Monday 22 September 2014

Senin Berpuisi. Keping Tujuh : KEMARIN



Selamat Senin, Para Peramu Kata. Selamat datang di ‪#‎SeninBerpuisi

KEMARIN cinta datang menemuiku. Matanya berbinar bintang penuh rayu. Tapi lalu tangisnya pecah, ketika kubilang di hatiku cuma ada kamu. ‪#‎topikpuisi‬

Sila periksa syarat dan ketentuan di About Us blog ya. Karya dinanti hingga esok matahari purna di langit tinggi.

Carolina Ratri
Kau tahu?
Kemarin aku cinta kamu, karena kamu adalah perempuan terayu yang pernah kutemui.
Kamu bilang aku gombal, kamu bilang tak percaya.
Kau tahu?
Hari ini aku tak lagi cinta kamu, karena kulihat ibumu lebih ayu.
Dan kau pun percaya padaku, jadi untuk apa semua belati itu?

Ressa Eza
Tak ada yang kubanggakan tentang masa depan,
jika di hari itu hanya beton-beton raksasa yang memperindah alam.
Dan menjadikanku menahan rindu akan hari kemarin,
saat Pucuk-pucuk daun berhiaskan embun pagi masih ada.

Isti'adzah Rohyati
Maaf, kemarin aku melupakanmu
Aku hanya tak sanggup dirinya selalu memeluk mimpiku
Maaf, kemarin aku melupakanmu
Aku hanya takbisa mengacuhkan kehangatannya
Maaf, kemarin aku melupakanmu
Aku hanya seorang pecundang yang tak tahu diri jatuh cinta padamu, dan adikmu.

Edmalia Rohmani 
Kemarin resahku terengkuh mesra. Menggeliat dipeluk rasa. Kemarin rinduku meronta-ronta. Tertangkap di pelupuk mata. Kemarin sampai kulihat kau selingkuh dan kuasah sembilu di balik pintu.

Melani Ika Savitri
Kemarin surya enggan mampir di jendela ruang resahku. Ia tersaput mendung berarak. Kukira rindu isap candumu. Membenihi mimpimimpi: beranak pinak.

Carolina Ratri
Aku perempuan biasa, yang memberimu secangkir susu.
Untuk membuatmu lupa bahwa aku pernah memberimu buah khuldi.
Untuk membuang sisa anggur memabukkan yang telah kautelan kemarin.
Untuk melenyapkan sisa racun yang meresap ke nadi-nadimu.
Untuk membuatmu menjadi sosok baru. Hari ini.

Melani Ika Savitri
Kemarin adalah lagu sendu. Melodinya mendayudayu. Kau dan aku menyilang: gagal bergandeng tangan. Ini hari sekutu cinta mengenalkan diri, dalam ruang sidang pengakhiran.

Mechta Deera
Kau bilang akulah dermagamu
tempat kau kan selalu tambatkan perahu rindumu...
Namun itu hanya sampai kemarin
karena sejak hari ini kau lepas lelahmu di dermaga baru...

Dian Farida Ismyama
Kemarin hatiku sembiluan.
Setelah sempat kau tiup ke awan lalu terhempaskan.
Fajar ini kau pinta kembali kepercayaanku.
Maaf sayang, lukanya terlanjur menganga.

Windri Fitria
Ada gerimis yang tak selesai. Yang kau tinggalkan kemarin. Lalu musim gugur datang lebih cepat di hatiku Tak ada lagi rindu yang menggugu. Semua habis bersama kepergianmu.

Carolina Ratri
Untuk apa kaubilang cinta padaku kemarin, Tuan?
Jika kau tetap pergi dariku hari ini.
Tentu saja binar mataku lantas meredup.
Dan juga tangisku akan pecah.
Karena semua kurasakan percuma saja.
Jika akhirnya Tuan hanya menyisakan punggung yang semakin menjauh.

Windri Fitria
Jarum jam tua yang suaranya sendu. Serta bangku-bangku panjang yang berderet-deret. Sisa-sisa hujan pada sela rambut dan sepatuku. Kemarin. Ada kamu yang menyekanya. Kemarin.


*puisi dengan cetak tebal adalah puisi pilihan Bang Admin pekan ini. Selamat :)



2 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Waaa saya lupa kalo gak boleh panggil mimins, jadi saya ulangi terima kasih Bang Admin! :)

    ReplyDelete

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *