Saturday, 20 February 2016

Rabu Berpuisi. Keping #30: LESAP

Sumber

"Di depan pintumu, wahai kesayangan
Aku menggoreskan jejak-jejak yang kuharap
takkan LESAP dalam kehilangan"
‪#‎TopikPuisi‬


Bayangmu berangsur lesap dalam sunyi
Bersama terbitnya mentari
Dan senyum manis seorang bidadari
Damailah, Kekasih, cinta yang baru tlah bersemi di hati

Amarahku lesap sesaat senyummu rekah.
Lihatlah, bagaimana bisa kuabaikan binar pesonamu.
Yang memelukku sehangat pagi.
Meski seharusnya aku tahu, dustamu kelak membunuhku.

Hujan kembali datang,
mengetuk jendela kamar,
untuk kemudian lesap di udara: 
sekadar mengantarkanmu pulang.

Hujan kembali datang,
sekadar pulang,
membawa kabar di udara;
untuk datang dalam senyap,
menyeret jiwa, melesap
pada kisah-kisah kita yang harus lenyap.

Matamu jalang seperti kunang-kunang
Meregang nyawa di atas bara
api cintaku yang tak kunjung lesap
Mengisapku dalam pusaran cinta
penuh derita sesal namun tabah
yang tak pernah kau tahu jua

akan tiba masa
puisi lesap melepas nyawa
di antara kata-kata puji-puja
yang dianggap tuhan oleh mata pujangga

Bintang jatuh itu, sayang, lesap. 
Seperti kesedihan-kesedihan kita yang hanya tampak bara. 
Sesekali. 
Tapi aku menemukan indah berkali-kali.


Selamat yaa buat yang terpilih :) 

No comments:

Post a Comment

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *