Tuesday 18 March 2014

Review Buku: Tu7uh yang Ampuh


Judul: Tu7uh
Penulis: Candra Adi Buana, Harry Irfan, Irfan Aulia, Morgan Putera, Rendy Afriandi, Randy Suherwan, Ryan Pradana
Editor: Harry Irfan, Ryan Pradana
Proofreader: Harry Irfan, Ryan Pradana
Desain Sampul dan Ilustrasi: Rendy Afriandi
Tata Letak: Irfan Aulia
Penerbit: Indie Book Corner
Jumlah Halaman: 237 + xiv

"Membaca Tu7uh seperti teka-teki yang tak ada habisnya. Jangan pernah menebak. Ujungnya penuh muslihat." -Oddie Frente (@Oddie__) Penulis 'Cemburu itu Peluru'.

"Jangan biarkan kepalamu serasa ditampar tanpa perlindungan dan tak sanggup membalas karena membaca buku ini!" -Jasper Valentino (@JvTino) Penulis 'Setintapena: Drama Cinta - Sisi Hidup'

"Cara mereka mengolah ide, mengeksekusinya, serta menyajikannya dalam antologi fiksi ini akan membuat pembaca tercengang dan menggumam." -Daniel Prasatyo (@Daprast) Academic Advisor Cinta Bahasa - Indonesian Language School

Tujuh orang menjadi satu dalam kumpulan cerita mini dan fiksimini yang penuh dengan punch dan gaya khas masing-masing. Liar! -Momo DM (@momo_DM) Penulis, Fiksiminiers.

***
Buku ini menarik -terus terang- karena nama-nama penulisnya. Saya mengenal Harry Irfan dan Irfan Aulia. Selebihnya saya tahu mereka adalah para fiksiminiers, atau penggiat fiksimini, sebuah komunitas yang biasa melemparkan cerita mikrofiction sebanyak 140 karakter lewat akun twitter @fiksimini.

Saya tahu beberapa *atau mungkin semua?* merupakan lulusan FM Idol atau fiksimini Idol. Entahlah, pastinya. Karena saya sendiri baru benar-benar mengamati fiksimini mungkin baru awal tahun yang lalu.

Dari fiksimini, saya stalking blog mereka masing-masing, di mana mereka menuangkan semua imajinasi liar yang mungkin tak pernah terpikirkan oleh orang lain. Dan, memang liar! Saya tahu, Harry Irfan dan Irfan Aulia punya kekhasan masing-masing. Bahkan saya berani sedikit main-main di buku ini, saya membaca dulu ceritanya, baru saya tebak siapa penulisnya. Bisa emang? Boleh percaya boleh tidak, saya hampir selalu benar menebak tulisan milik Harry Irfan dan Irfan Aulia :)))

Kalau dilihat di kronologis ketika gerombolan ini sedang menggagas ide buku, semuanya berawal dari keisengan. Keisengan twit Harry Irfan yang kemudian dijawab dengan serius oleh empat orang yang lain, dan kemudian disusul masuknya dua orang yang terakhir. Maka jadilah buku ini. Kronologis tepatnya bagaimana, bisa dibaca sendiri di bagian akhir buku ini.

Buku ini sendiri terdiri atas 5 bagian, yaitu Cerita Mini, 77 Kata #AbjadBercerita, Cerpen #PelangiBercerita, Cerita Estafet dan Fiksi Mini #7Sins.

Tampak sekali para penulis berhati-hati untuk memilih benang merah tiap babnya, sehingga ketika disatukan, buku ini pun mempunyai satu tema besar yaitu Tujuh.

Cerita Mini berisi kisah-kisah FlashFiction bertema bebas. Penulis tampaknya dibebaskan untuk menentukan sendiri temanya. Beberapa sangat menarik, seperti Sabun (Harry Irfan), Tahi Lalat di Punggung Istriku (Ryan Pradana), Kulantunkan Puisi Cinta Untukmu (Irfan Aulia), Selama Jam Dinding Masih Berdetak (Harry Irfan), Teddy Bear untuk Adikku (Ryan Pradana), dan Aku Takut pada Diriku Sendiri (Rendy Suherwan). Beberapa di antaranya membuat tangan saya gatal untuk meremake :))) dan kemudian bab ini ditutup dengan cerita yang cukup bikin saya bilang, "Sialan!" oleh Irfan Aulia di "Cermin Negeri dari Dongeng". :))

Bagian kedua adalah FlashFiction 77 kata dengan tema #AbjadBercerita. Judul-judul FlashFiction yang ditulis berurutan berdasarkan abjad, A B C D dan seterusnya. Dimulai dengan A untuk Anti Air (Candra Adi Buana), B untuk Bersama Diana (Ryan Pradana) hingga Z untuk Zodiak (Ryan Pradana).

Bagian ketiga adalah Cerpen #PelangiBercerita. Sudah bisa ditebak kan, benang merahnya di mana? Betul. Tentang warna-warna pelangi. Hmmm, jadi mengingatkan saya tentang project yang itu juga :) Anyway, setiap penulis mempunyai jatah untuk menulis satu cerita pendek di sini. Dimulai oleh Rendy Afriandi dengan cerpennya "Bibirmu yang Merah, Sama dengan Ibuku" dan diakhiri oleh Rendy Suherwan dengan cerpennya, "Si Baju Lusuh Berwarna Ungu." Satu yang paling menarik saya di sini adalah cerpen "Mencari Nila" oleh Ryan Pradana.

Bagian keempat merupakan cerita estafet. Hmmmmm, saya agak berpikir ketika sudah sampai di bagian ini. Cerita estafet, sejauh yang saya tahu, adalah cerita yang berkesinambungan yang ditulis oleh beberapa orang penulis. Cerita bersambung, yang dikerjakan ramai-ramai, saling meneruskan cerita. Seperti yang pernah dilakukan oleh MFF-ers di sini (meski ga selese :P) Tapi dalam buku ini, sepertinya para penulis hanyalah meneruskan sebuah cerita yang sudah ditentukan sebelumnya. Ada beberapa paragraf pembuka yang sama di semua cerita, yang kemudian dikembangkan oleh masing-masing penulis menjadi cerita utuh. Jadi situasinya begini, saya sudah membaca Arandotus milik Rendy Afriandi, dan kemudian saya sudah siap-siap untuk lanjutan cerita di cerita kedua yang berjudul "Rencana (Hampir) Sempurna" milik Candra Adi Buana. Tapi ternyata saya kecele :))) Cerita kedua tidak melanjutkan cerita pertama, begitu pun cerita-cerita setelahnya. Lah. Jadi maksudnya cerita estafet itu di mananya ya? Jangan-jangan saya yang salah mengerti kemarin?

Bagian kelima, merupakan bagian keahlian ketujuh penulis. Fiksi Mini. Sudah pasti fiksimini yang ditulis tak perlu ditanya lagi deh kayak apa :))) baca saja sendiri. Yang menarik, ada satu fiksimini berbahasa Inggris.

MY PRECIOUS! He keeps staring at my jewelery. One blink, it moves to his belly. ~@ry4nn~

Uwuwuwuwuw!!! LOVE IT SO MUCH! :)))

Anyway, lepas dari beberapa typo yang masih tercecer, buku ini patut diapresiasi setinggi-tingginya, terutama di konsep penulisan. Tak banyak buku antologi yang berkonsep sematang ini. Bahkan dalam Cemburu itu Peluru pun tak saya ketemukan benang merah tema sekuat ini. Jempol buat para penggagasnya.

Empat dari lima bintang ;)

No comments:

Post a Comment

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *