Wednesday 10 July 2013

Review Buku: Macaroon Love



Kalau ada satu hal yang paling aku benci di dunia ini, itu adalah namaku, Magali. Kalau ada satu hal yang paling kusuka di dunia ini, itu adalah makanan. Padu padan makanan menjadi passion-ku. Sebagai seorang food writer, aku selalu mencari cara untuk memadukan resep. Harus berbeda, jangan mainstream.

Jadi betapa kagetnya aku saat ketemu Ammar. Bukan saja dia berprofesi sebagai koki seperti ayahku, tetapi dia juga memberikan suguhan yang berbeda. Di Suguhan Magali, resto yang namanya sama persis dengan namaku.

Dan saat Ammar menyajikan MacaroonTower warna-warni, dia seakan mempersembahkan nuansa warna hatinya padaku. Mampukah aku menerimanya? Maukah aku?
**

Cerita diawali dengan setting sebuah kamar kos berukuran tiga kali dua meter, perdebatan Magali dan Beau, sepupunya dan sebuah cupcakes mungil dengan lilin angka 24 di atasnya. Ya saat itu adalah hari ulang tahun Magali yang ke 24. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Magali mengucapkan ritual tahunannya,”Andai namaku bukan Magali.”
Magali, sebuah nama yang terdengar aneh di telinga, seaneh tingkah laku si empunya nama. Menyebut sang ayah dengan namanya saja, Jodhi. Suka bereksperimen dengan makanan dan tidak suka kombinasi hidangan yang umumnya ada di restoran. French Fries yang biasanya berpasangan dengan saos tomat, dinikmati Magali dengan cara yang berbeda. French Fries itu dicocolkan ke es cream vanila sundae dan dimakan dengan nikmatnya. Sungguh kebiasaan makan yang tidak biasa, itulah Magali.
Magali selalu tidak habis pikir kenapa ayahnya memberikan nama yang aneh kepadanya, meski Jodhi sudah mengatakan bahwa nama Magali dalam bahasa Prancis artinya adalah mutiara, dan makna luas namanya adalah daughter of the sea.
Magali dikelilingi oleh orang-orang yang unik. Sebut saja Beau ( diucapkan Booou, dengan posisi mulut seperti melafalkan huruf U tapi mengeluarkan suara O *bisa nggak? Susah juga ngucapnya yaa he he ) si ganteng bule Prancis, sepupu Magali yang selalu berdebat dengannya. Si Nene (ibu dari Jodhi) yang nyentrik dan Jodhi (ayahnya) sang juru masak di kapal pesiar. Sungguh merupakan sebuah keluarga yang unik. Tetapi justru dari sinilah buku Macaroon Love ini terasa hidup, semua karakter tokohnya terpapar sangat kuat.
Satu tokoh lagi yang membuat buku ini terasa hidup adalah Ammar, sang pemilik restoran “Suguhan Magali”, sebuah restoran yang membuat Magali terkejut karena nama restoran itu sama dengan namanya.
Saat membaca bagian awal buku ini, kesanku biasa saja sih. Tetapi setelah membaca lembar demi lembar selanjutnya, aku seakan tidak bisa lepas dari buku ini. Gaya bercerita penulis yaitu Winda Krisnadefa si Emak Gaoel sangat menarik dan segar. Begitupun  alur cerita dari bab demi bab buku ini, mengalir halus dan ringan.
Genre romance yang biasanya menyuguhkan konflik dan kisah percintaan antara dua manusia ini terkesan kurang. Tetapi meski begitu, kesan romantis tetap disajikan oleh sang penulis. Bagaimana tidak romantis, Ammar jauh-jauh menyusul Magali ke Australia cuma untuk memesan kue ulang tahun buat Magali di cake shop terkenal di Australia.  Macaroon Tower yang dibuat oleh maestro Macaroon, si Adriano Zumbo.
Yang terlihat sebagai konflik dari awal sampai akhir cerita ini adalah konflik batin dari Magali sendiri, pencarian jati diri kenapa Jodhi memberinya nama yang aneh dan kenapa dirinya tidak mempunyai sifat seperti perempuan kebanyakan. Dan akhirnya buku inipun diakhiri dengan manis oleh penulis, semanis perasaan Magali yang sudah bisa berdamai dengan dunia.
Ada sesuatu yang lebih dari sekedar kisah cinta anak manusia saja yang kudapat setelah merampungkan membaca buku ini, bahwa tiap orang itu tidak harus mempunyai kepribadian dan selera yang sama seperti orang kebanyakan. Justru perbedaan itu yang membuat seseorang menjadi unik. Selain itu suguhan rasa persaudaraan yang erat, pemahaman yang lebih luas tentang makanan dan dunia kuliner, membuat buku ini mempunyai cita rasa yang berbeda.  Ada lucunya, ada sedihnya, ada romantisnya, ada happy nya … campur aduk semuanya.
Jarang sekali menemukan buku romance yang berbalut kuliner yang dikemas dengan gaya yang simple, segar dan menarik seperti ini. Buku ini memang keren dan layak dibaca oleh para pecinta fiksi.. 

Judul Buku : Macaroon Love – Cinta Berjuta Rasa
Penulis : Winda Krisnadefa
Penyunting : Rini Nurul Badariah
Halaman : 264 halaman
ISBN : 978-602-9225-83-9
Penerbit : Qanita

2 comments:

  1. aww, thank you reviewnya yaa...^_^
    glad you like it...:)

    ReplyDelete
  2. Makasih juga buat buku Macaroon Love nya ya mak.. :)

    ReplyDelete

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *