Thursday, 30 January 2014

Surat Terbaik: Surat Cinta untuk Kita

Oleh: Riga AttarArya



“Bang, kayaknya tulisannya bagus. Gimana kalau gabung dengan grup MFF alias Monday Flashfiction?”

Begitulah kurang lebih pujian sekaligus ajakan yang dilontarkan oleh Sulung Lahitani Mardinata suatu hari di awal Mei 2013. Saat itu saya mulai aktif menulis di Berani Cerita dan beberapa kali saya dan Sulung saling berkomentar di cerita-cerita yang kami buat.

Monday Flashfiction? Apa tuh?

Sulung kemudian memberikan sebuah tautan melalui sebuah pesan fesbuk yang kemudian saya diamkan hingga beberapa hari (karena sedang pulang kampung, hehe). Sekian hari kemudian saat senggang saya klik tautan di kotak pesan. Hmm, jadi MFF itu ‘tempat berfoya-foya flashfiction lovers’? Foya-foya gimana sih maksudnya? Rasa ingin tahu menggelitik benak. Mulailah saya menjelajahi ‘rumah’ MFF dan melihat-lihat ‘perabotan’ serta ‘penghuninya’. Sepertinya saya tertarik untuk bergabung.

Sulung kemudian memberitahu bahwa dia telah merekomendasikan saya untuk diterima sebagai anggota baru. Tanggal 9 Mei sebuah pesan dari salah satu admin MFF, Isti’adzah Rohyati, mampir di kotak masuk fesbuk. Namun karena (saat itu) saya jarang aktif di fesbuk pesan itu baru saya balas tanggal 15 Mei. Carolina Ratri yang balik menyapa. Tiba-tiba di tengah percakapan ‘resmi’ kami berdua, muncul Latree Manohara yang ikutan bertanya. Lalu Carra dan Latree malah OOT dengan membahas perihal ‘rapat dan titip beli tic-tac dua kilo’. Hahahaha, belum apa-apa saya udah merasa nyaman berada ‘di sini’.

Keesokan harinya kembali saya menyambangi grup MFF dan melihat sebuah pengumuman kuis bernama ‘Prompt Quiz #3’ dengan tema berupa gambar seorang pengemis yang sedang duduk di sebuah jembatan penyeberangan. Saya tergelitik untuk ikutan karena tiba-tiba sebuah ide melintas. Hari itu juga saya menyelesaikan ide tersebut, mengirim tautannya, dan hasilnya…..nggak menang. Hahaha.

Seminggu kemudian saya kembali mengirim tulisan untuk tantangan minggu tersebut yaitu prompt #13 dan nyaris di setiap tantangan berikutnya saya selalu ikut. Saya menyukai beragam prompt yang diberikan oleh para admin. Kadang berupa potongan kalimat, foto, bahkan sekedar satu frasa. Merangsang ide-ide keluar dari kepala yang lalu mendesak untuk segera diwujudkan dalam sebuah cerita.

Keterlibatan saya di grup makin intens ketika ‘dilamar’ menjadi Person in Charge rubrik ‘Sharing’ tempat ngobrol santai membahas aneka macam persoalan dalam hal menulis yang diadakan tiap Kamis. Setiap anggota MFF diberi kesempatan untuk menyatakan unek-unek untuk kemudian dibahas bersama anggota lain. Khusus buat urusan tulis-menulis yah, masalah karir, asmara dan keuangan tidak dibenarkan dibahas di sini. Hehehe.

Dalam masa setahun usia grup ini, sudah banyak kegiatan yang diadakan. Saya tidak mengulang lagi apa saja kegiatan tersebut, pasti sudah (atau akan) dibahas teman yang lain. Yang jelas semua kegiatan itu diharapkan bermanfaat buat semua anggota. Nah, jika diamati belakangan ini tingkat partisipasi anggota dalam menjawab tantangan prompt terlihat menurun. Saya ingat salah satu prompt terdahulu diikuti hingga nyaris 50 tulisan! Wow! Tapi dalam 2-3 prompt belakangan jumlah itu menyusut hingga tinggal 10-20 tulisan saja. Jenuh? Bisa jadi. Dan menurut saya ini masih wajar.

Jika diibaratkan sebuah rollercoaster, perjalanan grup ini menanjak tinggi saat gelaran MFF Idol dimulai. Saya bisa merasakan antusiasme banyak anggota yang bahkan rela begadang (atau mengurangi waktu malam mingguan mereka, uups) untuk bisa menyimak acara ini. Dan ketika salah satu peserta tersingkir, haru biru menyeruak. Gelaran ini telah mengikat banyak hati penikmatnya. Titik kulminasi grup ini pastilah saat gelaran final MFF Idol. Begitu banyak atensi dicurahkan, kemeriahan, kegembiraan. Hingga akhirnya para pemenang dinobatkan.

Setelah itu, ketegangan mulai mengendur. Suasana kembali rileks. Beberapa peserta yang selama berminggu-minggu sebelumnya berkutat dengan ide, eksekusi, diksi, dan twist cerita mengambil waktu sejenak buat beristirahat. Beberapa mampu cepat kembali ‘pulih’ dengan mulai menulis cerita lagi , sedang beberapa lain mengambil rehat lebih lama. Padahal mereka-mereka ini termasuk anggota yang paling aktif berkontribusi, sementara anggota baru masih tampak malu-malu dan ‘nggak pede’. Tugas kita semua untuk saling menyemangati teman-teman baru ini agar berani tampil. Sedikit kritik pedas semoga bisa membantu mereka tampil pede.

Alternatif lain untuk memancing peran aktif anggota misalnya dengan memberikan ‘hadiah’. Rumusan ‘aktif’ bisa bermacam-macam. Jenis hadiahnya juga bisa bermacam-macam. Misalnya, untuk anggota paling aktif bulan ini diberi penghargaan berupa pencantuman nama dan alamat blog di header grup MFF. Seperti apa kriteria ‘aktif’ ini bisa dirumuskan bersama. Apakah karena paling rajin mengikuti tantangan prompt? Rajin mengikuti diskusi? Atau kriteria lain.

Selain itu, unsur kejutan bisa jadi pemantik atensi paling ciamik. Katakanlah dalam satu prompt tertentu – dan tanpa pemberitahuan sebelumnya- selain karyanya ditampilkan di blog, juga mendapat hadiah lain. Sekadar pulsa, sebuah buku, atau benda apa saja kiranya mampu menjaring lebih banyak karya. Donaturnya tak mesti admin, siapa saja boleh menjadi sponsor.

‘Gimmick-gimmick’ kecil seperti ini semoga bisa terus menyalakan api kreativitas kita semua. Mengasah kemampuan menulis, menyajikan cerita lebih apik. Letik-letik yang terus kita pelihara. Sampai nanti tiba saatnya ‘gerbong kereta MFF’ kita bawa menanjak tinggi lagi dengan gelaran MFF Idol jilid 2 atau seleksi kumcer, atau bahkan acara “Kumpul Bareng”. Semoga hal-hal indah tersebut bisa kita wujudkan bersama. Amiiin.

Selamat ulang tahun MFF yang pertama. Terima kasih atas semua hal baik yang telah (dan akan) kita bagi bersama. Salam.

3 comments:

  1. Kalo bikin acara kumpul bareng, Bang RIga dateng yaks? *seriusan*

    ReplyDelete
  2. usulnya keren.
    isti napa pengin bang riga datang? hmmm...

    ReplyDelete
  3. mmmm, apakah mungkin mau nawarin or*fl*m*? *eh *dikeplak :)))))

    ReplyDelete