Thursday, 17 July 2014

Karya Terpilih Prompt #56 : Khompatu 306


oleh Rifki Jampang

Sebelum mataku terpejam, kulihat sebuah marka jalan bertuliskan “DESA KHOMPATU 306 JIWA” dan seorang lelaki dengan panah di tangannya melangkah mendekatiku.

“Di mana aku?” Tanyaku kepada lelaki yang berdiri di dekat jendela. Wajahnya yang semula menatap ke luar jendela menoleh ke arahku.

“Desa Khompatu,” jawabnya sambil melangkah mendekatiku yang sedang berbaring. “Agoma membawamu ke rumahku ini tadi siang. Namaku Kaime. Namamu?”

“Shapick,” jawabku. “Ada apa di luar sana? Seperti ada keramaian.”

“Ada warga Khompatu yang meninggal dan sedang dilakukan upacara pemakaman. "Keseimbangan masih terjadi di sini. Ada yang datang, ada yang pergi,” jawab Kaime yang tak bisa kumengerti.

Setelah tiga bulan berada di Khompatu, luka di tubuhku sembuh. Selama menetap di desa ini aku melihat keanehan yang terjadi. Jika di suatu waktu aku mendengar berita kelahiran bayi, maka selang beberapa jam kemudian akan ada kabar seorang warga meninggal. Beberapa kali.

“Itulah yang kumaksud dengan keseimbangan,” timpal Kaime ketika aku menceritakan apa yang kulihat. “Setiap satu bayi lahir, maka akan ada satu warga yang akan meninggal. Penduduk Khompatu akan selalu berjumlah 306 jiwa.”

“Gila! Desa macam apa ini!” umpatku. “Aku harus pergi dari sini. Kamu bisa membantuku?”

“Kamu tak bisa pergi! Kamu sudah menjadi bagian dari Khompatu. Kau harus mengikuti aturan di sini.”

Aku terdiam. Tapi otakku tetap memikirkan cara untuk keluar dari Khompatu.

*****

Setelah mendengar tangis bayi yang baru lahir dari dalam rumah yang kuintai, segera aku berlari secepat mungkin menuju perbatasan Desa. Ini adalah kesempatanku untuk keluar dari Khompatu. Satu datang, satu pergi. Keseimbangan tetap terjaga seperti ucapan Kaime.
Akhirnya aku tiba di perbatasan desa. Kutemukan bangkai mobilku masih berada di tempat yang sama seperti saat aku mengalami kecelakaan.

Ketika aku bermaksud melanjutkan pelarian, tiba-tiba sosok Agoma muncul di hadapanku dan langsung melepaskan anak panah yang langsung menusuk dadaku. Aku terjatuh. Pandangan mataku yang mulai kabur tertuju pada marka jalan bertuliskan “DESA KHOMPATU 306 JIWA”.



cerita asli di SINI



No comments:

Post a Comment