Wednesday, 3 September 2014

Sharing : Buku Yang Membuatmu Menangis


Hai, kawans. Selamat Kamis! Yuk, sharing.
Kemarin, teman kita Vanda Kemala bertanya kira-kira seperti ini : 'Ada nggak sih, cerita novel yang bisa bikin terharu sampai pengen (atau malah sudah) menangis?

Hmm, kalo Bang Min sendiri pernah hampir menangis saat baca satu bagian kisah di buku Tere Liye - Burlian. Tentang seorang anak yang jago bermain bola, yang dibanggakan kampungnya tapi justru mati sebab dipatuk ular tepat sehari sebelum pertandingan. *teringat lagi *nyari tisu *srooooot

Oke, balik lagi. Sebelumnya juga Bang min terharu biru saat baca A Thousand Splendid Suns dan A Kite Runner. Benar-benar menyesakkan. *terharu lagi *ambil tisu lagi

Ah, Bang Min kebanyakan curhat. Kalo kamu gimana? Punya cerita serupa? Bagian cerita yang mana yang bikin pengen mewek? Yuk, sharing.

Ahmad Abdul Mu'izz
The Kite Runner - Khaled Hoseini. Rumah Tanpa Jendela - Asma Nadia. Perjalanan Mengalahkan Waktu - Fatih Zam. Rembulan Tenggelam di Wajahmu - Tere Liye. Apa lagi, ya? Apalagi pas Sohrab dibully saat mendapatkan layang-layang untuk kemenangan Amir, dan Amir cuma melihatnya dari jauh. Huwaaa.

Mirna Rizka
Nangis parah saat baca karyanya Bang Tere Liye yang Sunset Bersama Rosie pas bagian anak-anaknya memaafkan para teroris yang membuat ayah mereka mati. Nangis sesenggukan juga saat membaca Laskar Pelangi saat Lintang tidak bisa bersekolah lagi.

Ranny Afandi
Punya dong.. Kite Runner saya mah mewek berat sampe filmnya pun. Ada juga novel Ilana Tan yang terakhir. Iya, laskar pelangi juga..

Sarifudin Aladdin
Ibuk - Iwan Setyawan. Ceritanya sih nggak gimana-gimana cuma berasa mengenang masa-masa kecil, kampung halaman: belum pasang listrik (udah ada, tapi keluargaku termasuk yang telat masang, #duh curhat) pokoknya mengangkat suasana ndeso yang aku banget. Tentu saja karena novel ini menceritakan tentang Ibu, dan itu ibuku banget atau mungkin ibu kita semua? #hlah. Tapi di awal-awal doang nangis berkali-kalinya, endingnya nggak... Soalnya udah nggak sama dengan kehidupanku. #hlah

Carolina Ratri
Kalo novel... Mmmmmm... Kayaknya belom pernah sampe yang nangis. Tapi aku nangis pas baca bukunya Grace Melia, terutama di awal-awal :)))) nonfiksi sih, tapi dikemas dalam bentuk surat-surat yang bercerita gitu. *bukan promosi*

Rd Sya'rani
Jejak-jejak -nya Bubin Lantang bagian terakhir, cukup berkaca-kaca sahaja..

Lianny Hendrawati
The Kite Runner - Khaled Hoseini. Pollyanna - Elleanor. H. Porter Untuk non-fiksi sama dengan mom Carra, nangis baca buku Letters to Aubrey - Grace Melia.

Melani Ika Savitri
Banyak sih. Hapalan Shalat Delisa-Tere Liye, Sang Pemimpi-Andrea Hirata, KCB1, Altitude 3676-Azzura Dayana. Seringnya nangis bukan di adegan percintaan, tapi adegan antara ayah/ibu dan anak atau saudara. Sang Pemimpi nangisnya pas adegan si ayah ngambil rapor dengann sepeda kayuh, nempuh berkilo-kilometer, padahal Ikal turun drastis peringkat karena drop semangatnya dan ayahnya nggak marah secuil pun. KCB nangis dari surat sang adik pada kakaknya. Altitude nangis pas si tokoh mau lagi shalat dan berdamai dengan sang ayah. Hapalan Shalat Delisa nangis pas adegan si cilik kehilangan kaki dan jasad sang ibu ditemukan.

Latree Manohara
My Sister's Keeper - Jodi Picoult

Teguh Ismanto
"Sunset Bersama Rosie" nya bung Tere Liye :')
Ceritanya tentang Seorang pria yang bernama TEGAR. Setting awal ceritanya tentang kejadian BOM BALI, pokoknya wah deh. #RECOMMENDED

Mazmo Lombok
Ibuk - Iwan Setyawan. Kalau tidak salah aku baca saat mudik ke Solo transit di Jakarta dua tahun lalu. Isi dan momen yang pas membuat saya harus pandai-pandai menyembunyikan air mata sepanjang perjalanan pulang. :'((

Aul Cooper
Inferno - Dan Brown, soalnya bacanya di dapur sambil kupas bawang merah hehehe... T.T *digampar ~~~\o/ *becanda. Yang beneran ini; 'Ibuk - Iwan Setiawan' (mengingatkanku pada masa kecil) sama yang terakhir 'Bulan Terbelah dilangit Amerika', nggak sampe nangis-nangisan sih, cuma mata berkaca-kaca aja #nyesek

Erlinda S W
My Sister's Keeper. Sakit hati bacanya. Endingnya itu lho. Tapi pas nonton filmnya juga sih. Ngerasain perang batin seorang ibu yang anaknya sakit kayak gitu. Eh yang meninggal malah anaknya yang nggak sakit. Baca trilogi Hunger Games. Bagian ketiganya. Endingnya terlalu pahit. Udah berjuang capek-capek akhirannya begitu.

Triloginya Lord of The Ring. Bagian ketiganya juga. Pas hobbitnya itu ditinggal meninggal istrinya. Gadis pantai. Pas dia nggak bisa ketemu anaknya lagi.

Nathalia Diana Pitaloka
Banyak tapi yang paling diinget sih Burlian -Tere Liye, soalnya baca & nangisnya di angkot, pagi-pagi pas berangkat kerja :)) sejak itu, kalau mau baca buku di tempat umum, bukunya hrs dipilih-pilih dulu.

Masya Ruhulessin
Kei - Erni Aladjai. Ini novel fiksi tapi diangkat dari kejadian nyata. Baca sampai nangis mungkin karena novel ini membangkitkan kenangan lama mengenai peristiwa kerusuhan di Ambon yang pernah saya alami dulu. Betapa banyaknya korban, suasana di tempat pengungsian, dll.

Na Fatwaningrum Adianto
Banyaaak ^^, tapii yang akhir-akhir ini dibaca sih Autumn in Paris-nya Ilana Tan. Eiya, Semoga Bunda Disayang Alloh-nya Tere Liye juga. Kayaknya Tere Liye mahir dibidang bikin nangis yah? *eh . Trus A Love at First Sight juga. Yang lain udah lupa. Iyyaaa, Perahu Kertas aku juga nangisss tersedu-sedu.

Ajen Angelina
The Fault in Our Star by John Green
Ada adegan ketika si Hazel Grace pemeran utama perempuan berantem ama Ibunya.. Si Ibu nyuruh Hazel beristirahat trus Hazel jawab kira-kira begini.
"Mom saya sekarat bukan flu. Istirahat nggak bakalan mengubah apapun." Si Hazel menyesal. Trus ada kalimat kira-kira gini. Semenderita-menderitanya orang yang mengalami kanker lebih menderita lagi kedua orangtua mereka. Aku menyesal telah membentak ibuku.
Pas baca novel ini dua tahun lalu saya kebetulan praktik (saya perawat, btw) di bagian kanker RS Fatmawati dan ngerawat seorang anak berusia 13 tahun yang sakit kanker tulang. Dia pernah bilang gini sama mamanya pas kakinya mau diamputasi.
"Ma, mama masih sayang aku kalau kakiku ga ada kan?"
Kisah Hazel bikin aku ingat anak itu dan ibunya dan jadilah aku menangis dan berdoa Tuhan berilah saya anak yang sehat. Udah gitu aja *cari tisu*

Risa Nuraini
Setuju sama mba Na Fatwaningrum Adianto bang Tere kayaknya beberapa kali berhasil bikin aku nangis. Selain novel bang Tere, Surat Kecil Untuk Tuhan, Autumn in Paris, dan kayaknya Leafie. Haduh yang terakhir nggak ngerti deh, padahal itu novel anak-anak :"

Tara Orian
Love Letters to The Dead-nya Ava Dellaira. Ceritanya tentang anak remaja korban pelecehan seksual teman kakak perempuannya. Dia jadi tertutup sama semua orang dan takut punya pacar. Saya nangis di bagian dia cerita sama Mamanya penyebab si kakak bunuh diri karena merasa bersalah sudah membiarkan adiknya dilecehkan temannya. Pelecehan seksual memang masih jadi isu yang belum tuntas. *ambil tisu*
Lianny Hendrawati
Eh iya sama dengan Risa Nuraini, nangis juga saat baca Leafie bagian endingnya, terharu

Grace Melia
Ikutan ah. The Kite Runner jelas. Sampe mewek walaupun berulang kali baca. Sangking cintanya, novel itu jadi bahan skripsi nyahahaha *info gak penting*
Ada lagi Sheila - Torey Hayden (nonfiksi).

Vanda Kemala huwooohhh.. Ternyata topik sharing ini banyak juga yang respon, hehehe

kalo aku pernah nangis sama Rumah di Seribu Ombak - Erwin Arnada (endingnya hakdes banget, soal cinta beda agama), Perahu Kertas - Dee (3x baca, 3x nangis, soalnya baca pas lagi mendam perasaan ke seseorang #curhat), trus Rembulan Tenggelam di Wajahmu -Tere Liye itu juga bikin mbribik #halah


Kalo kalian bagaimana? Punya novel sedih lainnya?

1 comment:

  1. The Fault In Our Stars sih udah pati masuk daftar ini ya, ngga usah dipertanyakan lagi.
    Bagian ketiga dari trilogi Divergent dan trilogi The Hunger Games, tapi harus ngikutin kedua cerita itu dari awal.
    Yang baru aku baca semalam nih, Raphael-nya Yuki Rustam. *inget endingnya* *nyamber kotak tisu* *nangis kejer*

    ReplyDelete