Wednesday, 11 December 2013

Monday Flashfiction : Triangle Stage

Tinggal selangkah menuju Grand Final memperebutkan gelar bergengsi “The Author” dan tiga peserta tersisa berjuang habis-habisan mengeluarkan segala kemampuan. Minggu ini The Writer diberi tantangan bertajuk Triangle Stage – The Final. Seperti apa tantangan yang mesti dihadapi The Writers?

Minggu lalu Jiah Al Jafara akhirnya benar-benar kehabisan keberuntungannya dan mesti mengubur impian menjadi The Author. Tersisa Sulung Lahitani Mardinata, Rieya MissRochma dan Nina Nur Afifah di kursi peserta. Seperti apa perjuangan mereka?

Tema.

Minggu ini peserta harus menghadapi dua buah tantangan. Yang pertama bertajuk “Let’s Party With The Judges” dimana dalam tantangan ini setiap peserta memilih salah satu dari tiga juri tetap sebagai tandem dalam menulis cerita. Ketiganya diberi pilihan tema yaitu PERNIKAHAN, namun lebih disempitkan lagi menjadi Pernikahan Lintas Agama, Suku dan Budaya. Pada tantangan kedua, tiga peserta saling berkolaborasi menghasilkan tiga cerita yang memiliki satu benang cerita. Sebagai panduan, tema yang dipilihkan adalah GOD - ANGEL - DEMON. Diharapkan agar cerita yang dihasilkan memiliki keterkaitan satu sama lain, tapi tetap berdiri utuh sebagai sebuah kisah.

Berhasilkah mereka merangkai cerita yang menarik?

Penilaian Juri.

Kali ini tiga orang juri tetap yaitu Carolina Ratri, Latree Manohara dan Isti'adzah Rohyati absen sebentar dari meja penjurian. Lalu siapa yang akan memberi nilai? Minggu ini ada kejutan menarik di gelaran MFF Idol. Meja juri dipenuhi oleh 10 juri baru. Ya, 10 juri baru yang bertugas memberi penilaian atas hasil karya peserta. Siapa saja mereka? Ada Ariga Sanjaya, Ahmad Abdul Mu’izz, Ajen Angelina, Dian Farida Ismyama,  Evi Sri Rezeki, Kaka Akin, Lianny Hendrawati , Mazmo Lombok, Na Fatwaningrum Adianto, Ranny Afandi ditambah dengan komentar sporadis dari pembawa acara Harry Irfan. Secara umum kesepuluh juri (plus pembawa acara) menganggap hasil karya peserta minggu ini cukup baik, meski pada satu atau dua poin penilaian masih terdapat kelemahan.

Seperti apa pendapat para juri?

Untuk segmen tantangan bertajuk “Let’s Party With The Judges”, Rieya MissRochma memilih berkolaborasi dengan Latree Manohara mengusung kisah bertajuk “Mala di Senjang Budaya”. Berikut komentar para juri.

-          Ariga Sanjaya: Untuk idenya original.
-          Evi Sri Rezeki: Rasanya sulit mencari korelasi antara judul dan isi.
-          Dian Farida Ismyama : Ide yang cukup menjanjikan
-          Lianny Hendrawati: Twistnya biasa.
-           Na Fatwaningrum Adianto : Twist ada, tapi kurang tersebar clue, terlalu ujug-ujug.
-          Ranny Afandi : Twistnya oke tapi judulnya maksa banget.
-          Ahmad Abdul Mu'izz : Masih banyak tanda baca yang kurang tepat.
-          Ajen Angelina : Terlalu banyak konflik dalam satu cerita, penokohan kurang kuat.
-           Kaka Akin : Masih ada yang tersendat logika.
-          Mazmo Lombok : Ending yang ujug-ujug itu membuat duet terlihat kurang padu.

Komentar juri demikian beragam, begitupun skor yang diberikan. Untuk cerita ini Rieya MissRochma dan teman duetnya Latree Manohara memeroleh total 71,09 poin.

Peserta kedua Sulung Lahitani Mardinata memilih Carolina Ratri dalam menggubah sebuah kisah berjudul Selapan Yaum. Bagaimana hasilnya? Berikut komentar para juri.

