Sunday 1 March 2015

Senin Berpuisi, Keping #20 ; “RINDU” dalam puisi akrostik SENJA


Di #SeninPuisi kali ini, kita belajar dan bermain dengan Puisi AKROSTIK

Joko Pinurbo ~ Pacar Senja
Cinta seperti penyair berdarah dingin yang pandai menorehkan luka.
RINDU seperti sajak sederhana yang tak ada matinya. ‪#‎TopikPuisi‬

Silakan tuang imajinasi seluas-luasnya #TopikPuisi di atas dengan menggunakan kata (SENJA


Sepi kurasa di setiap detik yang berlalu
Entah kau juga menyadari perasaan itu
Nestapa ini menyesakkan kalbu
Jarak dan waktu telah memupuk RINDU
Akankah kau mengobatinya dengan sebuah perjumpaan?

Senandung rindu mengalun merdu.
Engkau bisikkan sepanjang waktu.
Nyanyian dukamu meraihku bersama semilir angin.
Jangan bersedih, duhai kekasih hati.
Akan kutunggu dirimu di pintu surga dan kita kan bersama selamanya..

Sayup kudengar tangisanmu mengisi langit
Engkau sematkan rindu dalam jiwamu
Nafasmu berhembus mengisi batinku
Jejakmu pekat tak bisa kuhapus
Andaikan ku masih bernafas kan kuhapus tangismu

Sungguh tak pernah kuduga
Enggan bayangmu terhapus jua
Nun jauh di tubir jiwaku
Jejakmu merajahi dasar kalbu
Abaikan perihku meregang rindu

Sunyi
Engkau
Nelangsa
Jarak
Apa ini yang dinamakan rindu, wahai perempuan yang menyimpan hatiku?

Seraut rindu, yang
Enggan berpaling, dari
Nyanyian ilalang di padang, ketika
Jagad senja menoreh jingga
Adakah rinduku merasukimu?

Semburat langit lukiskan rona pipimu
Embusan bayu pun senandungkan namamu
Namun tak jua kudapati bayangmu di ujung senja
Jasadku meranggas terbakar bara
Api kerinduan yang melantakkan jiwa

Seolah padam
Enggan menoleh lalu menghilang
Ngilu, linu!
Jubah kematian menelingkup rindu
Aku meregang sebab abaimu!

Senyum manismu
Enggan tuk luruh
Namun ragamu
Jauh tak mampu kusentuh
Apakah ini yang dinamakan rindu?

Siluet jingga di langit barat.
Elok cahayanya masuk ke dalam.
Nelangsa diri menangis sendu.
Jeruji besi, meringkuk diam.
Air di pelipis perkara rindu.

Senandung jingga menyapa malam
Engkau memukau cakrawala melalui gemintang
Namun rinduku pada singgasana bertabur cahaya
Jadikan bayang semakin memanjang
Aku, langit biru, menyapa malam melalui senja.

Senyum manismu selalu terbayang.
Elok parasmu terpatri di ingatan.
Namun,
Jarak menjadi pemisah di antara kita.
Aku tenggelam dalam jeladri rindu.

Semburat rasa menari-nari dipelupuk mataku,
Entah sudah berapa kali aku mencoba menepisnya,
Namun tetap saja aku masih sibuk mengemasi serpihan hatiku.
Jarak takkan mampu memecah riak asaku.
Aku bahkan tak peduli jika ternyata hanya aku yang merindu.

Senyap, sunyi, sepi, sendiri
Enggan pergi, mengendap, bersemayam dalam diri
Nyanyian rindu redam, kedap di ruang hati
Jaga hatimu, Melati ...
Aku akan selalu menanti

Singkirkan jemarimu dari pipiku
Emosi telah menjauhkan jarak kita
Nikahi saja dunia gemerlapmu
Jadikan pendamping setia
Aku, memilih melupakan


Selamat buat yang terpilih :)

No comments:

Post a Comment

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *