Di #SeninPuisi kali ini, kita belajar dan bermain dengan Puisi AKROSTIK
Joko Pinurbo ~ Pacar Senja
Cinta seperti penyair berdarah dingin yang pandai menorehkan luka.
RINDU seperti sajak sederhana yang tak ada matinya. #TopikPuisi
RINDU seperti sajak sederhana yang tak ada matinya. #TopikPuisi
Silakan tuang imajinasi seluas-luasnya #TopikPuisi di atas dengan menggunakan kata (SENJA)
Sepi kurasa di
setiap detik yang berlalu
Entah kau juga menyadari perasaan itu
Nestapa ini menyesakkan kalbu
Jarak dan waktu telah memupuk RINDU
Akankah kau mengobatinya dengan sebuah perjumpaan?
Entah kau juga menyadari perasaan itu
Nestapa ini menyesakkan kalbu
Jarak dan waktu telah memupuk RINDU
Akankah kau mengobatinya dengan sebuah perjumpaan?
Senandung rindu
mengalun merdu.
Engkau bisikkan sepanjang waktu.
Nyanyian dukamu meraihku bersama semilir angin.
Jangan bersedih, duhai kekasih hati.
Akan kutunggu dirimu di pintu surga dan kita kan bersama selamanya..
Engkau bisikkan sepanjang waktu.
Nyanyian dukamu meraihku bersama semilir angin.
Jangan bersedih, duhai kekasih hati.
Akan kutunggu dirimu di pintu surga dan kita kan bersama selamanya..
Sayup kudengar
tangisanmu mengisi langit
Engkau sematkan rindu dalam jiwamu
Nafasmu berhembus mengisi batinku
Jejakmu pekat tak bisa kuhapus
Andaikan ku masih bernafas kan kuhapus tangismu
Engkau sematkan rindu dalam jiwamu
Nafasmu berhembus mengisi batinku
Jejakmu pekat tak bisa kuhapus
Andaikan ku masih bernafas kan kuhapus tangismu
Sungguh tak
pernah kuduga
Enggan bayangmu terhapus jua
Nun jauh di tubir jiwaku
Jejakmu merajahi dasar kalbu
Abaikan perihku meregang rindu
Enggan bayangmu terhapus jua
Nun jauh di tubir jiwaku
Jejakmu merajahi dasar kalbu
Abaikan perihku meregang rindu
Sunyi
Engkau
Nelangsa
Jarak
Apa ini yang dinamakan rindu, wahai perempuan yang menyimpan hatiku?
Engkau
Nelangsa
Jarak
Apa ini yang dinamakan rindu, wahai perempuan yang menyimpan hatiku?
Seraut rindu,
yang
Enggan berpaling, dari
Nyanyian ilalang di padang, ketika
Jagad senja menoreh jingga
Adakah rinduku merasukimu?
Enggan berpaling, dari
Nyanyian ilalang di padang, ketika
Jagad senja menoreh jingga
Adakah rinduku merasukimu?
Semburat langit
lukiskan rona pipimu
Embusan bayu pun senandungkan namamu
Namun tak jua kudapati bayangmu di ujung senja
Jasadku meranggas terbakar bara
Api kerinduan yang melantakkan jiwa
Embusan bayu pun senandungkan namamu
Namun tak jua kudapati bayangmu di ujung senja
Jasadku meranggas terbakar bara
Api kerinduan yang melantakkan jiwa
Seolah padam
Enggan menoleh lalu menghilang
Ngilu, linu!
Jubah kematian menelingkup rindu
Aku meregang sebab abaimu!
Enggan menoleh lalu menghilang
Ngilu, linu!
Jubah kematian menelingkup rindu
Aku meregang sebab abaimu!
Senyum manismu
Enggan tuk luruh
Namun ragamu
Jauh tak mampu kusentuh
Apakah ini yang dinamakan rindu?
Enggan tuk luruh
Namun ragamu
Jauh tak mampu kusentuh
Apakah ini yang dinamakan rindu?
Siluet jingga di
langit barat.
Elok cahayanya
masuk ke dalam.
Nelangsa diri
menangis sendu.
Jeruji besi,
meringkuk diam.
Air di pelipis
perkara rindu.
Senandung jingga
menyapa malam
Engkau memukau
cakrawala melalui gemintang
Namun rinduku
pada singgasana bertabur cahaya
Jadikan bayang
semakin memanjang
Aku, langit
biru, menyapa malam melalui senja.
Senyum manismu
selalu terbayang.
Elok parasmu terpatri di ingatan.
Namun,
Jarak menjadi pemisah di antara kita.
Aku tenggelam dalam jeladri rindu.
Elok parasmu terpatri di ingatan.
Namun,
Jarak menjadi pemisah di antara kita.
Aku tenggelam dalam jeladri rindu.
Semburat rasa menari-nari dipelupuk mataku,
Entah sudah berapa kali aku mencoba menepisnya,
Namun tetap saja aku masih sibuk mengemasi serpihan hatiku.
Jarak takkan mampu memecah riak asaku.
Aku bahkan tak peduli jika ternyata hanya aku yang merindu.
Entah sudah berapa kali aku mencoba menepisnya,
Namun tetap saja aku masih sibuk mengemasi serpihan hatiku.
Jarak takkan mampu memecah riak asaku.
Aku bahkan tak peduli jika ternyata hanya aku yang merindu.
Senyap, sunyi,
sepi, sendiri
Enggan pergi, mengendap, bersemayam dalam diri
Nyanyian rindu redam, kedap di ruang hati
Jaga hatimu, Melati ...
Aku akan selalu menanti
Enggan pergi, mengendap, bersemayam dalam diri
Nyanyian rindu redam, kedap di ruang hati
Jaga hatimu, Melati ...
Aku akan selalu menanti
Singkirkan
jemarimu dari pipiku
Emosi telah menjauhkan jarak kita
Nikahi saja dunia gemerlapmu
Jadikan pendamping setia
Aku, memilih melupakan
Selamat buat yang terpilih :)
Emosi telah menjauhkan jarak kita
Nikahi saja dunia gemerlapmu
Jadikan pendamping setia
Aku, memilih melupakan
Selamat buat yang terpilih :)
No comments:
Post a Comment