 -         Harry Irfan : Hati-hati memilih judul bahasa daerah, kemungkinannya ada dua, membuat tertarik untuk membaca atau sebaliknya. Dan, ini sayangnya saya tak tertarik karena tidak ada appetizer sama sekali.
-          Lianny Hendrawati : Saya suka gaya bercerita FF ini tapi kurang nyaman bacanya karena banyak bahasa daerah jadi bacanya harus bolak balik atas bawah, ide bagus.
-          Dian Farida Ismyama : Bagus, ide dan eksekusi keren meski twist terlalu sederhana.
-          Mazmo Lombok : Duet dalam cerita berbau mistis dan ditutup dengan ending twist yang meskipun nanggung, cukup solid.
-          Kaka Akin: Menurut saya yang tidak sinkron, mengenai penokohan Ning di awal berubah drastis di ending.
-          Evi Sri Rezeki : Judul yang menarik, sayang terlalu banyak nama tokoh dan cukup membingungkan.
-          Ajen Angelina : Twist dan ceritanya oke
-          Ahmad Abdul Mu'izz : So far, it's good.
-          Na Fatwaningrum Adianto: Sedikit patah di twistnya.
-          Ranny Afandi: Perpaduan dua budaya yang kental. Bingung pada istilah “amak” dan “mamak”.
-          Ariga Sanjaya : Alur cerita yang mengalir cepat serta puntirannya pas.

Dan nilai akhir dari para juri adalah 73,09 poin, hanya selisih 2 poin dari FF sebelumnya. Bagaimana dengan performa peserta ketiga?

Kali ini Nina Nur Afifah memilih Isti'adzah Rohyati untuk membantunya menghasilkan karya berkualitas yang mampu memuaskan selera para juri. Hasil duet ini melahirkan kisah bertajuk “Wang Hantaran untuk Noor Qaliza”. Berhasilkah mereka?

-          Ariga Sanjaya : Ide menarik, alur mengalir lepas, tapi twist terlalu banal, menjual ginjal? Tipikal!
-          Ranny Afandi : Alurnya cepat yah, tapi twistnya maksa! Coba misalnya pada akhir cerita ternyata adiknya dijual di Dolly
-           Na Fatwaningrum Adianto dan Ahmad Abdul Mu'izz : kami suka dan kami no comment
-          Ajen Angelina : Twist cukup tapi kurang dhuarrr, diksi brilliant.
-           Evi Sri Rezeki : Lagi-lagi judulnya kepanjangan dan memakai kata konjungsi, padahal cukup dengan Wang Hantaran aja sudah bagus. FF ini berhasil menangkap budaya sekaligus kasus medis secara cantik.
-          Kaka Akin : Ada yang tak sinkron loh, di awal: "...tak mampu kubayar meski menjual tubuh" Endingnya? See? Kalo maksudnya melacur, itu tetap saja ambigu.
-          Mazmo Lombok : Ending twist dengan clue tersamarkan dengan baik membuatnya padu.
-           Dian Farida Ismyama : Masih ada yg belum terpuaskan sih, tapi ide ceritanya keren.
-           Lianny Hendrawati : Aku suka twistnya.
-          Harry Irfan : Aku tidak suka twistnya.

Dan total poin akhirnya yang berhasil diraup oleh Wang Hantaran untuk Noor Qaliza adalah 72,82 poin. Sedikit di atas Mala di Senjang Budaya, dan sedikit di bawah Selapan Yaum.

Untuk tantangan segmen pertama urutan peringkatnya adalah :

1.       Sulung Lahitani Mardinata                 73,09 poin.
2.       Nina Nur Afifah                                       72,82 poin.
3.       Rieya MissRochma                                 71,09 poin

Bagaimana hasilnya di tantangan segmen kedua?

Seperti telah dijelaskan di atas, segmen Trilogi ini menuntut peserta saling berkolaborasi menghasilkan tiga cerita padu yang tetap mumpuni ketika dibaca terpisah. Untuk tema “GOD” diberikan kepada Nina Nur Afifah yang mentransformasikan tema ke dalam kisah bertajuk “Tuhan di dalam Aku”. Berhasilkah dia membawa tema tersebut dalam kisah?

Berikut penilaian juri.

-          Ariga Sanjaya: Kalimat pembuka cukup menyentak, "Tuhan itu kejam." sayang sekali seharusnya penggunaan tanda baca kurang tepat. Penggunaan kosa kata  "bentala" dan "ganar" patut diapresiasi. Masih banyak typo.
-          Ranny Afandi: Overall saya menikmati trilogi ini, tak ada komentar banyak. Cuma judul “Kasman “ itu aku nggak suka karena jelek. Dan sepertinya di bagian “Kasman” hanya  merangkum bagian-bagian di atasnya
-          Na Fatwaningrum Adianto : Quotenya mak jleb, tapi di beberapa bagian bikin alis berkerut. Too much information juga sih menurutku, kesannya info yang ini sudah ada di paragraf awal, eeeh muncul lagi di paragraf lain
-          Ajen Angelina: Twist lumayan, dialog antar tokoh cerdas
-          Evi Sri Rezeki : Judulnya kurang apik. Kepanjangan dan memakai kata konjungsi. Idenya menarik, mendekontruksi kepercayaan manusia terhadap Tuhan. Gaya penulisannya mantap, kalimat pembukanya membuat pembaca langsung terhenyak. Hanya menemukan satu typo. Sayang twistnya mudah ditebak, tapi cukup bagus.
-           Kaka Akin : Ada satu dua typo. Tak jelas motif tokoh 'aku' memfitnah Kasman. Apakah karena ingin menjadi 'Tuhan'?
-          Mazmo Lombok : Banyak pemborosan kata. Awal yang bagus untuk sebuah trilogi. Menyisakan banyak hal untuk dieksplore di bagian berikutnya.
-          Dian Farida Ismyama : Bagus,nyaris tanpa cacat
-          Lianny Hendrawati : Ada beberapa typo seperti’ lumbung padi’ jadi ‘lumbung pagi’, ‘berkata’ jadi ‘kerkata’.

Berapa total poin yang dikumpulkan? Kita hitung sebentar lagi.

Berikutnya ada Sulung Lahitani Mardinata yang kebagian tema ANGEL dan mengubahnya menjadi cerita berjudul “ Malaikat Yang Terluka”. Siap menyimak komentar para juri? Ini dia mereka.

-          Lianny Hendrawati : Overall ini aman. 70 untuk ini.
-          Dian Farida Ismyama : Ide sebenarnya cukup nyambung dengan trilogi bagian pertama.Twist masuk akal,ternyata Ratemi juga menyimpan dendam. Sayang kurang greget sedikit tentang  ‘lelakiku’ yang tak peduli pada Ratemi, toh lelaki itu bukan siapa-siapanya kan?
-          Mazmo Lombok : Lanjutan yang masih sejalan dengan cerita pertama.
-           Kaka Akin : Ada pengulangan kata yang agak mengganggu
-          Evi Sri Rezeki : Judulnya kurang apik dan memakai kata konjungsi. Kalimat-kalimatnya agak menggurui. Saya mengerti, kenapa harus begitu, biar sosok aku ini terlihat seperti malaikat dan twistnya dapat. Tapi kurang enak dibaca.
-           Ajen Angelina : Twistnya ngga ada.
-          Ahmad Abdul Mu'izz : Dahsyat! 84 untuk ini!
-           Na Fatwaningrum Adianto : Di beberapa bagian bikin alis berkerut, tapi diksinya oke banget
-          Ranny Afandi : Idem sama Ahmad Abdul Mu’izz, tapi nilaiku cukup 78
-          Ariga Sanjaya : Tiga perempat kisah ini diisi dengan usaha Ratemi menghalangi abangnya menggusur tanah warga. Kebaikan hatinya seolah terlihat jelas. Tapi di akhir kisah dia justru menikmati 'pembalasan dendam' yang dilakukan abangnya, karena ada seorang lelaki -pacarnya?- yang tidak membela saat dulu dia diusir. Kontradiktif sekali. Judul cerita cukup menjanjikan tapi sayang pemaparannya kurang meyakinkan. Ide cerita biasa, tidak istimewa. Begitupun dengan diksi.

Apakah “Malaikat yang Terluka” mendulang cukup poin untuk memastikan sebuah tempat di Grand Final MFF Idol? Akan kita ketahui sebentar lagi.

Last but not least, ada Rieya MissRochma yang kebagian tema DEMON untuk diubah menjadi sebuah kisah. Rieya MissRochma menghasilkan sebuah cerita berjudul “Perwujudan Dendam Kasman” untuk dikulik para juri. Bagaimana jadinya?

-          Ariga Sanjaya: Kasus sengketa tanah umumnya diselesaikan melalui pengadilan. Perbuatan Kasman yang menggusur paksa rasanya sulit diterima akal. Apalagi seolah tanpa perlawanan berarti dari warga. Sejak cerita pertama dikatakan bahwa itu adalah tanah milik leluhur Jenal. Apa buktinya? Tak ada satupun dari tiga cerita di atas yang menjelaskan. Puntiran di akhir cukup mengejutkan. Berlawanan dengan cerita sebelumnya yang mengisyaratkan bahwa Kasman adalah pihak yang dimanfaatkan, ternyata Kasman justru memanfaatkan Jaenal.
-          Ranny Afandi : Saya suka, saya kasih 75 untuk ini!
-          Na Fatwaningrum Adianto : Cerita ini jadinya sangat biasa saja.
-          Ajen Angelina : Twistnya juga ngga ada.
-           Evi Sri Rezeki : Judulnya kurang apik. Dengan pemilihan judul ini, penulis telah mematikan twist cerita. Untuk sebuah flash fiction, banyak keterangan berulang.
-           Kaka Akin : Twist-nya gak nendang nih. Lalu,  adegan menuang teh sama dengan FF yang satunya.
-           Mazmo Lombok : Ke mana, bukan kemana woi! Errr… Waini! Akhir dari trilogi yang kurang berhasil menutup cerita. Perubahan menjadi PoV 3 sangat membingungkan.
-           Dian Farida Ismyama: Hmm, kenapa bagian ketiga ini hanya seperti merangkum bahkan mengulangi bagian 1 dan 2? Meratakan Krajan dengan tanah sepertinya bukan twist. Ending tentang Kasman yang dituduh mencuri pun sudah dijelaskan di 2 cerita sebelumnya,tak perlu diulang lagi. Sebenarnya cukup kecewa dengan endingnya.
-           Lianny Hendrawati : Suka twistnya, saran antar paragraf kalau bisa diberi jarak agar baca lebih nyaman

Jadi, berapa perolehan poin yang dihasilkan cerita ini? Agar lebih jelas berikut rangkuman nilai di tantangan segmen ke dua.

1.       Nina Nur Arifah                                                 73,45 poin
2.       Sulung Lahitani Mardinata                            71,82 poin
3.       Rieya MissRochma                                            71,36 poin

 Dan berdasarkan perhitungan perolehan nilai tantangan segmen pertama dan ke dua, posisi Top Writer berhasil diraih oleh Nina Nur Afifah yang mengumpulkan 73,14 poin. Ini adalah untuk keempat kalinya Nina Nur Afifah meraih posisi bergengsi ini. Tersisa Sulung Lahitani Mardinata dan Rieya MissRochma yang deg-degan di belakang panggung. Kali ini tak ada posisi Ghost Writer. Peserta dengan nilai terendah otomatis tersingkir dari panggung Idol.

Ternyata perolehan nilai Sulung Lahitani Mardinata berhasil mengungguli Rieya MissRochma. Sulung Lahitani Mardinata mendapat 72, 45 poin dan Rieya MissRochma meraup hanya 71,23 poin. Dengan demikian minggu depan Sulung Lahitani Mardinata dan Nina Nur Afifah akan bertarung mencurahkan ide-ide terbaik di Grand Final MFF Idol memperebutkan hadiah-hadiah menarik dan gelar bergengsi THE AUTHOR.

Kepada Rieya MissRochma terimakasih atas perjuangan gigih kamu selama ini. Teruslah berkarya!


***

Untuk Grand Final, tantangan yang diberikan akan lebih sulit. Sulung Lahitani Mardinata dan Nina Nur Afifah harus membuat tiga buah cerita bermutu untuk dipersembahkan pada para juri. Tapi tenang, untuk membantu mengatasi kesulitan ini, keduanya akan mendapat saran, masukan, bahkan kritikan dari dua orang mentor. Nina Nur Afifah akan dibantu oleh Ariga Sanjaya dan Sulung Lahitani Mardinata oleh Mazmo Lombok. Seperti apa hasilnya? Tunggu keseruan minggu depan. Salam.


























No comments:

Post a Comment

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *