Saturday 20 April 2013

Review Buku: Kembang Api Malam Ini

Oleh: Carolina Ratri

Kali ini akan membahas tentang sebuah kumpulan cerpen oleh Latree Manohara. Membaca buku ini, serasa diombang-ambingkan dalam imajinasi. Kisah-kisah yang kadang “tidak sesuai” dengan yang harapan. Bukan konotasi buruk, tetapi dalam konotasi yang bagus karena sebagai pembaca cerita, tentu saja menginginkan cerita yang baik-baik saja, cerita yang berakhir bahagia. 
Mungkin satu bentuk mimpi bawah sadar tiap manusia selalu mengharapkan sesuatu yang bahagia, yang indah-indah. Tetapi membaca buku ini, ada seperti sensasi adrenalin ketika naik roller coaster, ketika harapan kamu bahwa nanti cerita akan berakhir bahagia, some people will live happily ever after. Tetapi ternyata.. TIDAK! Alam pikiran akan dihempaskan pada kenyataan bahwa mimpi - sebagian mimpi - kadang lebih baik ketika dia tetap menjadi mimpi. 

Seperti di cerita “Kembang Api Malam Ini”, “Ombak Pantai Tengah Malam”, “Darah”, menceritakan para pelaku yang terpatahkan hatinya gara-gara that crazy little thing called love. Beberapa cerita di antaranya seperti nyata karena sedikit banyak sangat berhubungan dengan keseharian, seperti “Hamil” dimana seorang perempuan yang hamil namun tidak dikehendaki suaminya. Bukan dari segi vulgar tetapi lebih kepada kesadaran bahwa banyak orang yang menginginkan punya anak tetapi banyak orang tua yang tidak sabar sama anak-anak. Pada cerita “Abu Abu Abu” dimana terjadi hal yang buruk, karena kantor hampir berada di dalam hazard area

Beberapa cerita bahkan benar-benar mematahkan hati pada cerita “Susu untuk Sari”. Merasakan kegetiran si Yun akan pilihan yang sulit dihadapkan padanya. Cerita “Bayang Bayang”, tentang ketakutan dikejar-kejar dosa karena konsekuensi yang harus dijalani, karena kesalahan sendiri.

Ada juga yang agak menggelitik logika, seperti “The Wine”. Tercenung  dengan pertanyaan, “Sejak kapan itu wine berubah jadi sirup cocopandan?” Kadang memang logika meloncat kembali di waktu yang tidak tepat dan merusak imajinasi, itulah kenapa kadang sulit menyelesaikan cerita-cerita fiksi. 

But so far cerita favorit jatuh kepada Genderuwo, Pawon Rawon Mas Won dan Samantha Ray. Ketiganya unik! Belum pernah ada cerita seperti di Genderuwo dan Pawon Rawon Mas Won. Sedangkan Samantha Ray, mengingatkan akan beberapa akun fesbuk.

Dari semua cerita di Kembang Api Malam Ini, salut dengan Mbak Latree Manohara. Dia tidak terjebak dengan cerita-cerita ekstravaganza yang menghadirkan rumah-rumah mewah, mobil-mobil, keluar masuk mall. Cerita disajikan bersetting di lingkungan sekitar kita, seakan-akan cerita-cerita itu benar-benar terjadi di sekitar kita dan dia hanya berperan sebagai “news announcer. Dia juga tak terjebak membuat nama-nama tokoh yang juga ekstravaganza, misalnya dengan mengambil nama misalnya Kanya, Diandra, dan lain-lain yang kedengaran lebih “kota” tetapi dia memilih nama-nama seperti Sri Sulanjari, Rahmi, Tuk, Rim yang ndeso dan membumi. 

Bangga mempunyai buku ini dan akhirnya membuat penasaran dengan kumpulan cerpen terdahulu “Suicide”. Kira-kira apa masih ada stock ya…??? :D


Judul Buku: Kembang Api Malam Ini
Penulis: Latree Manohara
Pemeriksa Aksara: Adhitia Armitrianto
Foto dan desain sampul muka: Adieets Kaliksanan
Jumlah halaman: viii + 104
ISBN 978-602-18218-4-8
Penerbit: Gigih Pustaka Mandiri


3 comments:

  1. biar fiksi tetep logis masuk akal gtu ya. jd inget cerpen genderuwo itu hihi

    ReplyDelete
  2. ini buat hadiah quiz minggu depan yah ? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini udah pernah jadi hadiah kuis mbak Rini :D kuis yg pertama...

      Delete

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *