Karya Emfatoni
“Maukah kau dengar sebuah kisah, tentang seorang perempuan yang kecantikannya begitu berbahaya hingga bisa mengacaukan seisi alam raya dan memorak-porandakan semesta?” kata Ningrum.
“Paras menawan yang kecerahannya melebihi bintang-bintang,” kata Lastri.
“Pandai sekali kalian menirukan suara Pak Toto,” cetus Sekar.
Tawa mereka berdua pecah. Suaranya dipantulkan dan diteruskan lorong-lorong kelas yang sepi. Di lapangan upacara terlihat anak berseragam Pramuka lari dengan kencang.
“Guru yang aneh, selalu menceritakan Melati pada siswa baru,” kata Ningrum.
“Tapi, kasihan Pak Toto,” kata Sekar.
“Aku kadang heran. Melati memang cantik, tapi Pak Toto terlalu berlebihan,” kata
Ningrum.
“Namanya juga cinta, ditambah lagi Melati juga suka dengan Pak Toto,” kata Lastri.
“Tapi cinta mereka rapuh. Sejak skandal waktu itu, mereka saling bertengkar,” kata
Ningrum.
“Tidak juga, buktinya lihat keadaan Pak Toto sekarang,” kata Lastri.
“Aku setuju dengan Lastri dan taukah kalian sebab sebenarnya dari keadaan Pak Toto sekarang?” kata Sekar.
“Apa?” kata Ningrum.
“Kebetulan kita di depan tempat kejadian skandal Melati,” kata Sekar.
Mereka bertiga masuk ke kelas XII-IPA-4. Suara deritan pintunya menggema di ruang kelas yang kosong. Meja dan kursi mengkilat tertimpa cahaya bulan yang masuk melalui jendela. Di luar terlihat dua orang anak Pramuka, wajahnya melongo dan mereka buru-buru berjalan pergi. Kami menggeser kursi dan duduk, suara deritannya keras memecah kesunyian.
“Kalian tahu kan, Melati dipergoki Pak Toto sedang bermesraan di kelas ini dengan Fauzan,” kata Sekar memulai.
Cerita kami terpotong ketika pintu kelas terbuka. Seorang anak Pramuka melongokkan kepala dan mengedarkan senter ke dalam kelas.
“Ada apa, dik?” kata Ningrum.
Dia buru-buru keluar dan membanting pintu. Suranya membuat mereka terlonjak.
“Selalu saja begitu,” kata Lastri. “Ayo lanjutkan.”
“Tapi sebenarnya insiden itu adalah salah paham. Sore itu mereka sedang mengerjakan tugas berdua dan anemia Melati kambuh. Dia hampir pingsan dan Fauzan membantunya. Jadi seolah-olah mereka berpelukan,” kata Sekar.
“Kau tahu dari mana hal itu?” tanya Ningrum.
“Dari obrolan guru-guru yang sudah mengajar sejak masa kita,” kata Sekar.
“Tapi waktu itu kita sedang sibuk-sibuknya mengurus Tur Studi* sehingga tak mengacuhkannya ya?” kata Lastri.
“Iya, dan semenjak itu, Pak Toto mengambil cuti. Jadi Pak Toto saat itu tidak tahu kebenarannya dan ketika tahu, sudah terlambat,” kata Sekar.
“Terlambat karena bis kita terbakar. Seluruh penumpangnya mati termasuk Melati,” kata Ningrum.
“Dan kita,” kata Lastri.
“Jadi menurut yang aku dengar, Pak Toto merasa bersalah dan alasan itulah yang membuatnya membujang sampai sekarang sudah berumur 52 tahun,” kata Sekar.
“Andai Melati tahu tentang ini,” kata Lastri.
“Iya. Kenapa ya dia lebih suka menghantui jalan tempat kecelakaan kita?” kata Ningrum.
“Oya, dia pernah bilang padaku, sebelum kita kembali ke sekolah, dia tidak mau melihat Pak Toto dan istrinya serta anak- anaknya. Terlalu sakit katanya,” kata Lastri.
