Friday 6 February 2015

Membangun Konflik

Kemarin kita sudah membahas tentang macam-macam teknik pembukaan. Hari ini kita akan mendiskusikan konflik dan cara-cara untuk mengembangkan konflik dalam cerita fiksi.

Berdasarkan Nilai
Kita mungkin terlalu terpacu pada konflik harus terlihat mewah dan heboh, seperti kejar-kejaran preman dan polisi di jembatan Golden Gate yang sedang dikuasai Godzilla, atau ledakan nuklir di tengah-tengah pemukiman, hingga menyebabkan lingkungan terkena radiasi dan banyak orang meninggal. Tapi kenyataannya, bukan mengenai seberapa heboh konflik yang ada pada cerita, melainkan seberapa besar nilainya.

Nilai di sini dapat diartikan sebagai pesan moral, atau bisa juga merujuk pada pengertian nilai yang sesungguhnya. Seberapa berharga konflik tersebut jika dimasukkan pada cerita. Seberapa besar pengaruhnya terhadap kehidupan tokoh utama. Seberapa penting, konflik tersebut hingga patut diperhitungkan sebagai sebuah masalah yang serius.

Berikut adalah sebagian contoh unsur-unsur yang biasa digunakan untuk menunjukkan nilai sebuah permasalahan :
- Harta
- Pertemanan
- Persaudaraan
- Organisasi
- Keadilan
- Lingkungan
- Kekuatan

Berdasarkan Karakter
1. Karakter vs Karakter
Di sini terbentuk dua karakter yang memiliki sifat saling berlainan, protagonis dan antagonis. Konflik bermula ketika salah satu pihak menginginkan sesuatu, namun harus mneghadapi pihak lain yang merintangi usahanya untuk mencapai tujuan. Karakter ini diidentikkan dengan sosok yang tegar dan kuat dalam menghadapi cobaan dari pihak lawan.

2. Karakter vs Dunia
Apa yang terjadi jika kita ingin bertemu seseorang yang paling berarti dalam hidup kita, namun sebelum hal tersebut sempat terlaksana, bumi tiba-tiba terbelah dua? Apa yang akan kita lakukan agar bisa bertemu kembali? Konsep dunia di sini tidak melulu mengenai gejala alam atau rintangan dari batas geografis. Sistem kehidupan yang buruk (atau istilah kerennya dystopia), juga termasuk dalam kategori ini.

3. Karakter vs Dirinya sendiri
Saya pernah mendengar istilah, musuh terbesar adalah diri kita sendiri. Perjuangan tokoh utama untuk mengalahkan ego, mengalahkan kesempitan pola pikir, atau bahkan mengalahkan ketakutannya sendiri tidak kalah menarik untuk dikembangkan.

Masih bingung mengenai materi yang dijelaskan? Jangan khawatir, saya menemukan satu sarana yang dapat mempermudah proses pengembangan karakter, yaitu dengan kuesioner. Teman-teman bisa mengunduhnya langsung pada tautan berikut:
http://teacher.scholastic.com/writeit/fiction/draft/pdfs/conflictquestionnaire.pdf
Jangan khawatir, meski berbahasa Inggris, tapi kuesioner ini mudah dipahami. Sampai jumpa di pertemuan minggu depan.

Sumber pustaka :
http://teacher.scholastic.com/writeit/fiction/draft/creatingconflict.html
http://thewritepractice.com/creating-conflict/

No comments:

Post a Comment

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *