Wah...Kamis lagi niih! Yuk, sharing lagi.
Setelah kemarin 'istirahat', sharing kali ini topiknya agak 'berat' nih. Nggak apa-apa yaa..
Jadi, salah satu cara melatih kemampuan menulis adalah dengan mengikuti lomba. Tapi lazimnya sebuah lomba, pasti mensyaratkan sejumlah hal.
Jika syarat yang diajukan seputar masalah administrasi, pasti banyak yang setuju-setuju saja. Tapi bagaimana jika syarat yang diajukan lebih dari itu? Misal, lomba menulis dengan tema seks, feminisme, atau isu-isu sensitif lainnya yang selama ini belum pernah kalian tulis. Apakah kalian akan mencoba menulis hal-hal di luar 'wilayah kekuasaan' kalian dan menganggapnya tantangan, atau justru mengabaikan lomba tersebut karena tidak sesuai dengan 'keinginan hati'?
Silakan pendapatnya.
Latree Manohara
Aku jarang ikut lomba. karena banyak persyaratan itu. Juga batasan waktu. Sulit buatku menulis dengan banyak syarat dan batasan. Kalau merasa sreg banget baru ikutan. Boleh dianggap jelek sih, aku lebih suka menulis semauku.
Ahmad Abdul Mu'izz
Biasanya, aku akan mencoba dulu. Tapi kalau udah mentok, ya, akhirnya nyerah. Hehe.
Efi Fitriyyah
Kalau yang sensitif, saya pilih enggak deh. Nulisnya juga ngga bakal sepenuh hati. Ada tantangan diluar kebiasaan hayu-hayu aja.
Isti'adzah Rohyati
Kalo aku sreg biasanya sih aku ikutan. Dan bukan jaminan juga mentang-mentang temen sendiri yang bikin lomba trus aku kudu ikut. Yaaa kadang iya juga sih, tapi sekarang aku tergantung faktor ingatnya. Hahaha. Meski sreg tapi lupa, ya sudah. Percuma juga udah nge-bookmark banyak-banyak lomba tapi ngga ada yang dikerjain. *curcol*
Dian Farida Ismyama
Wah, persis yang kualami, lomba yang sastra hijau itu. Sampai h-2 hari ini, masih mentok di 1 halaman:(. Aku malah tertantang dan berusaha semampuku, kalo pada akhirnya nggak selesai berarti harus lebih banyak belajar dan membaca lagi.
Rini Bee Adhiatiningrum
Saya ikutan kalau temanya saya kuasai. dan biasanya tema yang cenderung aman. Seks termasuk yang jarang (baca: gak pernah) saya ikuti. Alasannya.. takut tulisannya nanti dibaca bapak, ibu atau kakak-kakak saya..
Lianny Hendrawati
Temanya sudah sreg, ide ada, memungkinkan untuk dikerjakan, waktu dan semua persyaratan juga mendukung, baru ikutan. Kalo syaratnya terlalu ribet menurutku, ya pass aja. Begitu juga kalo syarat mudah tapi tidak menguasai temanya ya pass juga sih biasanya.
Masya Ruhulessin
Biasanya kalau tidak seseuai dengan keinginan hati, saya tidak mengerjakannya. Karena mentok biasanya. Hehe
Ahmad Alkadri
Kalau lombanya sesuai sama genre/topik yang saya sukai, meskipun persyaratannya ribet ngejlimet pasti bakal saya kerjakan. Baru dikit sih ikut lombanya, kehitung baru tiga kali malah, dan tiga-tiganya temanya horor semua
Ranny Afandi
Kalo aku, ikutan lomba yang aku kuasai, kalo temanya yang nggak biasa aku kerjakan, aku mikir dulu, ikut apa gak. Sebenarnya sangat tertantang ikutan tema yang tak biasanya cuma kadang udah nulis dan mentok, ya terpaksa pass syarat yang njelimet itu kadang bikin ilfil wkwkww
Harry Irfan
Kalo saya biasanya malah kebalik, seringnya sih nggak ikutan karena udah nggak setuju duluan ama syarat-syarat administratif, haha.. Sayanya sih suka tantangan, jadi terserah genre atau temanya apa (seksualitas, absurd, horor, komedi, politik, dsb) pasti saya jabanin (asal nggak males, karena inilah problem utamaku, ide ada eksekusinya itu looh)
Sekian dan terima katering
Yati Rachmat
Kalo Bunda langsung ignore-lah, ngapain juga pusing-pusing mikirin tema yang nggak nyangkut di hati. Tapi kalo hadiahnya aduhai menggiurkan sih nggak ada salahnya untuk dicoba, itung-itung latihan menulis.
Ariga Sanjaya
Setuju sih sama beberapa pendapat temen-temen di atas. Aku suka nyoba nulis beragam genre. Masalahnya cuma pada kemampuan mengatasi rasa malas. Hehe.
Nah, kalau kamu gimana?
Gak suka terikat dengan syarat dan ketentuan, ikut lomba kalo sreg aja dan menguasai bahannya, sensitif gak apa2 asal ada ilmunya.
ReplyDelete