Hai, hai, hallo. Ketemu lagi di Jumat belajar. Ga
terasa udah di penghujung bulan Juni aja, ya? Sebentar lagi Bulan Ramadhan tiba
pula. Oh, ya. Kalau kita suka membaca karya sastra, pasti kenal Fiksi Lotus
dong? Nah, Fiksi Lotus ini biasanya menceritakan soal pengarang-pengarang besar
atau pun aliran-aliran sastra yang mereka anut. Nah, kali ini agak serius dikit
ya. Kita akan membahas alira-aliran dalam kesusastraan. Mari disimak.
REALISME
Aliran
ini mengutamakan realitas kehidupan. Apa yang diungkapkan para pengarang realis
adalah hal-hal yang nyata, yang pernah terjadi, bukan imajinatif belaka. Dengan kata lain, penulis yang menganut aliran ini
biasa menulis apa yang mereka lihat di kehidupan sehari-hari. Ditambah bumbu-bumbu
fiktif, tentunya.
SURREALISME
Aliran yang terlalu mengagungkan kebebasan kreatif dan
berimajinasi sehingga hasil yang dicapai menjadi antilogika dan antirealitas.
Bisa jadi apa yang terungkap itu pada mulanya berangkat dari kenyataan sekitar,
tetapi karena desain imajinasinya itu sudah demikian sarat, kuat dan jauh, ia
terasa ekstrim dan radikal. Dengan kata
lain, awalnya penulis ini menulis kisah yang sesuai dengan kehidupan, tetapi
kemudian mereka mem-hiperbola-kan cerita mereka.
ABSURDISME
Aliran dalam kesusastraan yang menonjolkan hal-hal yang di
luar jalur logika, satu kehidupan dan bentang peristiwa imajinatif, dari alam
bawah sadar, suasan trans. Pengarang aliran ini punya kesan mengada-ada,
sengaja menyimpang dari konvensi kehidupan dan pola penulisan, tetapi pada
super starnya, nampak kuat kebaruan dan kesegaran kreativitas mereka, bahkan
kegeniusan mereka.
PSIKOLOGISME
Aliran yang mengutamakan pembahasan masalah kejiwaan dalam
kaitannya dengan berbagai peristiwa dalam cerita. Dalam novel, suasana jiwa dan
konflik batin para pelaku disoroti dengan tajam, detail dan mendalam.
ALIRAN ROMANTIK
Sastra romantik ditandai dengan ciri-ciri : keinginan untuk
kembali ke tengah alam, kembali kepada sifat-sifat yang asli, alam yang belum
tersentuh dan terjamah tangan-tangan manusia. Istilah ini juga mencakup
ciri-ciri adanya : keterpencilan, kesedihan, kemurungan, dan kegelisahan yang
hebat. Kecuali itu romantik juga cenderung untuk kembali kepada zaman yang
sudah menjadi sejarah, masa lampau yang terkadang melahirkan manusia-manusia
besar.
EKSISTENSIALISME
Karya sastra eksistensialisme sangat
mementingkan perbuatan –termasuk perbuatan kemauan- sebagai unsur-unsur yang
menentukan. Unsur-unsur dasar dari manusia seperti irrasionalitas, ketidak
sadaran dan kebawahsadaran juga dipentingkan. Kehidupan dipandang sebagai
sesuatu yang dinamis, yang terus mengalir sedangkan kehidupan manusia adalah
rentetan saat-saat yang berurutan
NATURALISME
Aliran yang mementingkan pengungkapan secara terus-terang,
tanpa mempedulikan baik buruk dan akibat negatif. Pengarang naturalis dengan
tenangnya menulis tentang skandal para penguasa atau siapapun, dengan bahasa
yang bebas dan tajam.
DETERMINISME
Determinisme mencoba menggambarkan tokoh-tokoh cerita
dikuasai oleh nasibnya, sehingga tokoh tersebut tidak sanggup dan tidak mampu
lagi ke luar dari takdir yang telah jatuh pada dirinya. Takdir yang dimaksudkan
di sini bukanlah takdir dari Tuhan sesuai dengan konsepsi yang berlaku pada agama
langit, melainkan takdir yang lebih tepat dikatakan sebagai akibat yang tak
dapat dielakkan karena peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya, berupa
faktor-faktor biologis, lingkungan dan sosial. Misalnya, di Minangkabau tidak
diperbolehkan menikah sesuku.
KOMEDIALISME
Penuh
suasana ceria, kocak, menganggap hidup penuh optimisme dan rasa humor, berbeda
dengan determinisme dan melankolisme yang pessimistis. Tetapi ia tidak identik
dengan lawak.
RELIGIUSISME
Religiusme, aliran yang mementingkan nilai-nilai keagamaan
atau renungan tentang Tuhan dan manusia di hadapan-Nya. Sastra religius
dimiliki oleh setiap agama, juga oleh sastrawan yang punya penghayatan personal
terhadap Tuhan.
HEROISME
Aliran yang mencuatkan nilai-nilai kepahlawanan, kecintaan
terhadap tanah air dan figur teladan bangsa, serta semangat membela tanah air.
IDEALISME
Aliran dalam kesusastraan yang mengungkapkan hal-hal yang
ideal, pengarangnya penuh perasaan dan cita-cita. Mereka berpendapat, sastra
punya peran untuk suatu perubahan sosial ke arah yang positif.
SIMBOLISME
Simbolisme
merupakan aliran dalam sastra yang mencoba mengungkapkan ide-ide dan emosi
lebih dengan sugesti-sugesti daripada menggunakan ekspresi langsung, melalui
objek-objek, kata-kata dan bunyi.
IRONISME
Aliran yang mementingkan nada mengejek, kadang terus
terang, kadang melalui sindiran-sindiran. Bisa juga, karya itu sebenarnya
merupakan kritik tajam terhadap kondisi sosial atau perilaku tokoh tertentu.
MELANKHOLISME
Aliran dengan karya-karya penuh warna muram, sendu,
kehidupan yang getir dan tragis, sarat ratapan dan rintihan. Kisah cinta
klasik, drama-drama dalam film India, cerita-cerita dengan tema kemiskinan,
kemalangan hidup dan penderitaan termasuk melankholisme.
EKSPRESIONISME DAN IMPRESIONISME
Impresionisme
merupakan cara menulis karangan yang tidak memperlakukan realitas secara
obyektif, tetapi menyajikan kesan-kesan dari pengarangnya. Ciri utama ekspresionisme adalah pemberontakan
melawan tradisi realisme dalam bidang sastra dan seni, baik dalam hal pokok
persoalannya maupun gayanya.
Sebagai tambahan, aliran-aliran ini biasanya yang menentukan adalah pembaca. Jadi ketika sahabat menulis cerita, ga usah terlalu dipikirkan masuk ke aliran manakah tulisan kita. Menulislah hal yang kita ketahui dan kita sukai, niscaya kita akan menemukan gaya menulis kita. Entah aliran apa itu namanya. Terima kasih.
*dari berbagai sumber
wah ilmu baru lgi buat saya...
ReplyDeleteterima kasih.
Terimakasih...ini edisi yg saya tunggu:-)
ReplyDeleteWah, thank you banget Cikgu, perlu di print ini mah, buat dibaca-baca dan dihayati artinya. Sangat memperkaya khasanah pengetahuan tentang adanya berbagai aliran dalam kesusasteraan. Makasih Mak RedCarra alias my Cikgu juga di MFF.
ReplyDelete