“Dan kenyataannya salah. Cinta memang rumit,” kata Sekar.
Terdengar teriakan di luar. Mereka buru- buru keluar kelas. Di tengah lapangan upacara, seorang gadis kejang-kejang dan meracau. Dia dikelilingi beberapa orang.
“Dan Fauzan selalu berusaha menyurupi siswi-siswi untuk menyampaikan ke Pak Toto bahwa Melati selalu mencintainya,” kata Sekar.
—
*) study tour (susah banget nyari istilah bahasa Indonesia untuk ini)
Diskusi
Yang akan kita bahas
- Judul: Apakah judulnya menarik? Apakah judulnya membuatmu tertarik membaca FF ini?
- Opening Line: Apakah opening linenya menarik? Apakah openingnya membuatmu terus membaca FF ini?
- Konflik. Sebab Konflik: Apa alsana terjadi konflik? APakah digambarkan dengan baik?
Akibat Konflik: Apakah akibat konflik?
Twist ending: Apakah endingnya sudah kau prediksi sebelumya? - Karakter: Apakah karakternya menarik?
- Setting: Bagaimana settingnya?
- Apa yang baik dari FF ini? Apa yang kurang?
- Masukan atau saran.
Sulung Lahitani Mardinata
Aku bahasnya acak boleh ga?
- Kekurangan FF ini adalah tokoh yang terlalu banyak. Perhatian jadi terpecah dan karakter tidak kuat. Padahal ini FF yang notabene lebih singkat dari cerpen. Akan lebih baik memanfaatkan jumlah kata untuk penguatan tokoh. Masih banyak kata tak baku (mengilat, bukan mengkilat). Detail yang tidak penting. Bagiku, sudah jeder rasanya twistnya sampai di bagian "seluruh penumpangnya mati" "dan kita" bla, bla, bla di bagian akhir setelahnya udah ga penting. Malah jadi antiklimaks.
- Kelebihannya, cara bertutur cukup baik. Konfliknya menurutku masih belum kuat. Karena terlalu banyak tokoh, jadi jumlah kata untuk menajamkan konflik berkurang. Twist ending agak-agak dapat ditebak. Hanya saja yang janggal, seolah-olah tiap siswa yang ketakutan melihat mereka bisa melihat hantu.
- Opening line cukuplah.
- Judul sama sekali tidak menarik. Seolah-olah penulis bingung mencari judul. Sama seperti menulis berita, "sebut saja namanya mawar."
- Buatku sendiri, ide cerita cukup menarik meski masih ada bolong di beberapa tempat. Kalau diperbaiki, bisa lebih tajam FF-nya.
Junioranger Sarif
- Judulnya: Nggak menarik
- opening line: menarik sampai paragraf kedua masih bikin penasaran untuk terus baca
- Konflik: mungkin sama kya uda Sulung Lahitani Mardinata karena terlalu bnyk tokoh jd konfliknya kentang. ga focus.
- Ngetwist sih aku ga ngira klo ini obrolan para hantu. tapi bingung dg tempelan bocah pramuka, terus ada yg nanya "kenapa DE?" *kukira hantunya nanya gitu terus apalagi ya...
- Settingnya rapi sih... segitu aja
Tanggapan Sulung Lahitani Mardinata
Nah, itu yang ga masuk di akal. Sepertinya
penulis bermaksud mengatakan kalau bocah-bocah pramuka bisa liat hantu. Tapi ya janggal buatku cara penyampaiannya..
Ariga Sanjaya
Komenku mirip dengan Sulung dan Junior.
Tara Orian
- Judul. Biasa aja. Bakal lebih seru kalau judulnya "Skandal di Kelas XII-IPA-4", sih.
- Opening Line. Opening line-nya puitis banget, langsung nggak sinkron pas disambung bahasa gaul. Kesannya jadi cuma tempelan.
- Konflik Terlalu banyak 'tell' dari berbagai mulut, sambung-menyambung dengan versi masing- masing malah bikin rancu. Twist bisa dibilang hampir tidak ada. Malah ketika sampai di bagian ini: “Kami menggeser kursi dan duduk, ...” Justru saya merinding bacanya. Ada tokoh baru lagi? Yang mana? Tapi ternyata cuma typo.
- Karakter Nebeng komen Uda.
- Setting. Selain sebaris frasa soal cahaya bulan dan lampu senter dari adik junior, settingnya kurang mencekam. Api unggunnya mana? Biasanya anak pramuka suka bakar-bakar.
- Kelebihan, Kekurangan, Masukan Boleh saya remake nggak?
Ara
saya gk tahu harus komen seperti apa tapi perubahan POV dari mereka menjadi kami, agak ganggu rasanya. judulnya mungkin akan bagus jika, Melati dalam kenangan.
Isti'adzah Rohyati
- Judul: macam judul-judul berita koran Lampu Merah. Pikiran udah ke mana-mana ga taunya ceritanya ga gimana-gimana.
- Opening line: menarik. Tapi kebanting sama isinya. Jadi cantiknya itu kayak gimana yang katanya bisa memorak-morandakan semesta?
- Konflik: jelas. Salah paham.
- Karakter: kebanyakan tokoh, jadi pucing pala barbie.
- Setting: oke. Di sekolahan.
- Yang baik adalah twist-nya, tapi sayang kebanyakan twist-nya. Dimulai dari ternyata mereka itu hantu, lalu Melati yg ternyata masih mencintai Pak Toto lewat Fauzan yg memasuki tubuh murid-murid, Pak Toto yang masih membujang. Tapi, hei! Pak Toto mebujang? Kok ada kalimat begini ya --> "... dia tidak mau melihat Pak Toto dan istrinya serta anak- anaknya. ..." Lalu, itu istri dan anak-anaknya siapa? Kurangnya, selain yang itu tadi, FF ini kebanyakan tokoh. Kalau ini cerpen, masih okelah, tapi dipanjangin lagi ceritanya. Udah gitu ajah.
- Judul: berita koran yang pakai nama samara aja, judulnya nggak gini amat *ditambah lagi koran sekarang malah lebih berani sebut nama korban *lah, ngelantur
- Opening line: menarik, soalnya emang ini tantangan dari prompt (yang aku nggak buat) dan awalnya bikin pengen lanjut baca. Tapi niat langsung ngedrop pas bingung karena kebanyakan tokoh sampe harus bolak-balik inget nama tokoh. Kan pucing pala paus jadinya
- Konflik: cukup oke. Ada penjelasan pula soal konfliknya. Cukup twist ending juga. Tapi kayak komen Uda Sulung Lahitani Mardinata, bla bla bla setelah twist malah bikin "haelah..."
- Karakter: buanyaaaaakk banget dan beneran bikin pucing pala paus.
- Setting: oke. Mungkin nulisnya pake backsound lagu Chrisye "malu aku malu, pada semut merah. Yang berbaris di dinding..." Oke, abaikan.
- Yang baik: selamat! Kamu berhasil nulis ini sama idemu yang cukup oke. Yang buruk: karakternyaaaaa...
Catatan untuk Mas emfatoni
- Karena ini FF, maka gunakan karakter seefesien mungkin jangan banyak begini karena pembaca jadinya kesulitan untuk fokus ke tokoh mana.
- Perhatikan juga dalam membuat double twist. Double twist akan membuat orang terperangah, tapi bias juga bikin orang malas dan mehh… Alias anti klimaks.
- Idenya bagus banget. Coba kembangkan dalam cerpen dan jangan gunakan judul sebut saja bunga yah :D
- Teruslah menulis.
PIC Bahas Karya
Ajen Angelina
Komenku pendek ya
ReplyDeletemungkin akan aku panjangin untuk bahas karya lainnya