Thursday, 19 May 2016

Karya Terpilih Prompt #114 : Ada Apa dengan Cintana?


oleh : Rifki Jampang

“Tuan Putri, kamu telah mengecewakanku!”

Ucapan Pangeran Paksi beberapa hari yang lalu kembali terngiang di telinga Putri Cintana. Semula Putri Cintana tak menghiraukan apa yang didengarnya. Saat itu, hatinya sedang berbunga-bunga. Dirinya baru saja berjumpa kembali dengan Pangeran Anggara, lelaki yang di masa lalu pernah mengisi seluruh ruang hatinya.

“Maafkan, aku Putri. Selama empat belas tahun aku tak pernah memberimu kabar berita. Bukannya aku tak mau melakukannya. Tetapi karena aku tak bisa. Masa persiapanku untuk menjadi seorang raja di pengasingan, telah mengurungku rapat-rapat dari dunia luar. Termasuk berinteraksi dengan dirimu,” ucap Pangeran Anggara di tepi sebuah danau di pinggiran Kerajaan Cahaya.

Namun setelah bertemu dengan Pangeran Paksi yang telah mengetahui kebersamaannya dengan Pangeran Anggara, Putri Cintana merasa apa yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan. Tetapi dirinya tak kuasa menolak untuk melakukan kesalahan itu.

“Pangeran Anggara, kamu jahat!” pekiknya dalam hati. “Semua kenangan kita di masa lalu sudah kupendam dalam-dalam.  Lalu kini kau datang tiba-tiba dan mencoba menggalinya kembali. Sebutan apa yang layak atas perlakuanmu itu selain jahat. Jahat!”

Hati dan pikiran Putri Cintana menjadi gundah dan gelisah karena tak mampu mencegah kembalinya kenangan indah bersama Pangeran Anggara  ditambah lagi dengan rasa bersalah terhadap Pangeran Paksi. Dia juga tak ingin membuat keluarga Kerajaan Cahaya malu akibat kesalahannya. Pikirannya semakin kalut. Antara sadar dan tidak, dia memutuskan untuk keluar dari istana, melarikan diri ke dalam hutan.

Sebuah keputusan yang berakibat fatal.

Di dalam hutan, Peri Hitam yang jahat telah menantinya. Tanpa menunggu jeda, Peri Hitam langsung menculik Putri Cintana dan mengurungnya di sebuah gua.

Kabar hilangnya Putri Cintana di dalam hutan sampai ke telinga Pangeran Paksi. Meski pernah dikecewakan, namun hati Pangeran Paksi tergerak untuk mencari dan menemukan Putri Cintana. Apalagi, Raja dan Ratu Kerajaan Cahaya juga meminta bantuan untuk mencari sang putri secara langsung.

Pangeran Paksi memacu kudanya menuju hutan di mana Putri Cintana terakhir terlihat. Dengan kemampuannya, Pangeran Paksi berhasil melacak jejak Putri Cintana hingga ke pintu gua.

Di dalam gua, Pangeran Paksi bertemu dengan seseorang yang sudah dikenalnya.

“Pangeran Anggara?” tanya Pangeran Paksi memastikan.

“Ya. Aku Anggara dari Korkot,” jawab Pangeran Anggara. “Anda siapa dan apa yang anda lakukan di sini?”

“Aku Paksi dari Lantana. Aku ke sini untuk mencari Putri Cintana.”

“Kalau begitu, mari kita cari sama-sama!” ajak Pangeran Anggara.

Tanpa ada rasa curiga, Pangeran Paksi mengikuti ajakan tersebut. Keduanya melangkah semakin dalam memasuki ruang  gua.

“Itu dia!” teriak Pangeran Paksi. “Putri Cintana!”

Di tengah-tengah sebuah ruang  gua, Putri Lantana terkurung oleh sulur-sulur yang dikendalikan oleh Peri Hitam.

“Aku akan membebaskannya!”

“Silahkan jika anda mampu,” balas Pangeran Anggara diiringi senyuman sinis.

Dengan sekuat tenaga, Pangeran Paksi memutuskan tali-tali sulur yang mengikat tubuh Putri Cintana. Dengan sekali  tarikan, putuslan semua sulur-sulur tersebut. Sementara tubuh Peri Hitam juga terlontar ke belakang. Putri Cintana terbebaskan.

Pangeran Anggara berlari mendekati Peri Hitam.

“Peri Hitam, bagaimana dia bisa membebaskan Putri Cintana? Bukankah kau mengatakan hanya diriku yang bisa membebaskannya?” tanya Pangeran Anggara.

“Aku tak kuasa melawan takdir Pangeran,” jawab Peri Hitam. “Kedua orang tua Putri Cintana telah menerima lamaran lelaki itu!”

**

Baca juga karya teman lainnya, ya.. :)

1. Glowing Grant - Putri Kupu-kupu dan Kutukan Peri Jahat
2. Junior Ranger - Dongeng Kelam
3. Zen Ashura - Bata Kebosanan, Aschenputtel, dan Gadis yang Mendamba Kegilaan
4. Edmalia Rohmani - Nyala untuk Yuyun



No comments:

Post a Comment

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *