Halo. Kembali lagi sama saya Ajen Angelina di bahas karya MFF. Berikut ini rekap Bahas Karya pada hari Selasa tanggal 10 Feb 2015.
-----
FF - Shadow
By Chovovanila
Lorong ini seperti tiada akhir. Gelap, senyap, lembab, sementara air keruh mengombak-ombak di betis. Napasku terengah, berpacu dengan kaki-kakiku sendiri. Sesekali kutoleh ke belakang, bayangan hitam itu terus mengejar. Aku
ketakutan, bahkan untuk berteriak pun akutak berani. Aku hanya ingin melihat setitik cahaya di depan sana. Tapi tak ada. Hanya
gelap dan hitam. Sementara bayang-bayang itu semakin dekat. Bisa kurasakan embusan
napasnya, bisa kudengar kecipak kakinya, bahkan bisa kudengar detak jantungnya. Aku takut.
“Tunggu aku,” sengalnya parau. Kakiku seperti tertanam pada lumpur.
“Mengapa kau lari? Kau harus menemukanku,” cericitnya. Aku memejamkan mata pasrah. Bayangan itu sudah berada tepat di belakangku, aku bisa merasakan dinginnya.
“Cari aku, Mala, temukan aku.”
Sesuatu yang dingin lalu menyentuh leherku. Aku berteriak sekuatnya. Meronta. Menjerit. Mencakar. Menendang. Lalu suara derap kaki menyerbu.
*********************
“Jangan main di sana, Mala. Aku takut.” Kupandang Zoya dengan remeh.
“Apanya yang membuatmu takut? Airnya bagus, cuma selutut. Ini gorong-gorong paling besar dan paling jernih di dunia.”
“Tapi…kalau Mama tahu…”
“Bodoh! Tentu saja jangan sampai Mama tahu! Ayo, mau ikut tidak?”
Zoya ragu. Kutarik lengannya. Sebentar kemudian kami sudah mencebur ke air yang hanya setinggi lutut. Zoya menggigil tapi lalu tertawa riang.
“Menyenangkan bukan?” tanyaku. Zoya tertawa lalu mencipratiku dengan air. Kami bermain di daerah terlarang ini sepuasnya. Berenang, berendam, berdendang, berdansa. Hingga tak kami sadari, tiba-tiba ada suara gemuruh di kejauhan. Kami saling berpandangan.
“Suara apa itu, Mala?”
“Entah.” Lalu aku melihat sesuatu yang takkan pernah kulupakan sepanjang sisa hidupku bahkan mungkin di sepanjang kematianku. Air yang luar biasa banyak dan tinggi dan deras dan berbuih-buih dan berombak-ombak datang menyerbu.
“Larii … lari … Zoyaa, ke tepi cepaaat!” teriakku. Lalu aku berlari secepat yang kubisa meraih tepi yang terasa jauh dan mencoba memanjat batu batunya. Kutoleh Zoya. Dia hanya membelalak, mulutnya menganga, kakinya terpaku pada air.
“Zoyaa … minggir … ayoo … Zoya … lariii!”
Tapi ia hanya menoleh padaku dan
memandangku. Lalu aku menjerit dan menutup muka ketika air yang banyak dan deras dan tinggi dan berombak-ombak itu menabrak Zoya dan menggulungnya dalam sekejap. Waktu itu tak ada hujan dan bahkan udara sangat panas. Ketika reda, hanya sekian menit, Zoya telah lenyap.
***************
Peluh membasahi seluruh tubuhku. Lagi- lagi bayangan itu mengejarku. Kali ini tangannya terjulur dengan cakar-cakarnya yang panjang. Aku takut, tapi kutunggu ia mendekat. Gemetar seluruh sendiku. Lalu ia bersuara.
“Cari aku, Mala.” Suaranya seperti tertahan oleh bergalon-galon air di tenggorokan.
Bergemuruh seperti ombak.
“Kkau … sudah mati, Zoya,” kataku nyaris tak terdengar.
“Tidak. Aku masih menunggumu.” Sekarang aku takut luar biasa. “Sudah lima belas tahun berlalu, tak mungkin kau masih menungguku, Zoya. Maafkan aku,” tangisku perih.
“Matilah bersamaku, Mala, maka kau kumaafkan.”
“Tidaakk … !!” Tangannya yang dingin mencengkeram leherku. Aku berteriak sekuatnya. Meronta. Menjerit. Mencakar. Menendang. Lalu suara derap kaki menyerbu.
“Beri dia penenang.”
“Tapi baru dua jam yang lalu.”
“Naikkan dosisnya.”
Tenagaku lalu hilang, masih sempat kudengar suara-suara.
“Kasihan, ia masih saja merasa bersalah atas kematian Zoya.”
“Siapa Zoya?” tanya suara yang baru pertama kali kudengar.
“Salah satu alternya.”
****************
words: 489
Poin yang akan kita bahas
1. Beginning
Apakah beginning membuat kamu tertarik untuk membaca FF ini?
Apakah beginning sudah memberi gambaran konflik?
2. Konflik
Apakah sebab konflik dalam FF ini? Apakah akibat konflik dari FF ini? Bagaimana penyelesaian konfliknya? Apakah FF ini membuatmu mengernyitkan dahimu karena ada yang bolong? Apakah yang bolong itu? Apakah twist FF ini berkesan di hatimu?
3. Plot
Apakah plot FF ini berjalan mulus?
Bagaimana dengan plot twist? Apakah ada keseimbangun antara plot twist dan adegan FF?
4. Setting
Apakah kamu bisa mengetahui dengan baik di mana settingnya? Apakah kamu terganggu dengan background yang bertele-tele?
5. Karakterasasi
Bagaimana emosi tokoh dalam cerita? Bisakah kamu menangkap watak tokoh? Bagaimana hubungan emosi antara tokoh?
6. Dialog
Bagaimana dialog yang digunakan? Apakah dialog membangun cerita?
7. Pov
Pov apakah yang digunakan? Adakah tidak konsistensi POV
Silahkan bagi teman-teman memberi tanggapan sesuai tujuh poin di atas sampai pukul 24.00 nanti. Buat Oma Cho, jangan komen dulu yah!
Buat yang mau karyanya dibahas, silakan inboks saya FFnya..
Sampai jumpa selasa depan.
Berikut komentar dari teman-teman.
A. Carolina Ratri
Ummm MPD emang menarik banget ya buat dijadiin cerita. Tapi aku baru baca punya Sidney Sheldon yang Tell Me Your Dreams aja. Karena ff ini aku pengin baca kisah MPD yang lebih kompleks kayak Sybill atau Billy. Dan kalau di Sidney sih para alternya gantian munculnya sih. Si penderita bahkan kesulitan mengenali alter satu dengan yg lain. Butuh seorang psikiater untuk bisa memunculkan dan mempertemukan alter2 itu. Jadi, sori, mungkin aku yg perlu baca lebih banyak lagi, tapi adegan Mala dan Zoya yang saling menciprati itu agak ga bisa kunalar sih. Terus iya, aku merasa agak patah plotnya di antara penggalan pertama dan kedua. Kayaknya kalau mmmmm... dijadikan utuh dalam satu plot malah lebih menyatu. Maksudnya penggalan satu dan penggalan dua itu memang 2 adegan saat Mala dan Zoya di setting waktu yang berbeda ya? ng. Barangkali bisa disatukan aja, tapi adegan salah satunya dibikin flashback pada dialog. Trus malah jedanya ditaruh di bagian mau dikasih obat itu.
-Lembap, BUKAN lembab
-Apakah ini hasil baca Sybill, mbak ChocoVanilla?
+ Edmalia Rohmani : Kalau setahuku penderita schizophrenia itu memang seperti itu, bahkan ada yang berkelahi dengan dirinya sendiri dan benar-benar terluka seperti dengan lawan sungguhan. Cmiiw
- Carolina Ratri Okai. Aku yang kurang pengetahuan berarti
+ Erlinda S W Kayak Gollum gitu bukan sih yang bisa memarahi dirinya sendiri?
- Carolina Ratri *Masukin Billy ke to read list*
+ Edmalia Rohmani Gollum bahkan memukuli dirinya sendiri
B. Erlinda S W
Aku tak berani kali ya bukan akutak berani (paragraf pertama). Suka endingnya. Singkat tapi nonjok. Kirain temennya ternyata alternya. Dari awal saya kira Zoya ini temannya yang sudah jadi hantu.
C. Junior Ranger
Untuk ff apakah ini tdk terlalu banyak jeda? Seperti sinopsis potongan novel ? Oh. Maaf. Aku ngerasanya di jeda ini emosiku mulai bangun tp putus pada jeda yang lain *mulai sotoy *ngomong apeu.
akutak atau aku tak?
D. Edmalia Rohmani
Kisah yang menarik bahkan ketika dari awal bermula. Alurnya dibikin patah maju mundur cantik, khas Bu Choo di beberapa ff-nya. Tapi saya tidak merasa terganggu tuh. Entah pembaca lainnya. Twist oke. Mungkin perlu ditambahkan beberapa tanda baca agar emosi tokoh lebih berasa. Oya, ini juga ff yang menjebak pembacanya sehingga pembaca memang mengira ada dua tokoh. Dan caranya cukup elok. Demikian komentar singkat nan amatir ini *singkat?
E. Maya Indah
Awal FF ini sudah cukup menarik. Twistnya cukup mengejutkan karena tebakanku Zoya adalah saudaranya, ternyata alter. Aku gak terlalu terganggu sih dengan ada jeda seperti ini. Tapi, aku juga pernah bikin FF dengan jeda seperti ini dan waktu itu memang mendapat komentar kalau FF seperti ini terkadang memutus plot. Mungkin waktu itu aku juga kurang halus membuat jedanya. Sebetulnya aku masih agak bingung apakah alter ego itu double personality ya? Sama kah? *tutup muka* Karena kalau sama, yang pernah aku baca, dua karakter tidak mungkin muncul bersamaan. Karakter itu muncul seperti orang yang muncul di panggung, gantian. Terkadang mereka gak sadar kalau mereka punya kepribadian lain. Dari yang kubaca mereka dengan kepribadian ganda selalu merasa ada waktu yang hilang. Seperti cerita Billy, dia gak sadar kalau ternyata dia punya segitu banyak kepribadian. Baru ketika dia dalam terapi psikiater dia tau dia punya banyak kepribadian, itu pun dia tidak ingat setiap alter yang dia miliki. Wahahaha, kenapa jadi panjang bin sotoy gini Mohon dikoreksi jika ada yang salah ya...
F. Ajen Angelina
Beginning
Beginning FF ini menarik, dimulai dengan pejabaran setting. Pembaca langsung membayangkan si tokoh terjebak dan dikejar sesuatu - pembaca kemudian mengasumsikan si pengejar seseorang yang ingin membunuh si aku . Beginningnya langsung membawa pembaca ke dalam ketegangan.
2. Konflik
Konflik yang terjadi adalah karakter vs dirinya sendiri. Zoya yang pada awal mulanya kita kira adalah seseorang yang lain ternyata alter ego si Mala itu sendiri. Kebetulan MPD adalah hal yang aku dalami beberapa tahun ini. Dari twist ending, bisa kita lihat bahwa si Mala ini mungkin bukan satu-satunya alter. Ada banyak alter di tubuh Aku. Penulis kurang mengkaji lebih dalam penyebab si aku mengalami MPD. Biasanya MPD terjadi karena seseorang mengalami penyiksaan saat kecil, di "Tell Me Your Dreams" misalnya tokoh Ashley menjadi Toni dan, argh, aku lupa satunya lagi karena diperkosa oleh ayahnya sendiri berulang kali. Di "Sybil" keenambelas kepribadiannya terjadi karena ibunya menyiksanya berulang kali. Di "duapuluh empat wajah Billy", si Billy seperti itu karena disiksa dan disodomi ayah tirinya berulang kali. Aku ingat ada Dani si alter yang diciptakan hanya untuk merasa sakit. Alter lain terbentuk karena si pribadi tidak sanggup menghadapi trauma. Ada beberapa film juga yang bisa menjadi acuan yang paling tenar "All About the Eve." Intinya pola MPD itu begini. A mengalami trauma yang mengerikan dan tidak mampu menghadapi trauma itu. Dia kemudian memecahkan kepribadiannya menjadi alter yang menanggung penderitaannya. Jadi ketika si aku mengalami masalah, alternya yang merasakan. Kepribadian ganda tidak diakui di dunia kedokteran jiwa sampai beberapa kasus tenar. Ah yah dari cerita ini si Mala memiliki kepribadian ganda karena pernah menyaksikan Zoya meninggal. Trauma membuat Mala membentuk kepribadian Zoya. Namun ada beberapa hal yang membentur logika dalam hal ini kasus MPD. Biasanya kepribadian utama tidak menyadari keberadaan alternya dan cenderung melupakan alasan yang membuat dia memecahkan kepribadiannya. Alter itu terbentuk untuk memblokir ingatan yang traumatis itu, jadi sangat membingungkan si aku ini bisa mengenal Zoya, kecuali kalau dia sudah diterapi. Terapi MPD juga biasanya dilakukan dengan hipnotis dan beberapa obat. Dan biasanya alternya muncul jika si karakter sesungguhnya di bawah pengaruh hipnotis atau ketika si alter ingin menguasai tubuh karakter utama. Gejala yang dialami si Mala malah cenderung ke pasien skizofrenia yang meraung-raung seperti itu dan harus diberi obat penenang. Dalam kasih MPD, pasien dihipnotis dan kepribadiannya dipanggil ke luar. Kepribadiannya akan muncul dan mungkin memberontak. Namun untuk menenangkannya dokter akan hipnotis memanggil kembali kepribadian yang awal. Biasanya pasien MPD akan segera sadar kembali ketika disadarkan dengan hipnotis. Menurut saya, penulis tidak begitu dalam dalam meriset MPD. Dan memang MPD terlalu dalam untuk diceritakan singkat, karena akan banyak pertanyaan yang muncul. Jadi konflik yang baik ini menggantung.
3. Plot
Plotnya dimulai dengan Mala yang dikejar seseorang, lalu ada adegan mala melihat zoya meninggal, kemudian zoya itu ternyata salah satu kepribadian lain di dalam diri Zoya. Plot twistnya lumayan, tetapi menimbulkan tanda tanya besar. Salah satu kepribadian? Ada berapa kepribadian? Apa alasan dia mengalami kepribadian ganda? Kalau hanya karena melihat kecelakaan bagaimana terbentuk kepribadian yang lain?
4. Setting
Saya rasa settingnya lumayan baik.
5. Karakter
Karakter Mala yang digambarkan ketakutan mampu membuat cerita ribut. Tanpa mempertanyakan logika MPD, karakternya diolah dengan baik.
6.Pov
Orang pertama dan konsisten
7. Dialog
Nggak ada masalah. Sekian dari aku. Saran aja buat plot. Bagaimana kalau dimulai dengan Zoya yang menceritakan hari di mana dia mati. Dia kemudian menyalahkan Mala karena Mala yang membunuhnya. Dia membuat hidup mala menderita. Lalu ngamuk. Dokter menghipnotis kembali dan taraaa Zoya kembali menjadi Mala. Saran aja sih. Menurut aku yang kurang dari FF ini adalah riset tapi hey MPD adalah hal yang rumit aku aja butuh setahun untuk riset dan mengerti benar. Sekian dan kalau mau bahas karya pliss inboks aku.
- Dian Farida Ismyama Mantap Ajen Angelina . Cerita kayak gini memang butuh riset
- Carolina Ratri Kayaknya aku tadi komen, tapi ga tahu kok ilang. Mumpung dibahas sama Ajen nih. Skizo sama MPD itu sama apa beda sih Jen? Kalo sepemahamanku, skizo itu mendengar suara-suara di kepalanya. MPD itu dia punya kepribadian ganda, yang munculnya ya itu tadi, gantian. Nah, kalau aku bener, berarti mungkin cerita ini agak rancu, antara skizo sama MPD. CMIIW.
- Maya Indah Sepemahamanku, skizo dan MPD itu beda, mbak. Kalau yang pernah aku baca, skizo itu lebih ke kelainan otak yang menyebabkan fungsi otak tidak bisa selaras dengan psikisnya, secara umum yang kita ketahui ya ditandai dengan mendengar suara-suara, halusinasi, delusi dsb. Kalau MPD, lebih disebabkan oleh trauma ketika kecil. Tapi setiap kepribadian bisa berfungsi secara penuh (cara berjalan, cara berbicara dsb). Dan jarang sekali satu kepribadian tahu adanya kepribadian lainnya. Di Billy itu, cuma kepribadian yang mana gitu (aku lupa) yang bisa tahu semua kepribadian.
- Carolina Ratri Nah, berarti kalau dilihat-lihat lagi, FF nya Mbak Cho ini di awal kayak skizo, tapi di ending jadinya alter ego yang berarti MPD dong ya? *garuk-garuk dagu* *dagunya Keanu Reeves*
- Ajen Angelina Beda Mbak Carra.. Skizo itu dia berkhayal bertemu orang sedangkan MPD ada dua kepribadiann dalam dirinya tapi dia gak sadar. "Beautiful min: itu skizo, "Psycho" itu MPD
Tanggapan dari Oma ChocoVanilla
Hihihihi ... terima kasih semuanyaa Jadi gini, si aku ini memang pasien MPD yg tengah dirawat. Sependek yg aku tahu, sesama alter bisa saling kenal bahkan ada yang lebih dominan dari yang lain. Nah, si host memang tidak tahu jika punya kepribadian ganda. Namun dalam terapi yang cukup panjang, biasanya si host akan dikenalkan dengan para alternya dalam keadaan dihipnotis. Jadi Zoya ini salah satu alter yang meninggalkan memori bawah sadar paling membekas pada Mala meski kejadiannya 15 tahun lalu. Ajen, Mala bukan trauma karena melihat Zoya meninggal lalu jadi MPD, tapi justru Zoya sudah ada sejak mereka kecil dan jadi salah satu alternya. Bisa jadi juga si aku ini juga bukan host, melainkan sesama alter (ngeles :P)
Emang rumit sih, dan sampai sekarang masih terus meriset. Karena ini FF jadi kupotong langsung pada kisah dengan salah satu alter dan ternyata membingungkan yaa hahaha ... Oh ya, FF ini kubuat sebelum gabung dengan MFF jadi yah mohon maklum hihihihi ... Jadi si Mala ini memang penderita MPD sejak kecil.
Jeng Carra, dalam "Tell Me Your Dreams", ketiga alter bahkan bersekongkol dan sering
membicarakan Ashley si host. Dan di endingnya, setelah melalui terapi dan dia dinyatakan
sembuh, ternyata yang tersisa adalah Toni! Ashley malah yang hilang waahaha... maaf yang blm baca
jadi spoiler nih. Novel ini amat sangat keren dan aku sdh baca berkali-kali
24 wajah Billy recomended, Jeng ...
- Carolina Ratri
Iya, aku udah lama banget itu baca "Tell Me Your Dreams". Jadi aga2 lupa sih jalan ceritanya
tapi inget banget endingnya. Kalo plotnya memang mau kayak gini, kayaknya bagusan dibikin cerpen Mbak Cho. Biar ruang berceritanya lebih luas. Bisa puas cerita, bahwa ini si Mala sudah melalui terapi, sudah kenalan sama alter dsb dsb. Kalau mau dijadiin FF kayaknya agak terlalu sempit ya. Jadi nggak bisa cuma 1 konflik. Dalam FF memang sebaiknya kita bercerita dengan 1 konflik aja, dalam 1 settingan waktu. IMO Tapi, belum gabung MFF aja udah cakep gitu ya nulisnya
- Ajen Angelina
Omaaa ribett .. Si Mala ini alter juga ternyata yahh iya emang ini bagusnya dipanjangin sih
huahahahah..
----
Sampai ketemu lagi di Bahas Karya berikutnya yahhh.
Dadaaaahhh...
Thursday, 12 February 2015
Bahas Karya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment