Saturday, 27 September 2014

Fiksimini Game: RUMAH

Ahmad Abdul Mu'izz
HUJAN LEBAT. "Cepat pindahkan rumah kita," teriak ibu, panik.

Ahmad Abdul Mu'izz
RUMAHKU, SURGAKU. Di telapak kaki ibu, aku tinggal.

Gusti Hasta
"Di luar berbahaya, Nak. Jangan keluar RUMAH ya!" Kudengar ocehan Ibu dari dalam rahimnya.

Sari Widiarti
GEMPA LOKAL. Hanya rumahku yang bergoyang, pusatnya di ranjang pengantin.

Ajeng Maharani
SEPI. Tangis bayi milik tetangga sebelah menggema. Hatiku pecah. Aku pun ingin ada gema seperti itu di rumahku.

Edmalia Rohmani
RUMAH baruku. Mulai sunyi saat tetamu satu per satu pulang setelah bertandang. Derak sandal mereka masih terdengar menyerak tanah, ketika terdengar satu suara : "Man rabbuka?"

Ahmad Abdul Mu'izz
GAGAL. Di penghujung hidupnya, telah ratusan rumah dimiliki. Namun, ia tak pernah punya tangga untuk melengkapi.

Sari Widiarti
RUMAH IDAMAN. "Yang penting enggak ada Ibumu, Mas." manjaku kepada suamiku.

Ajen Angelina
KEHILANGAN RUMAH. Perempuan itu memutuskan untuk mencukur semua rambutnya.

Harry Bawole
RUMAH BARU. "Horeee, temboknya bisa ditembus!"

Harry Bawole
"AKU PULAAAANNG!" Tiba-tiba rumahku ketakutan. Semua perabotan lari ke hutan.

Rifki Jampang
BEBAN HIDUP. "Beban hidupku yang paling berat. Aku harus memikul rumahku ke mana pun aku pergi," ujar siput.

Maya Indah
RUMAH TERLARANG. Akhirnya aku menemukan rumah yang kucari selama ini. Rumah itu ada pada sorot mata lelaki yang menjadi suami sahabatku.
--
Nah, demikian karya-karya pendekar fiksimini yang berhasil lolos.
Maaf ya, telat tayang ;)
Untuk yang fiksimini-nya belum lolos bukan berarti tidak bagus loh... terus coba lagi minggu depan, dengan tema yang lebih dahsyat ya. Janji? :)

No comments:

Post a Comment