Thursday, 11 April 2013

Fiksimini Game: MERAH

Sepertinya pada senang ya kalau ada permainan? Begitu juga dengan teman-teman di MFF, Rabu kemarin ramai sekali. Total fiksimini yang masuk ada 106. Wow! Jumlah yang fantastis dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam aja.

Fyi, yang bertugas sebagai penyeleksi adalah saya dan Mak Carra. Jadi, kalau ada fiksimini Mak Carra yang lolos berarti saya yang menyeleksi, begitu juga sebaliknya.

Yuk, kita simak satu per satu. Ada fiksimini kalian, nggak, di sini?
____________________

Carolina Ratri
"Merah itu kamu." Aku mengamati stoples merah berisi kamu.

Ari Ta
Matanya berubah merah, lalu gigitannya mendarat di leherku.

Rini Bee Adhiatiningrum
BRAK! Seharusnya aku berhenti. Tapi tak ada yang bisa menghentikanku. Kecuali truk besar bermuatan pasir itu. BRAK! Dan cairan merah menggenang di sekitarku.

Ari Ta
Kulit wanita yang putih itu berubah merah, aku melipat pisauku.

Digen Yuana Sakti Ariansyah
Bahkan kamu tak tahu apa-apa. Termasuk benang merah dari cerita yang membuat mulutku berbusa.

Rini Bee Adhiatiningrum
SOUVENIR. Aku berjalan terburu. Secepatnya aku harus membuat laporan. "Pak, saya mau melaporkan KDRT. Souvenir merah di pipi saya buktinya."

Ari Ta
Bulatan merah di lembar putih itu menyadarkanku, "Kita nyasar di Jepang."

Na Fatwaningrum Adianto
TOPENG. Langit merah, aku segera bersiap-siap. Setelah kukenakan topengku, aku mulai meloncati gedung-gedung. Mencari preman yang sedang berkeliaran.

Ari Ta
Bibir merahmu berbahaya, penuh bisa.

Digen Yuana Sakti Ariansyah
Tanda itu masih membekas di kemeja. Bekas lipstick warna merah menyala. Aku siapkan jawaban agar istriku tak curiga.

Carolina Ratri
NERAKA! Jago merah mengamuk. Kota tertutup kabut. Orang-orang sibuk menyelamatkan harta benda. Aku menyelamatkan bayiku yang masih di dalam.

Rini Bee Adhiatiningrum
Kumasuki peron 3/4. Bersiap menunggu kereta merah yang membawaku ke tempat paling membahagiakan. HOGWARTS.

Carolina Ratri
Operasi plastik sukses. Hidungku mancung. Tapi kenapa merah sekali ya?

Rinrin Indrianie
DEMO. Teriakan memekak, amarah membuncah, debu menderu, akhirnya tembakan menggelegar. Jalanan yang mendadak sepi kini semerah neraka.

Lianny Hendrawati
Genangan merah menyelimuti tubuhku. Jiwaku melayang dalam bisu.

Lianny Hendrawati
Bara merah di matamu meremukkan jantungku, aku terkulai tak berdaya.

Carolina Ratri
SUSHI GIRL. Hidangan utama. Kuamati gadis di atas meja. Jantungnya masih merah.

Istiadzah Rohyati Zakaria
MIMPI. Semalam kubermimpi membunuhnya. Kemudian aku terbangun dengan belati yg berlumur darah merah di tanganku. Di sampingnya.

Ari Ta
Kupingku merah mendengar gosip itu, kau menjauhiku karena kita saudara sedarah.

Jiah Al Jafara
Kata Ibu, merah itu berani. Aku yakin kali ini Ibu akan bangga karena semua nilai raporku merah.

Carolina Ratri
CERMIN PECAH. Ada warna merah di antara serpihannya. Aku telah membunuh saudara kembarku.

Rieya MissRochma
BUNUH. Merah darahku di bibirmu. Kamu menggigitku dengan gigi taringmu yang runcing.

Rieya MissRochma
SAHABAT. Selimut merah itu cepat-cepat aku lipat, saat kamu datang. Karena ada noda sperma milik kekasihmu yang semalam bercinta denganku.

Carolina Ratri
BULAN MERAH. Terdengar lolongan panjang. Aku menatap kuku tanganku yang mulai runcing memanjang.

Alex Nyan Randy
Ambulan datang, aku melambaikan tangan di aspal memerah darah.

Alex Nyan Randy
Aku liar. Aku memeluk, mencumbu, meregang, kau menampar. Maaf aku mabuk anggur merah.

Vanisa Desfriani
Kuburan. Apakah aku salah masuk? Tanahnya tidak berwarna merah!

Na FatwaningrumAdianto
TINJU. Pritt. Wasit memberiku kartu merah. Dengan cepat aku meninjunya, dendamku terbalaskan sudah.

Alex Nyan Randy
Merah, akhirnya datang juga syukurlah aku tidak hamil.

