Dirangkum oleh: Indah Lestari
Setelah beberapa babak seleksi dengan tingkat kesulitan yang semakin besar, kali ini para peserta yang berjumlah 12 orang dihadapkan dengan tantangan yang lebih sulit. Persaingan seluruh calon The Flasher sangat ketat. Tercermin dari peserta yang sebelumnya tertatih-tatih, namun perlahan menunjukkan kemampuannya. Sebaliknya, peserta yang gemilang di awal, sedikit demi sedikit mulai terseok-seok.
Di babak ini kedua belas peserta ditantang untuk mengeksplorasi kekayaan Papua dalam maksimal 300 kata. Beberapa peserta konsisten mengangkat budaya Papua yang kaya, beberapa lainnya mengangkat isu-isu sosial yang sensitif dalam flashfictionnya.
Tujuannya yang ingin dicapai dalam babak ini adalah untuk mendapatkan The Flasher unggulan, sehingga Top 10 nanti akan berjalan penuh persaingan sehingga nantinya akan ada satu orang yang dinobatkan sebagai Sang Ranking 1.
Sistem penilaian pada babak ini yaitu:
Nilai akhir terdiri dari dua nilai.
1. Nilai pertama merupakan peringkat dari mentor kelas masing-masing dengan bobot 40%. Jadi, ada peringkat 1 sampai 4 di masing2 kelas.
2. Nilai kedua adalah peringkat dari lintas mentor. Dua mentor kelas lain akan menilai FF dari murid yang bukan kelasnya. Jadi, ada peringkat 1 sampai 8 dgn sistem blind scoring. Bobotnya adalah masing-masing 30%.
Dan berikut adalah hasilnya:
Ada dua orang peserta yang berhasil menduduki peringkat pertama dan sekaligus menjadikan mereka sebagai juara di timnya dengan nilai 1.9. Karya pertama dari Putri Widi Saraswati dengan FF berjudul “MIMPI-MIMPI MAMA BIRGITA” menceritakan tentang kegelisahannya pada permasalahan pendidikan internal Papua dan mentalitas anak muda di sana. FF ini mendapatkan respon yang baik dari ketiga juri.
Lalu karya kedua adalah flshfiction berjudul “ELEGI SUNYI” dari Choco Vanilla. Menurut juri Ariga Sanjaya tema 'lokalitas papua' tak mesti melulu berhubungan dengan ritual atau perburuan. Penulis meriset sebuah adat suku di Papua menjadi kisah yang menyentak hati. Sebuah pengorbanan, sebuah penebusan demi orang yang terkasih. Penulis berhasil menghadirkan ujung kisah yang menyayat hati.
Peringkat ketiga sekaligus menjadi juara di #TimCarra adalah Dian Farida Ismyama dengan flashfiction berjudul “SA PU CINTA LEBIH BESAR”. Ff yang mengedepankan magis lokal dengan nuansa kisah cinta ini mendapat pujian dari juri Carolina. Ia menyukai twist dan diksi dengan alur yang rapi. Klimaks cerita pun terbangun indah.
Cerita yang jenaka sekaligus miris. Penulis berhasil mengombinasikan cerita adat (ganti rugi) dengan modernitas (reporter). Begitu komentar juri Ariga. Bagi juri Carra ff ini memiliki opening yang membuat pembaca penasaran, klimaks pun terbangun dengan rapi. “AKIBAT GANTI RUGI” karya milik Edmalia Rohmani berhasil menjadi peringkat keempat dengan poin yang tidak jauh dari peringkat ketiga dan sekaligus merupakan runner up dari #TimCarra.
Menduduki posisi kelima sekaligus runner up dari #TimSulung adalah FF milik Andi Eksak yang berjudul “BARAPEN BALIEM”. FF ini mengangkat budaya Barapen, Andi memadukannya dengan isu modernisasi. Pujian dilontarkan oleh masing-masing juri, namun juri Riga memberi pertanyaan atas puntiran yang dilesatkan dan menohok hati itu, “Siapa si 'aku' dalam cerita ini yang sepertinya begitu berkuasa sehingga bisa 'menyusupkan' banyak anggota komplotannya?”
Selanjutnya peringkat ketujuh yang juga merupakan runner up dari #TimRiga adalah Anindita Hendra Puspita yang mengedepankan bentrok antara tradisi yang diusung oleh ayah dan modernisasi yang digambarkan melalui anak dalam FFnya. Walau tidak mendapat komentar yang pedas tetapi ff ini mendulang pertanyaan besar dari Juri Carra dan juri Sulung, “Kenapa Tifa harus diberi darah dan mengapa Pace harus memberikan darahnya?”
GOLDEN BOOK & SILVER BOOK
Sisa 6 orang peserta lainnya Anastasye Natanel Isti'adzah Rohyati Refzy Fiqa Afrida Rinrin Indrianie Komang Ayu Kumaradewi dan Ajen Angelina diberikan kesempatan untuk mendapatkan 1 GOLDEN BOOK yang akan menduduki peringkat keenam dan berhak memilih kelas yang diinginkan. SILVER BOOK akan diberikan pada 3 peserta yang akan duduk di peringkat selanjutnya.
“DUA DEKADE” milik Isti’adzah Rohyati meraih GOLDEN BOOK dan menduduki peringkat keenam. FF ini mengangkat mengangkat dunia magis tanah Papua. Meski kurang rapi mengemasnya, juri Carra dan Sulung tetap menyukainya. Isti’adzah kemudian memilih bergabung ke dalam #TimCarra.
Meski “PADA WAKTU DAN TEMPAT YANG SALAH” karya Anastasye Natanel ini mendapat komentar pedas dari para juri, namun akhirnya berhasil mendapat SILVER BOOK pertama dan menduduki peringkat kedelapan. Anastasye pun berpindah kelas dan bergabung bersama Isti’adzah dalam #TimCarra.
Dua SILVER BOOK berikutnya yang menempati peringkat kesembilan dan kesepuluh yaitu Rinrin Rindrianie dengan karya yang berjudul “KEMATIAN SANG WATUWE” dan Refzy Fiqa Afrida dengan FF berjudul “SANG PERAYU”.
Berikut adalah 10 The Flasher yang akan melaju ke babak berikutnya :
1. Putri Widi Saraswati = 1.9
2. Choco Vanilla = 1.9
3. Dian Farida Ismyama = 2.5
4. Edmalia Rohmani = 2.6
5. Andi Eksak = 3.1
6. Isti’adzah Rohayati = 3.5
7. Anindita Hendra Puspita = 4.1
8. Anastasye Natanel = 4.5
9. Rinrin Indrianie = 4.8
10. Refzy Fiqa Afrida = 4.9
Ada yang beda dalam perhelatan MFF Idol 2 ini. Berbagai kejutan mewarnai setiap babaknya. Setelah kejutan pemberian Golden Book dan Silver Book, Host memiliki kejutan lain lagi yaitu memberikan 1 buah WILD CARD untuk dua orang peserta yang gagal Ajen Angelina beserta Komang Ayu Kumara Dewi dan 3 orang peringkat kelima dari masing-masing kelas di babak Pretest : Indah Kanaya, Maya Indah dan Na Fatwaningrum.
Bagaimana caranya kelima orang pejuang tersebut mendapatkan 1 tiket WILD CARD? Lima orang pejuang tersebut harus menaklukan tantangan membuat sebuah fllashfiction dengan tema REINKARNASI dengan maksimal 300 kata tanpa bantuan mentor.
Siapakah yang akan berhasil menaklukan tantangan tersebut dan merebut perhatian para juri dan voter? Kita tunggu show babak berikutnya.
Sunday, 28 December 2014
MFF Idol
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment