credit: dokumentasi pribadi Rinrin Indrianie
"Jon, aku tunggu di pintu gerbang yah?" Tono mengakhiri pembicaraan di handphonenya. Sejenak matanya menjelajah tiap sudut gedung di depannya. Masa itu membuat dirinya dan sahabatnya Jono, kangen pecel Lik Sudar.
"Tono!" suara Jono membuyarkan lamunannya.
Tanpa banyak kata mereka langsung menuju pada sebuah sudut sekolah, tempat favorit mereka saat masih memakai celana biru pendek.
Setibanya di sana, sosok laki-laki tua sudah beruban berdiri di depan mereka duduk.
"Lik Su!" sapa Tono pada laki-laki tua tadi.
"Hey, kamu Ton, lama gak main. Lihat dirimu yang sekarang, celana jeans dengan hape dipinggang. Dandananmu sekarang klimis," jawab laki-laki tua itu sambil menepuk punggung Tono.
"Masih inget dia ya, Lik?" tanya Jono pada Lik Sudar.
"Masih. Siapa yang gak inget sama Tono? Dia langgananku dulu. Liat nih masih aku simpan kenangan bersama Tono," tampak laki-laki tua itu mengambil sesuatu di laci uangnya.
Hati Tono tiba-tiba berdegup kencang.
"Mudah-mudahan dia sudah lupa," gumamnya.
"Limolas tahun aku nyimpen iki, Le. Ehh ndilalah kowe mrene. Kebeneran!" ujar laki-laki tua itu sambil menyodorkan buku kecil.
Mata Tono dan Jono terbelalak menatap buku kecil itu. Buku yang berisi bon utang Tono pada Lik Sudar, semasa dia masih duduk di bangku SMP.
Keterangan:
Lik ~ Paman
Limolas tahun aku nyimpen iki, Le. Ehh ndilalah kowe mrene. Kebeneran! ~ Lima belas tahun aku menyimpan ini, Mas. Ehh gak disangka-sangka kamu main ke sini. Kebetulan!
Original Post ada di sini.
Re-post dengan sunting ulang di sana sini.
Sampai jumpa di Karya Terpilih berikutnya! ^__^
wakaka.. Tono bayar dong utangnya.... :D
ReplyDeleteEh, selamat Mbak Sri, jadi karya terpilih nih
Oke, thank ya :)
ReplyDeleteHihihi lucu pisan euy .. sampe sakit perut nahanin ketawa :)
ReplyDeletelucu yaaaak aku baca ini udah dua klai tetep ketawa, selamat ya mbak Sri.
ReplyDeleteutang ngga akan lari kemana :D
ReplyDelete