Alex Nyan Randy
Orang-orang berhenti di lampu merah, menyaksikan kami bersimbah darah.

Alex Nyan Randy
Waktu itu kau masih merah, saat ku temukan menangis di tempat sampah.

Rieya MissRochma
PILIH KASIH. Sejak kita berdua masih merah, ibu lebih sayang padamu. Meskipun kita kembar. Karena aku tidak punya tangan kanan.

Ruri Alifia 'Mada' Ramadhani
SALAH. Maksud hati hanya memekik di dalam. Namun, mengapa malah merah yang bercucuran?

Ruri Alifia 'Mada' Ramadhani
TAK DISANGKA. "Tunjukkan merahmu!" Ia berlutut, membuka sekotak cincin lalu berkata, "Maukah kau menikah denganku?"

Ruri Alifia 'Mada' Ramadhani
CERITA. Tenggelam dalam aksaramu mencuatkan gelisah. Tatkala hangatnya merah meraupi dada.

Ruri Alifia 'Mada' Ramadhani
MARS. Merah dan sederhana seperti pria.

Ruri Alifia 'Mada' Ramadhani
CANDA. Gelak tawa menggema. Aku dikelilingi. Buru-buru kusibak tudung tubuh. Mengapa tinta merah?

Ruri Alifia 'Mada' Ramadhani
KEPUNG! Tak ada yang boleh melambung. Tidak, sampai kulahap mereka sampai si merah meledak.

Ruri Alifia 'Mada' Ramadhani
SINDIR. Apa kau marah? Lanjutkanlah. Karena semu merah pipimu tumbuh. Favoritku.

Ruri Alifia 'Mada' Ramadhani
BUNDAR. ....dan, masuk! Syukurlah! Tapi tidak pada merahmu. Hei, kau berdarah?

Carolina Ratri
Di pejagalan. Nonton Shaun The Sheep. Bulunya merah.

Ruri Alifia 'Mada' Ramadhani
API UNGGUN. Malam lalu, kami tertawa ria. Subuh, merah bersimbah dimana-mana. Fiuh, kemah ini tak berujung.

Ruri Alifia 'Mada' Ramadhani
RELA. Merah itu tatkala kau tersenyum padaku meski di balik tampuknya waktu. Ah, aku rindu.

Ruri Alifia 'Mada' Ramadhani
SENJA. Merah beradu jingga. Hati menjelma nila. Kau genggam tanganku, erat. Bahagia--meski tak kan terikat.

Carolina Ratri
LAUT MERAH. Ikan mati mengapung. Di antara jasad-jasad manusia. Begitulah bumi kita di abad mendatang.

Sulung Lahitani Mardinata
GONDORUWO-Adakah yang lebih nikmat dari darah merah perawan?

Ajen Angelina
Wajahnya memerah ketika kubisikan sayang di telinganya, meski hanya sesaat karena istri-istri kami keburu datang.

Luluk Ubaidah
TERSIPU. Buku terlepas dari tanganku. Kau ulurkan tanganmu. Buku kembali di tanganku, bersama munculnya merah di pipiku.

Sulung Lahitani Mardinata
VIRGIN-Bercak merah mengagetkanku. Astaga, jariku mengambil keperawananku!

Tiurida Lily Anita
Merah Darahku. Putih tulangku. Membaur dalam bauran pejabat-pejabat yang merah muda melambai. Maafkan aku pahlawan, belum ada yang bisa kulakukan untuk mengubahnya.

Lianny Hendrawati
Hatiku panas, tanganku panas. Pipimu merah terkena cakarku.

Tiurida Lily Anita
Wanita ini membuatnya terkagum-kagum. Dalam balutan gaun merah yang seksi dan wajah babak belur, kecantikannya tetap terlihat. Istriku...senyumnya bangga. Diayunkannya cemeti itu, lagi.

Nurusyainie Bt Maesi
WARNA FAVORIT. Dinding rumah, kursi, tirai, karpet, dan perabot lainnya berwarna merah. Bahkan kematiannya pun meninggalkan jejak merah di aspal.

Sari Widiarti
BERCAK MERAH - Aku menangis. Tak dapat menahan rasa sakit, malu dan entah apapun itu. Memeluk erat Ayah.

Ayu Ningtias
Kulihat wajahnya bersemu merah. Terlihat malu-malu menatap bibirku. Oh ibu, maafkan aku. Tapi aku mencintai anak gadismu.

Ayu Ningtias
Kusapukan lipstik merah pada bibirku. Jam 10 malam tepat. Aku siap menjajakan tubuhku.

Ayu Ningtias
Aku bingung dan takut mengatakan hal ini pada ibu. Aku tidak berbuat nakal di sekolah. Ada bercak merah di celana dalamku. Tapi ibu malah tersenyum dan memelukku.

Ayu Ningtias
Jaman sudah banyak yang berubah. Lihat saja anak laki-laki berseragam merah putih itu. Asap mengepul dari mulutnya.

Carolina Ratri
GAME KOMPUTER. Musuh bersembunyi di balik dinding. Aku harus hati-hati. Tiba-tiba ada yang meloncat di depanku. DOR! Layar komputer pecah. Aku bersimbah darah. Merah.

Carolina Ratri
KULEMPARKAN KARTU TERAKHIR. Blackjack! As keriting dan 10 diamond merah. Lalu kuledakkan kepalanya yang jadi taruhan.

Carolina Ratri
Kota semakin sepi. Penduduknya satu persatu hilang. Istriku kekenyangan. Bibirnya memerah.

Carolina Ratri
Andaikan aku tak membalas senyum di bibir merahnya, dia tak akan pernah masuk ke dalam kepalaku sekarang.

Na Fatwaningrum Adianto
PHOBIA. Semua yang ada di ruangan ini berwarna merah. Cara yang aneh untuk menghilangkan erythrophobia mereka.
_______________________________

Nah, gimana? Ada fiksimini kalian? Tiap minggunya seleksi semakin ketat. Maka itu, untuk tahu kayak gimana sih fiksimini itu, silakan cek ke @fiksimini. Yuk ah, learning by doing. Sayang, lho, saya dan Mak Carra masih menemukan fiksimini yang nggak layak padahal oke imajinasinya. Dan, sebaliknya masih banyak juga yang bukan termasuk fiksimini. Mari-mari belajar bersama :)

Rabu depan, tulisan yang masuk harus fiksimini semuanya, ya. Bukan quote apalagi curcol. Hihihihi. Sampai ketemu Rabu depan! :)

Catatan dari Carra:
Yang ga lolos itu sebagian besar karena: penulisan EYD yang salah (tanda baca, huruf kapital, yang mustinya disambung tapi ditulis pisah), kepanjangan, tidak menimbulkan imajinasi yang tidak biasa (merah bisa dikonotasikan berbagai macam arti, tapi kebanyakan memang sudah lumrah. Yang cetar itu adalah yang menimbulkan imajinasi baru). Nah, sayang banget kalo ga lolos itu CUMA karena nulisnya ga sesuai dengan aturan.

Yang ada di kolom komentar di dalam grup belum saya hapus. Jadi silakan cek, fiksimini mana yang ga lolos, dan letak kesalahannya di mana.

Besok main lagi yaaa ^_^

15 comments:

  1. udah cuma kirim satu, untung lolos ya.. *guling2*

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. hihihi iya yaaa... tadinya ada 106 jadi cuma segini. Emang keren-keren ini orang :D

      Delete
  3. Asekk...lolos lebih banyak, biar lebih ketat gmn kalau perorang cma boleh ngirim 5 mak admin, cuma saran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku juga sempet epikiran sama kayak mbak Ari. tapi blm aku omongin ke mak carra. oke, nanti kami pertimbangkan. makasih sarannya :)

      Delete
    2. Imajinasi tiap orang berbeda dan kita pun tak tahu imajinasi mana yang dapat diterima (lolos). Saya rasa karena ini hanya game (bukan lomba hehehe...), sah-sah aja sih ada yang ngirim banyak ada yang sedikit.

      Kalo ada penetapan, misal saya hanya kirim satu. Berarti saya masih punya 4 kuota yang tak terpakai. Sedang yang lain, yang imajinasinya meluber tak dapat lagi mengirim fiksi mini karena kuotanya telah habis.

      Nah, kecuali kalau lomba. Baiknya ada penetapan :D
      Itu sih pendapat saya hehehe... :)

      Delete
    3. Betul mbak Nurus. Saya kira ga usah pake pembatasan jumlah. Games ini bertujuan untuk melatih kita brainstorming :) dalam brainstorming, kita tak boleh dibatasi sama sekali. Keluarkan saja semuanya. Dari hasil brainstorming ini baru kita telaah mana yang bisa dikembangkan dan mana yang tidak.

      Tahu gak? Dengan melihat fiksimini-fiksimini di atas, saya udah tahu mana aja yang bisa dikembangkan jadi FF bahkan cerpen :)

      maaf, saya pake istilah desain :)))) di dunia penulisan ada ga sih istilah brainstorming? :))

      Delete
  4. Waduh lupaaaaa kalo kemarin rabu.. Hikss..
    Tapi semuanya keren-keren deh.

    ReplyDelete
  5. Hore.. ada tiga :p

    Semakin ketat, hehe.. Mantap ini. Harus semakin terseleksi :)

    ReplyDelete
  6. duh...selalu cuma bisa ngirim satu doang, etapi alhamdulillah yaa masuk hihihihi

    ReplyDelete
  7. huraayyy,, masuk jugaa =D
    Makin dikit aja yang terseleksi..

    ReplyDelete
  8. hiks...hiks... gak ada satu pun :(

    ReplyDelete

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *