Friday 21 March 2014

Setiap Kita adalah Pencerita

Beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti Kampus Fiksi RoadShow yang sempat "pulang" kembali ke Yogyakarta. Dari acara tersebut, saya mendapatkan Silabus Menulis Fiksi secara gratis, yang merupakan tutorial praktis menulis fiksi untuk pemula.

Karena saya dapatnya gratis, dan karena Monday FlashFiction juga bisa dikatakan sebagai kelompok belajar gratis di mana kita bisa saling berbagi ilmu, maka saya ingin juga membagikan apa yang saya dapatkan dari Silabus Menulis Fiksi ini dengan teman-teman. Sebenarnya Silabus Menulis Fiksi ini bisa didownload juga di blog CEO Divapress, Edi Akhiles. Silakan saja yang mau langsung ke sana.

Karena itu, mulai hari ini, hingga beberapa Jumat ke depan, saya akan menuliskan kembali apa saja yang ada di dalam silabus ini secara bersambung. Stay tuned ya :)

Setiap Kita adalah Pencerita

Menjadi penulis adalah pilihan luar biasa; cerdas, kreatif, interpretatif, dinamis dan mampu mempengaruhi opini dan bahkan prinsip hidup pembacanya. Karena luar biasa, tentu tidak begitu banyak orang yang bisa begitu. Bedanya yang luar biasa dengan biasa tentu saja adalah jumlahnya yang tak banyak itu.

Setidaknya ada 3 "kelebihan" pada penulis:

1. Mampu berpikir "tidak biasa".

Setiap penulis tentu saja dituntut untuk tahu lebih banyak, lebih luas dan lebih dalam tentang ide dan tema yang ditulisnya. Otomatis ia membutuhkan perluasan pengetahuannya, melalui bacaan hingga diskusi.

2. Mampu berpikir logis dan sistematis

Tulisan yang baik bukanlah tulisan yang njlimet, memusingkan. Tulisan yang nyaman dibaca adalah tulisan yang runtut, teratur, sistematis dan logis. Cara membangun sistematika yang logis dan harmonis akan menjadikan sebuah tulisan menjadi tulisan yang baik, dalam arti nyaman untuk dibaca.

3. Mampu menciptakan interpretasi (penafsiran)

Tentu saja, di sini subjektivitas penulis akan mempengaruhi tulisannya, dan itulah yang melahirkan tafsiran-tafsiran baru terhadap ide dan tema yang ditulis. Namun tetap saja tafsiran-tafsiran baru tersebut bisa ditolak oleh pembaca. Itu biasa. Bagi yang setuju atau sepaham, maka ia akan mengambilnya dan lalu mungkin akan menerapkannya sebagai prinsip hidup.

Kita semua hidup dalam sebuah cerita. Setiap hari, setiap saat, setiap detik kita membuat cerita dalam hidup kita masing-masing. Ketika berada di rumah, di kantor, di jalanan. Ketika sedang bersama keluarga, bersama teman bahkan bersama orang yang tak dikenal pun. Semua adalah cerita. Karena itu pada dasarnya kita semua adalah pencerita. Namun dengan menjadi penulis, kita ditantang untuk menuliskan cerita kita itu.

So, masih bilang, ga bisa nulis?

~ bersambung ~

1 comment:

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *