Kuperhatikan gadis kecilku yang sedang
sibuk menata piring dan gelas kecil mainannya di depanku. Piring dan
gelas itu diisinya dengan sobekan kertas lipat warna-warni.
“Ma, nasi goreng dan es jeruknya sudah jadi. Ini untuk Mama.”
“Wah, enak sekali rasanya.”
“Mama mau lagi? Nay buatin lagi, ya?”
Aku tertawa. Nay memang senang main masak-masakan, persis sepertiku saat masih kecil dulu.
“Nay, Mama mau tanya. Nay senang nggak punya Mama seperti ini?”
“Senang.”
“Meskipun badan Mama kurus begini?”
“Iya.”
“Meskipun Mama nggak cantik lagi?”
Nay mengangguk. Diletakkannya mainannya, lalu duduk disampingku. Tangan mungil Nay memeluk erat leherku.
“Nay tetap sayang Mama. Meskipun Nay nakal, Mama juga pasti tetap sayang Nay, kan?”
“Iya, Nay. Mama sayang kamu sampai kapanpun.”
Kupeluk erat tubuh mungil Nay. Berada di sampingnya selalu mendatangkan bahagia.
***
Kupandang pantulan wajah di cermin itu.
Tubuh yang terlalu kurus dengan tulang-tulang yang menonjol. Tak ada
lagi alis yang melengkung indah. Tak ada rambut yang menghiasi kepala.
Saat pertama kali memandang sosok itu, aku begitu ngeri dan ingin
berlari menjauh. Sosok itu benar-benar asing buatku. Tapi sekarang
tidak.
“Sayang, kenapa melamun?”
Ah, entah sudah berapa lama aku melamun, sampai tak mendengar kehadiran suamiku.
“Semuanya akan normal lagi, Diah. Nggak usah sedih.”
Aku tersenyum. Kupandang sepasang mata yang selalu membuatku merasa damai itu.
“Semuanya memang menyakitkan, Mas. Tapi aku tak akan pernah sempat bersedih, karena selalu ada Nay dan Mas Dodi disampingku.”
Suamiku memeluk erat tubuhku dan mencium
keningku dengan lembut. Mataku terpejam, mengusir haru yang selalu saja
muncul saat merasakan cinta suamiku yang begitu dalam.
Biarlah kemoterapi untuk mengobati
penyakit kankerku itu menghilangkan kecantikan ragaku, tapi aku tak akan
pernah kehilangan harapan hidupku. Tak akan pernah.
***
Cerita asli dapat dibaca di sini.
Apa yang membuatnya istimewa? Selain kerapian tata tulisnya yang sempurna, Mak Lianny sudah memberikan arti baru tentang kehilangan, yang bisa saja memberikan luka, tapi tak jarang ciptakan bahagia, yaitu harapan :D
Selamat!
No comments:
Post a Comment