Thursday, 10 April 2014

Karya Terpilih Prompt #45: Aku (Tak) Ingin Bersama Selamanya

Oleh: Aul Cooper


“Kamu sudah siap, Cinta?” ucap seorang wanita tua yang berdiri di sampingku.
Aku bergeming. Kurasakan cairan hangat menetes dari sudut mataku. Tak pernah terbesit sedikit pun sebuah keputusan yang sangat berat akan kulakukan saat ini. Semua kesalahan akan menjadi tanggunganku.
“Tidak dipikir-pikir dulu? Mungkin saat ini kamu sedang tidak stabil?” lanjutnya.
Mungkin perkataan wanita tua ini benar. Pikiranku memang kacau. Ini semua gara-gara kamu. Kamu yang masih betah bermain-main di ingatanku.
“Baiklah kita mulai saja, ya?”
Aku memejamkan mata. Mengenang kembali bagaimana waktu kita pertama kali bertemu. Pada waktu itu aku membawa tumpukan buku hingga menutupi wajahku, kemudian tak sengaja kau  menabrakku. Buku-buku itu berhamburan dan mata kita saling beradu pandang.
Terkadang aneh juga, tatapan yang hanya beberapa detik itu mampu membuat tunas cinta itu tumbuh, serupa tubuh yang mengakar, meskipun tanpa kata, hembusan nafas kita mampu menggantikannya.
Dan pada suatu malam yang dingin dan hujan, angin, debur dan emosi bersatu dalam jubah berpautan. Tangan kita terikat, lidah kita menyatu, bibir kita berpagutan. Kita tetap menari, merasakan kehangatan meski petir mengundang ngeri. Menari kembali, cuma kita yang tahu.
“Kamu tidak apa-apa, kan?”
Pandanganku menyapu ruangan sempit tempatku terbaring. Aku sudah pasrah. Apapun yang akan terjadi. Aku tak ingin mengingat malam itu lagi. Malam saat kau hisap maduku dan pergi meninggalkanku begitu saja serupa barang yang sudah membuatmu bosan.
“Lakukan saja. Aku siap,” jawabku lirih.
Dan kini, tunas yang telah kau tanam dan mengakar di rahimku harus kubunuh.
*****

Tulisan asli bisa dilihat di sini.

4 comments:

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *