Thursday, 15 October 2015

Karya Terpilih Prompt #91 : Bukan Salah Ombak

foto dari Ranny Afandi

oleh Zen Ashura

“Aku pergi beli minuman dulu, ya!” seru suamiku seraya berdiri kemudian mengibas-ngibaskan pasir di celananya.

Pantai memang juara sebagai tempat berlibur paling mengasyikkan. Debur ombaknya menentramkan hati yang lama dibiarkan panas karena aktivitas. Pantai memang pantas untuk dijadikan pelarian dari pengapnya hiruk-pikuk kota.

“Bunda! Aku pergi main ombak, ya!” seru anak perempuanku satu-satunya dengan muka sumringah. Ini adalah kunjungan pertamanya ke pantai wisata. Liburan-liburan kemarin aku banyak mengajaknya ke mall yang ada di kota. Aku takut ia menjadi sosok yang hedonis. Aku takut ia tak lagi mencintai alam.

Kulihat anak perempuanku bermain-main dengan ombak di ujung sana. Ditemani lelaki yang pastinya adalah papanya. Mereka berdua begitu gembira. Lagi-lagi aku tak salah dalam memilih tempat berlibur.

“Hati-hati dengan ombaknya, Sayang!” seruku padanya. Kuharap suamiku benar-benar mengawasi anak kami ketika bermain ombak.

Namun kali ini aku salah, bukan ombak yang harusnya kukhawatirkan.

***

KOMPAS

SETELAH DIPERKOSA, BOCAH TUJUH TAHUN TEWAS DIMUTILASI

cerita asli DI SINI

*****
Ada beberapa kisah yang bisa membuat pembaca mengikuti alurnya dengan tenang, santai dan seolah 'tak ada apa-apa'. Tapi ketika tiba di ujung cerita, kisah tersebut mampu memaksa pembaca diam sejenak, lalu buru-buru merangkai ulang cerita dengan pemahaman baru. Pemahaman yang didapat dengan puntiran tajam di ujung kisah.
Buatku, cerita ini adalah salah satunya.













No comments:

Post a Comment

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *