Opening. Di tepi BUKAN ditepi. Ini ada sedikit penjelasan mengenai "di" sebagai kata depan dan sebagai awalan >> http://mondayflashfiction.blogspot.com/2014/09/bagaimana-membedakan-di-dan-ke-sebagai.html. Dan karena sudah ada yang salah, rasanya juga jadi turun mood untuk membaca lebih lanjut. Itulah pentingnya opening. Nggak boleh salah, dan harus bikin kaget duluan.
  3. Konflik. Aku nggak akan menyoroti konflik. Konfliknya sih oke, meski banal. Tapi, caranya menampilkan konflik terlalu boros kata-katanya. Terlalu banyak kata dobel-dobel yang nggak perlu. Twist, belum kentara puntirannya di mana. Mungkin terletak di rambut gondrong itu, yang berarti pria sedang menunggu pria. Tapi yah gitu. Terlalu landai.
  4. Karakter. Sudah oke, tapi coba lebih gali lagi. Jangan bias ke hal-hal lain, kayak death metal-an itu buat apa diceritakan?
  5. Setting: di kamar. Yah, bolehlah. Setting mah di mana aja, nggak masalah.
  6. Masukan: belajar lagi memecah kalimat. Coba lihat di paragraf tiga. No emosi, padahal itu sangat potensial memainkan emosi SEANDAINYA dipecah menjadi beberapa kalimat. It's ok memulai menulis dari cerita yang simpel begini mah Aku dulu juga mulai menulis FF dari twist-twist begini. Banyakin baca yah, biar bisa lebih kreatif menciptakan twist. Oh ya. Belajar lagi cara penulisan dialog yah. Ada di sini >> http://menuliskalimat.com/2012/10/kalimat-langsung.html
- Isti'adzah Rohyati
Waktu itu ada yang inbox aku, siapa ya yang nanyain tentang kalimat langsung begini. Aku
jawab sekali, terus dia nanya lagi. Gak aku jawab2, karena kupikir ada semua di blog MFF,
ngapain aku jawab, hahha.

 +Carolina Ratri
Sebenernya sihhhh, teknik-teknik dasar begini bisa dipelajari dengan hanya mengamati buku-buku yang sudah beredar loh. Nggak perlu gugling atau nanya sebenernya

- Isti'adzah Rohyati
Asal mau baca. Itu sih intinya. *salim ah*

+Carolina Ratri
Semangat belajar semuaaaaa!!

3. Ardi Rahardian
Boleh komen nggak? Komen aja ah demi kemajuan bangsa.
  1. Judul : Terlalu simple sih.
  2. Opening : Kalau aku pribadi lebih suka dikejut pakai dialog.
  3. Konflik : Kurang greget. Berikan dialog juga biar mata nggak keriting. Kecuali kalau memang deskripsinya bagus, its okay. Masih kaku dalam memaparkan ide, santai aja bikin seolah-olah kamu yang jadi tokohnya biar penjiwaannya dapet.
  4. Karakter : Nggak masalah.
  5. Setting : Nggak masalah
  6. Masukan dan Saran : Perkaya diksi biar nggak kaku. Twist juga kalo bisa out of the topic, eh out of the box. Semangat, Kak Linda.
4. ChocoVanilla PipitDewi
  1. "Lelakiku" kayaknya lebih nyastra yahahahaa
  2. Opening: biasa, karena ini FF maka kuteruskan baca, kalo cerpen blm tentu hihihi...
  3. Konflik: kurang greget. Ini.emg jenis cowok pasrah ya? Twist enaknya ditaruh di ending supaya pembaca bisa teriak "APA? JADI ... JADI ...?" Ah, abaikan Bu, saya emang lebay.
  4. Karakter: kurang kuat. Setauku cecintaan sejenis biasanya menonjolkan karakter yang cemburuan, agresif (eh, maap bila salah)
  5. Setting: oke oke saja
  6. Masih ada kesalahan EYD dan tanda baca di sana sini. Sebetulnya sih sudah oke, hanya enaknya kalo rambut gondrongnya ditaruh di ending. Kukira tadinya hanya cewek kesekian dari seekor playboy. Ternyata cowok! Nah, mesti banyak belajar tentang puntiran (aku juga lagi belajaaar).
Yuuk, sama2 belajar di MFF ^^

5. Ajen Angelina
Judulnya kurang eye catching. Pas aku baca semua cerita ini terbersit saja ide untuk membuat judul I like the way you atau lie to me atau emmm banyaklah.
Openingnya biasaa coba mulai opening dengan konflik
Sebab : Dua orang ini adalah selingkuhan
Akibat : Si laki-laki yg satu punya pacar dan membuat yang satunya cemburu. Plot twist dua-duanya laki-laki emm mesti gak jelas jugaa sih clue kalau kedua-duanya laki-laki.
Karakter biasa aja.
Setting emm biasa aja.
Yang sudah baik: Diksi yang dipilih sudah cukup oke. Penulis bagus dalam menyusun cerita ada
awal tengah dan akhir.
Yang belum baik : EYD banyak yang belepotan.
Jiwa dalam ff kurang banget jd pembaca bacanya flat.
Saran: Baca banyak bacaan. Semakin kita banyak baca semakin kita tahu bagaimana menulis yang baik. Pelajari EYD dan teruslah menulis! Aku remake yah..

