Tuesday, 2 September 2014

Sharing : Buku Yang Membuatmu 'Menyerah'.



Selamat Kamis, Kawans.... Rubrik Sharing hadir lagi setelah libur 2 pekan. Gimana, sudah siap berbagi?
Berawal dari obrolan ringan di twitter dengan Latree Manohara, tercetus sebuah pertanyaan (yang cocok dijadikan topik sharing) : Buku/novel apa sih yang bikin kalian menyerah (untuk membacanya)? Dan kenapa?
Buatku sendiri salah satunya adalah buku tentang pocong yang sempat nge-hits banget. Joke yang dilontarkan di sepanjang buku nggak ngena buatku. Setelah berulang kali melompat-lompati kalimat (malah mirip pocong yah? Hehe.) Aku menyerah di halaman 80. Lalu buku pinjaman itu (syukurlah cuma pinjaman!) Aku kembalikan.

Gimana dengan kamu? Yuk, sharing.

Latree Manohara
Clara Ng - Bulan Kembar (lupa-lupa ingat judulnya). Pertama kali baca bukunya. Tidak enjoy. Berhenti di halaman 25, dan jadi ogah baca semua bukunya. 5cm. Sama. Cuma tahan sampai halaman 20. Dan masih ada beberapa lagi...

Na Fatwaningrum Adianto
Yang paling berkesan sampai sekarang ya 5cm itu. Mungkin ada yang lain juga tapi udah lupa. Oiya, Jomblo juga nggak bisa saya nikmatin. Dilompat-lompat gitu akhirnya waktu baca.

Sarifudin Aladdin
Mencari Cinta Yang Hilang - Abdulkarim Khiaratullah, kisah cintanya terlalu alim. Sebenernya belum nyerah sih, tapi kurang menarik, mandeg di hal. 160. Rahvayana - Sudjiwo Tedjo. Bahasa yang dipakai itu khas seniman tingkat dewa, ngga ngerti pokoknyalah. Buku baru, tapi nyerah di hal. 10.

Komang Ayu Kumaradewi
Yang keinget sekarang, bukunya Tere Liye - Ayahku (Bukan) Pembohong. Susah menjelaskan, tapi hanya betah sampai halaman 20-an, dan tutup. Taruh lagi di rak.

Eugenia Rakhma
Gerhana Kembar ya, Mbak Latree
Kalau aku, All You Can Eat-nya Christian Simamora, bahasanya terlalu vulgar, cenderung porno, plus bahasa-bahasa alay yang nggak menggambarkan tokohnya yang usia dewasa muda. Sempet nyerah di bab-bab awal, coba baca lagi karena sayang belinya mahal...laluuuu tetep nyerah. Sekarang tersimpan di rak buku paling pojok, paling dalem biar nggak keliatan. Bete. Hahaha..,

Latree Manohara
Nah iya itu. Aku juga berhenti baca buku '?' -nya Lan Fang (lupa di halaman berapa). Padahal awalnya asik. Tapi makin ke belakang bahasanya makin kasar dan muncul sadisme. Nggak suka aku.

Komang Ayu Kumaradewi
Lelakon-nya Lan Fang awalnya bagus, tapi kelamaan semakin absurd. Nggak betah tapi tetap diselesaikan. Meskipun dengan akhir yang seolah, "Barusan aku baca apa?" o_O

Vanda Kemala
1. Trave(love)ing punya siapa itu (lupa), pokoknya empat orang penulis, keroyokan, cerita soal traveling demi move-on. Nyerah karena tata bahasanya yang nggak cocok. Nasib bukunya udah dikasihin ke keponakan.

2. Habibie dan Ainun. Mungkin karena berharap itu isinya soal (melulu) kisah cinta beliau, tapi ternyata bukan, lebih condong ke perjalanan karier pak Habibie. Bertahan sampai akhir dan kecewa bertubi-tubi (toyor diri sendiri). Nasib buku, masih disimpen ada di rak, soalnya dikasih, nggak mungkin dialihtangankan.

3. Pak Harto The Untold Story. Lupa berhenti di halaman berapa, yang jelas nggak sanggup sampai selesai. Isinya terlalu "memuja" yang akhirnya bikin eneg. (bukan berarti aku nggak suka tokohnya yaa...) Nasib buku, dikembalikan ke pemiliknya, soalnya cuma pinjem, hehehe

Melani Ika Savitri
Buku kumpulan puisinya Chairil Anwar banyak yang gagal paham, nggak.mudeng. Mungkin karena terlalu tinggi ya bahasanya hehe...

Erlinda S W
Ketika Cinta Bertasbih, baca itu karena mau ikut lomba resensi waktu SMA. Menurut saya kok lebay. Terus satu lagi novel cinta bersetting timur tengah, tentang kerajaan, lupa judulnya. Intinya tentang 2 orang putri dari sebuah kerajaan mau mencari pasangan terus mereka nyamar jadi cowok, di jalan ketemu 2 orang lelaki tampan. Saking terpesonanya sampai pingsan. Mungkin menurut orang puitis tapi saya malah ngerasa flat bacanya. Terus hampir nyerah sama Laskar Pelangi karena banyak nama latinnya. Hahahahha. Tapi makin kesini tulisan Andrea Hirata lebih bisa dinikmati.

Aul Cooper
Setebal-tebalnya novel atau buku aku selalu membacanya sampai habis, entah ceritanya jelek atau bagus, menarik buatku atau tidak. Karena tujuanku hanyalah membaca dan memahami apa yang ingin disampaikan penulis, meski dengan perjuangan yang berat hehehe. Tapi hanya ada satu buku yang saat ini menyerah untuk ku baca. "The Name of The Rose"- Umberto Eco. Entah mengapa mungkin gaya bahasa yang rumit atau ceritanya memang ruwet. Atau mungkin terlalu banyak nama dan tempat yang tak bisa kuingat dan harus bolak balik lagi lembarannya. Atau mungkin terjemahannya yang tidak bagus. Atau mungkin juga logikaku yang tidak nyampe hehehe. Entahlah....Baru setengah dan aku putuskan untuk disimpan di rak aja. Padahal belinya mahal

Rinrin Indrianie
Sama kayak Aul Cooper, dengan alasan yang kurang lebih sama, sebisa mungkin aku baca buku sampai habis meski nggak suka, tapi ya pasti laaaaama, dan kesalip sama buku-buku lain hihihi. Buku-buku yang belum terselesaikan karena gaya bahasa yang aneh, terjemahan yang (menurut saya) terlalu ajaib, dan ceritanya yang kurang logis banyak banget. Di antaranya Perempuan Bernama Arjuna-nya Remy Silado, dan yang paling baru 1984-nya George Orwell.

Dulu pernah baca bukunya Tere Liye yang judulnya...lupa (pernah difilemin kalo nggka salah), dan Clara Ng, dan aku nggak suka, jadi nggak pernah coba baca lagi kecuali 'harus' dan atau dipinjemin/dikasih hihihihi.

Sigit Harjo Raharjo
Wah ini penyakitku. Terlalu banyak untuk disebutkan.

Latree Manohara
Haha aku juga nggak selesai baca Ketika Cinta Bertasbih.

Yati Rachmat
Sore semua, ikut nimbrung ya. Bunda emang karena minat baca yang udah menurun kelles. Hobby beli novel tertarik judul yang romantis, Persembahan Cinta dari Surga, Nurrahman Effendi. Begitu dikebet 1, 2 sampai halaman belasan, bosen, langsung taruh di rak buku. Tapi baca sinopsisnya sih oke, jadi tunggu ya suatu saat di 'grab' lagi, qiqiqiii..

Carolina Ratri
Aku sebelumnya penganut paham "apa yang dibeli harus dibaca habis meski skimming" .. Sayang udah investasi X))). Tapi akhirnya beberapa waktu yang lalu, rekor juga. Baca Cinta dengan Titik-nya benzbara, dan berhenti di halaman entah. :))) Oh iya. Biasanya bakalan keliatan jelas kalo skimming. Keliatan dari review, nggak detail XD

Ahmad Abdul Mu'izz
Kala Kali. Untung pinjam Kak Vanda. Kepada Apakah-nya Afrizal Malna dan Inferno. Belum nyerah, sih. Tapi kepala ini butuh istirahat.

Tara Orian
Laskar Pelangi (dan adik-adiknya) karena saya gagal paham kenapa anak SD jaman dulu lebih fasih ngomong latin daripada anak SD jaman saya atau jaman keponakan saya. #diguyur

Hailstorm, novel fantasi lokal, karena adegan-adegan di dalamnya terlalu sadis (memang menggambarkan tentang perang sih) dan karena yang nulis temen saya dan saya beli yang versi autograf, parah lagi sudah terlanjur nge-now read di Goodreads, saya (dengan setengah hati) kasih bintang 4 (tanpa menyelesaikan membaca) dan bilang ke temen saya reviewnya menyusul hingga dua tahun kemudian (saya baca itu tahun 2012). Sampai sekarang masih begidik ngeri lihat bukunya dan masih mengambang, haruskah saya memberi review berdasarkan rangkuman review yang sudah ada di Goodreads? '~'

Rinrin Indrianie
Mbakyu Carolina Ratri aku baca sampai habis dunk Cinta dengan titik itu, pas beres reaksiku adalah : errrr....*dan kemudian hening* qiqiqiqi. Banyak novel yang belum selesai aku baca dan entah kapan bisa aku selesaikan, tapi tetep kadang suka bereksperimen kepengen baca novel-novel ini itu *nyengir*

Ahmad Abdul Mu'izz
Oh ya, Faucault Pendulum-nya Umberto Eco juga belum selesai. Terlalu ilmiah. Kepalaku pusing.  Dulu penasaran tingkat dewa 19 sama Cinta, dan karya-karya Bara lainnya, tapi kok makin ke sini makin banyak temanku yang nggak suka. Jadi males. * Clara Ng. .. Aku penasaran sama karya-karyanya selain Malaikat Jatuh, Dimsum Terakhir, Pintu Harmonika, dan Princess, Bajak Laut, & Alien.  Ayahku (Bukan) Pembohong. Aku malah lagi mau pinjem teman. * Aku sempat penasaran tingkat dewi-dewi sama AYCE. Tapi makin ke sini, makin males aja. Hehe. Entah kenapa.

Latree Manohara
Kepada Apakah itu. Aku letakkan setelah 3 halaman :)). Ra mudheng!.. Tapi kalau Inferno aku selesai dan cepat. Suka.



Ternyata banyak juga yah, novel yang bikin 'angkat tangan' saat membacanya. Kamu punya judul lain? :)




No comments:

Post a Comment