oleh : ChocoVanilla
Jam dinding berdentang 12 kali. Akhirnya, penantianku selama empat tahun berakhir juga. Jendela sengaja kubiarkan terbuka untuk menyambutnya. Dan … ia datang!
“Natasha!” seruku lalu memeluknya erat. Gumpalan-gumpalan kecil awan menyelubungi rambut emasnya. “Aku rindu.”
Ia mengacak-acak rambutku penuh sayang. “Kau kira aku tidak?”
Aku tertawa. “Ayo, bawa aku sebelum Mama datang.”
Aku merangkul bahu Natasha yang kemudian membawaku melintasi jendela dan terbang ke angkasa. Sayap-sayap lembutnya menyelubungi tubuhku dengan hangat. Ia membawaku ke taman luar biasa indah di atas awan. Tempat di mana hanya ada bahagia.
Kami duduk bersisian di bangku taman, memandangi kupu-kupu dan bunga-bunga ditingkahi bunyi gemericik sungai jernih.
“Ijinkan aku selalu bersamamu. Jangan bawa aku kembali,” rayuku penuh harap.
“Tidak, Nas, belum waktunya. Masih banyak yang harus kau selesaikan di dunia.”
“Ini tidak adil. Mengapa kau boleh sedang aku tidak? Aku kesepian tanpamu.”
“Aku akan selalu datang, Nas.”
“Empat tahun sekali dan selalu membuat heboh!”
Kami terdiam, menyadari tak ada yang bisa diperbuat. Lama kami menikmati keindahan ini, sampai tiba waktunya Natasha membawaku pulang.
Di ambang jendela, seperti biasa kudapati seluruh keluarga merubung jasadku dengan tangis. Ingin aku tak kembali, namun Natasha mendorongku masuk.
“Aku akan selalu datang di ulang tahun kita, Anastasia.”
Kembar identikku kembali ke surga.
**
Cerita yang mengalir dengan sederhana. Rapi dengan sedikit kejutan di ujung cerita.
Baca juga cerita teman lainnya ya :)
Eri Udiyawati - Hati Baru untuk Rita
Iwan Setiawan - 29 Februari
Rifki Jampang - 29 Februari
Uni Dzalika - 29 Februari
Ruby Astari - 29 Februari untuk Sinead dan Cillian
Reffi Seftianti - Hantu
Chocovanilla - 29 Februari
Em Fatoni - Blog Post
Fajar Rahmat Hidayat - Return
Glowing Grant - 29 Februari
Vanda Kemala - Kudapan
No comments:
Post a Comment