Chicklit - Genre Fiksi untuk Perempuan

Jadi beberapa hari yang lalu, saya sempat terkekeh geli manakala mendapati bahwa ada naskah yang mampir ke meja editor yang ada di samping meja saya. Pengirimnya entahlah perempuan atau laki-laki, saya lupa tanya. Tapi yang lucu adalah ia menulis bahwa genre ceritanya adalah chicklit, dan ketika dibaca ternyata tokoh utamanya cowok. Errr...

Maaf, saya tidak bermaksud menertawakan *tapi sungguh, tawa itu spontan terlepas karena ini memang lucu* si pengirim naskah. Mungkin ia benar-benar tidak tahu, apa itu chicklit.

Jadi, saya mau sharing sedikit, genre chicklit itu yang seperti apa. Nanti semoga kapan-kapan bisa kita lanjutkan dengan genre lain seperti metropop, romance, teenlit, horor, thriller, misteri dan lain sebagainya. Tentu saja, merupakan hasil pengumpulan dari beberapa artikel yang sudah tersebar ya, karena ah, saya mah juga cuma belajar dari orang. :D

Jadi...

Apa itu chicklit?

Dalam salah satu artikel di GoodReads, chicklit dijelaskan sebagai berikut.

Chick lit is genre fiction which addresses issues of modern womanhood, often humorously and lightheartedly. Although it sometimes includes romantic elements, chick lit is generally not considered a direct subcategory of the romance novel genre, because the heroine's relationship with her family or friends is often just as important as her romantic relationships.

Chicklit atau chick literature merupakan salah satu genre novel fiksi populer yang ditujukan untuk para perempuan modern yang cerdas, ceria, mandiri dan menikmati hidup.

Chicklit bertutur tentang kehidupan perempuan kalangan perkotaan dengan kisaran umur antara 20 hingga 30-an tahun, lajang dan biasanya berkisah seputar karier, kehidupan cinta, serta berbagai problematika yang sering dihadapi oleh perempuan modern.

Gaya bahasanya ngepop, lincah, mudah dicerna, dan penuh dengan humor-humor konyol sekaligus cerdas, yang membuat pembaca tersenyum geli. Istilah-istilah yang digunakan banyak menggunakan kosakata modern yang sedang ngetrend dan tak asing di kalangan perempuan modern.

Jadi apa bedanya dengan roman pada umumnya?

Menurut sumber yang berkompeten, cerita pada novel chicklit akan lebih fokus pada sosok si tokoh perempuannya. Misalnya, saat ia mengejar mimpi, menemukan jati diri, bahkan hingga sedang mencari cinta. Dalam mencari cinta, cerita juga akan berputar pada perjuangan batin si tokoh perempuan, bagaimana sosok ini berusaha untuk menemukan cintanya. Jadi bukan hanya pada cicintaannya saja. 

Beberapa contoh chicklit luar negeri misalnya...

 

Sedangkan chicklit Indonesia, sebut saja...

Tiga Venus oleh Clara Ng

Cintapuccino oleh Icha Rahmanti

Jika kemudian ada muncul suara-suara yang memandang sebelah mata pada genre ini, tidak lain karena kebanyakan chicklit menawarkan yang manis-manis di mana dipandang sangat berbeda dengan kondisional Indonesia. (lihat di sini) Tapi pada kenyataannya, banyak kok pembaca buku novel Indonesia yang lebih suka disuguhi yang manis-manis. Alasannya?

"Lah, hidup aja udah syuram, masa bacaannya juga sedih-sedih. Hadeh, nangis lagih. Oh..."

Hahahaha... Itu adalah bener adanya. Saya sendiri mendengarnya dari seorang teman dekat, penggemar chicklit.

Itu tadi sedikit tentang chicklit. Jadi jangan akukan naskahmu yang punya tokoh cowok sebagai chicklit ya :)))

Sampai ketemu lagi di genre lainnya :D