Lie to Me!

Wangi bvlgari tercium samar-samar bercampur dengan wangi channel, ketika dia masuk.

"Hai kau sudah menunggu lama?" Dia meraih kedua pipiku dengan tangannya dan mendaratkan ciuman di dahiku.

Aku melepaskan tangannya dan segera menutup pintu apartemenku.
"Kalau orang liat bagaimana?"

Dia tertawa.
"Kau ini. Tenang saja hampir semua orang di apartemen ini tahu aku pacaran sama Titiana."

"Kamu habis ketemu sama dia?" Suaranya meninggi. Kutatap dia lalu berjalan cepat ke ruang tengah.

"Aku habis ngantar adikku les,
Sayang. Kau tau aku tak mungkin bertemu dengannya lalu bertemu denganku. Habis tenagaku melayani kalian berdua."

Aku menatap laki-lakiku. Bau parfum itu jelas milik Titiana.
Aku menemaninya belanja minggu lalu.

"Ayolah Babe! Aku lapar. Maaf aku sudah membuatmu lama menunggu. Kau pasti lapar juga kan?" Dia tersenyum dengan senyuman yg membuat lututku lemas.

Seketika kekesalanku menungunya dan parfum itu sirna.

"Benar kok aku tadi ngantarin Lidya adikku les," ujarnya lembut lalu meraihku dalam pelukannya.
Sebuah tanda merah, bekas cupang di lehernya menyeruak.

Aku menutup mata dan mencoba tak peduli. Terngiang-ngiang perkataan Titiana, kekasihnya. Sahabatku.

"Jo aku tuh suka banget menggigit leher Andika. Banci kaya kamu gimana sih kalau ciuman? Aku masih agak gimana gitu membayangkan sesama laki-laki ciuman."

"Lie to me I promise you I'll believe but please dont leave me!"


6. Anindita Hendra Puspitasari
Hai Lindaaa. Selamat wisuda ya. Hadapilah dunia yang sebenarnya setelah ini hahaha.
# MalahOOT
Oke aku coba kasih komentar ya. Walaupun versi kompletnya udah sama Ajen hehe.
  1. Judul: kurang bikin penasaran.
  2. Opening line: di awal sudah ada kesalahan EYD dan agak boros kata-kata. Tapi tetap pengin lanjut baca kok.
  3. Konflik: terlalu datar.Twist: si 'aku' terlalu lempeng menghadapi pacarnya yang ketahuan ada bekas lipstik di leher. Kurang sangar! Aku juga bacanya jadi "udah? gini aja nih?" Hehehe.
  4. Karakter: awalnya kupikir 'aku' ini cewek. Karena terlalu menye-menye maaf. Btw, clue bahwa 'aku' adalah cowok hanya gondrong?
  5. Setting: oke

7. Jawaban Linda
Makasih Ajen Angelina yang sudah memilih ceritaku untuk dibahas, mungkin Ajen memilihnya karena cerita ini yang paling bikin dia sakit mata *langsung kasih tetes mata ke Ajen*. Oia remakenya bagus banget, saya suka saya suka *nada bicaranya kayak meimei*
Oia sebenarnya ide cerita yang akan aku buat adalah orang yang menunggu lelakinya di kamar
– mengingat bahwa lelakinya punya pacar selain dia – lelakinya selalu berbohong tapi dia
tetap ingin tinggal – ternyata orang yang menunggu itu berjenis kelamin yang sama –
kemudian mereka berciuman dan lelaki yang ditunggu akan berkata “Aku suka saat kumis kita bersentuhan” tapi aku bingung nulisnya gimana. Oia tentang di awal aku mengatakan
“memakai kaos bergambar Dolce dan Gabbana” itu sebenarnya ingin aku jadikan petunjuk juga
bahwa si aku ini gay. Tapi clue itu terlalu umum dan nggak kebaca sama sekali ya.
Makasih mbak @carolina link – linknya pasti aku buka.
Makasih mbak dit *peluk*
Terima kasih semua yang sdh komentar. Aku harus banyak belajar *ngiket kain di kepala*.


Sampai Jumpa di Bahas Karya Selasa depan ;-)

No comments:

Post a Comment

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *