Oleh: Junioranger
“Halo, Sayang, ada apa?”
“Aku kangen, Mas.”
“Iya, Mas juga kangen kamu, Sayang. Sudah ya, Mas lagi banyak meeting, nanti kutelepon lagi.”
“Anak-anak ju…”
Tut tut tut.
**
“Halo, maaf, Mas pulang telat, Sayang.”
“Tak apa.” Ada tanya yang kugantung.
“Love you, Sayang!”
“Jaga…”
Tut tut tut.
**
“Pagi. Sayang, hari ini, Mas ada kunjungan mendadak. Berangkat dulu ya!”
“Nggak sarapan du…”
“Maaf, Mas buru-buru, nanti saja sarapan di kantin kantor.”
“Hati…”
**
Kenapa, Mas? Belakangan ini ada yang aneh darimu. Tentang obrolan yang singkat saat kutelepon, sering ingkar saat kau janji telepon balik.
Sarapan pagi yang terhidang tak kau sentuh sedikit pun.
Mas, apa aku ada salah?
Aku minta maaf.
Maaf, Mas, kemarin saat larut malam kau tertidur, ada panggilan. Kuangkat.
Sayang, selamat beristirahat.
Begitu manis dan lembut suara perempuan di ujung sana. Kuakhiri tanpa jawab. Dadaku berdebar. Perih. Nelangsa.
Kuharap itu salah sambung.
Pagi tadi, saat kau mandi, ada pesan singkat yang tak sengaja kubaca.
Ceraikan istrimu secepatnya.
Aku bingung, nyaris limbung.
Aku tak berani bertanya padamu tentang itu, tapi aku percaya padamu. Aku tahu kau dulu sangat menyayangiku. Kau ingat janji akan menua bersamaku?
Satu hal yang belum sempat kukabarkan, berharap bisa menjadi kado ulang tahun pernikahan kita: ada malaikat di perutku, Mas!
Aku sayang kamu, Mas.
----
Cerita asli di sini.
Thursday, 30 April 2015
Karya Terpilih
Karya Terpilih #75: Aku Sayang Kamu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
terima kasih sudah memilih, jadi tahu masih banyak koreksi sana-sini. :)
ReplyDelete