Oleh: Red Carra
Aku mengawasi wanita yang duduk di street cafe di seberang toko buku di mana aku berada. Duduk di sana bersama seorang pria berjas hitam. Mereka tampak begitu mesra.
Ah.. Ibu, sudah lama tak kulihat senyum sebahagia itu.
Tak lama mereka keluar, dan pergi melesat entah ke mana.
Aku menghela napas panjang.
Itu dua hari yang lalu.
Kemarin kembali aku berada di seberang cafe yang sama, masih mengamati dua sosok yang sama. Ibu yang berdandan cantik dengan gaun ungunya. Kulihat pria itu memberi seikat bunga dan menyematkan cincin di jari manis Ibu. Tiba-tiba gerimis turun. Atap toko buku tak mampu menahan tampias hujan yang membasahi tubuhku. Kulihat senyum Ibu yang kembali merekah.
Bu, Ibu tak pernah tersenyum seindah itu di rumah.
Tak lama kemudian, malam harinya, aku telah berada di meja makan. Bersama Ayah yang baru saja pulang kerja, Kakak yang juga baru pulang dari kampus. Tak seperti biasa, Ibu memasak istimewa, ayam goreng madu, lengkap dengan lalapan dan sambalnya. Tak lupa ia membuatkan segelas teh hangat untuk kami semua. Namun tak ada suara mengiringi acara makan malam bersama itu. Tak ada canda, tak ada tawa. Tak ada. Hanya ada denting sendok garpu.
Aku benci. Aku benci, kala Ibu jatuh cinta seperti itu! Kusapu piring yang ada di atas meja, kubanting gelas berisi teh hangat ke lantai. Gaduh! Hingar! Mereka semua terbelalak menatapku.
“Aku tak butuh makanan enak! Aku butuh Ibu di rumah ini!”
Sore ini, lagi-lagi aku membuntuti ibu. Ia kembali menemui pria itu. Kali ini, ibu tidak berdandan dan memakai baju bagus seperti yang sudah-sudah. Ibu mengembalikan cincin kepada pria itu kemudian pergi sambil menangis.
Hari pun berlalu. Aku menunggu hujan reda di halte. Melintas di depanku mobil Ayah. Di sampingnya duduk seorang perempuan muda. Matanya bersaput warna biru, bibirnya dipulas warna merah. Mereka bergenggaman tangan.
Tampak bahagia.
Remake dari Prompt #46: Ketika Ibu Jatuh Cinta yang ditulis oleh Uwien Budi
Eeerrr ganti Bapaknya yg jatuh cinta
ReplyDeleteKasian amat tuh anak, giliran emaknya putus eh bapaknya malah punya hubungan dengan perempuan lain.
ReplyDeletenyesek..
ReplyDeleteya ampun... *ikut banting piring*
ReplyDeleteMenyedihkan.
ReplyDeleteCerita bagus. Saya suka idenya :D