Monday, 7 March 2016

Rabu Berpuisi. Keping #32: DETIK

 
Sumber


Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut DETIK demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
‪#‎TopikPuisi‬


Puspita ChocoVanilla  
Detik-detik itu berjatuhan
Mengurai waktu membuyarkan impian
Kucoba merekatkan penuh harap
Namun terlanjur terserak dan melesap


Tomoyo Rin  
Kamu adalah rintik hujan itu
Yang kunikmati di setiap detiknya
Sebelum berganti deras
Lalu, menghilangkan jejakmu

Irfan Rizky 
Dan dalam heningnya ia bingar
Menjerit memelas mempertanyakan rindu yang tak kunjung kelar
Antara ayah, anak, dan cinta yang berakar

Mungkin sampai ia berhenti bertanya
Tentang berbagi detak, dalam detik di sela-sela antara
Tanpa ada sesiapa yang menjadi tuhan dan menistakan mereka


Edmalia Rohmani  
Detik melompat
membelit
menerkam
meminta pertanggungjawaban
atas doa yang tak pernah terucap
dan sesal yang tak kunjung ditunaikan
 


Rifki Jampang  
di setiap detik yang berdetak
perlahan cantikmu kan memudar
nafsu cintaku juga kan lekang
namun kau pasti tahu bahwa energi tak pernah hilang
begitu pula cintaku yang pernah mengakar
ia telah berubah menjadi sayang yang terus memuncak 

Rifki Jampang
tangguhkan sedetik saja
itu yang kupinta
akan kubuktikan bahwa aku bisa melakukan berubahan
namun engkau enggan mengabulkan
kau berkata
aku maut, tak bisa maju dan tak bisa ditunda 

 Selamat Bang J!

No comments:

Post a Comment

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *