Dirangkum oleh: Riga AttarArya
And the battle is officially on!
Gelaran MFF Idol kali ini telah memasuki babak sebenarnya : Babak Eliminasi.
Sebelum mulai dengan penilaian performa masing-masing peserta yang telah resmi disebut sebagai The Writers, ada baiknya kita segar-ulangkan posisi The Writers minggu lalu berdasarkan penilaian terhadap flashfiction audisi.
1. Mel Puspita 75,33 poin
2. Rieya Miss Rochma 74,00 poin
3. Sulung Lahitani Mardinata 72,17 poin
4. Nina Nur Arifah 71,67 poin
5. Meliya Indri 71,50 poin
6. Jiah Al Jafara 70,00 poin
7. Lianny Hendrawati 69,50 poin
8. Rinrin Indrianie 69,17 poin
9. Na Fatwaningrum Adianto 68,83 poin
10. Yati Rachmat 67,83 poin
Bagaimana peringkat mereka minggu ini? Berikut rangkumannya.
Tema.
Tema tantangan minggu lalu adalah Fiksimini Stage. Pemandu acara Harry Irfan telah memilihkan sepuluh fiksimini yang disaring dari beberapa kali Fiksimini Game. Satu fiksimini hanya boleh dikembangkan oleh satu The Writers. Prinsip yang berlaku kali ini adalah Siapa Cepat Dia Dapat. Tujuh peserta yang meraih poin tertinggi akan langsung lolos ke babak selanjutnya. Sedangkan tiga terbawah akan duduk di kursi panas dan menanti hasil voting dari anggota Monday Flash Fiction lainnya. Tiga terbawah akan disebut sebagai The Ghost Writers. Jadi, bagaimana hasilnya?
Penilaian Juri
Juri Carolina Ratri kali ini memfokuskan penilaian pada ide cerita. Sejauh mana The Writers mampu mengembangkan fiksimini yang dipilih dan memberi warna baru dalam karya flashfiction dan dibuat tanpa kehilangan esensi dari fiksimini itu sendiri.
Juri Latree Manohara konsisten menyoroti logika cerita yang dibuat The Writers. Kembali juri menemukan beberapa karya yang memiliki logika patah yang membuat kening mengernyit.
Juri Istia’adzah Rohyati masih konsisten dengan sistem penilaian yang dianutnya minggu lalu : EYD. Meski telah melalui proses saringan yang ketat, masih ada beberapa The Writers yang bermasalah dalam hal ini.
Gelaran kali ini mengundang seorang juri tamu untuk memberi sudut pandang penilaian yang berbeda. Sigit Raharjo, menitik beratkan pada pemilihan judul. Judul ibarat sampul sebuah kemasan. Sebuah judul dikatakan berhasil jika mampu menarik perhatian calon pembaca untuk menyimak lebih lanjut. Juri Sigit Raharjo menemukan banyak karya peserta yang menggunakan judul berbahasa Inggris. Entah karena peserta belum/tidak menemukan padanan kata tersebut dalam Bahasa Indonesia atau memang sengaja menggunakannya demi alasan ‘lebih berkelas’. Adapula The Writers yang terkesan ‘asal pilih judul’ sehingga terkesan dipaksakan bahkan sama sekali tak menarik perhatian.
Peserta pertama yang mendapat sorotan adalah Nina Nur Arifah yang menulis sebuah komedi berjudul Size DOES Matter sebagai pengembangkan fiksimini karya Riefgreat Junior.
Kursi nomor dua ditempati oleh Sulung Lahitani Mardinata yang mereka ulang kisah dalam fiksimini milik Phie Jatuasri.
Peringkat ketiga dihuni oleh pemilik posisi pertama minggu lalu : Mel Puspita dengan karya berjudul The Stylish Death. Flashfiction ini merupakan pengembangan dari fiksimini milik Irfan Aulia.
Melonjak jauh lima peringkat sekaligus, dari posisi ke sembilan menjadi posisi keempat adalah Na Fatwaningrum Adianto yang mengulik kisah fiksimini buatan Harry Irfan berjudul Ateis.
Tergelincir jatuh dari posisi runner up pekan lalu ke posisi lima pekan ini adalah Rieya Missrochma dengan karya berjudul Pasca Lima Bulan. Mari kita simak fiksimini asli karangan Rendy Afriandi berikut ini:
Posisi berikutnya ditempati oleh Lianny Hendrawati yang mengembangkan fiksimini buatan Ronal Alex.
Posisi aman paling bontot dimiliki oleh Yati Rachmat yang mengisahkan ulang fiksimini milik Rini Bee Adhitianingrum berjudul Piala Bergilir menjadi sebuah karya bertajuk..... Piala Bergilir. Kita simak terlebih dahulu fiksimini karya Rini Bee Adhitianingrum.
Itulah tujuh karya yang berhasil masuk dalam posisi aman pekan ini. Siapakah pemilik tiga karya terbawah dan harus merasakan kursi panas dalam gelaran kali ini?
The Ghost Writers kali ini adalah Rinrin Indrianie, Meliya Indri, dan Jiah Al Jafara. Tiga penulis ini terlempar ke kursi panas sebab juri menilai cerita yang mereka buat memiliki alur yang membingungkan, celah pada logika dan penggunaan tanda baca yang belum tepat, serta eksekusi yang tak mumpuni. Nasib ketiga peserta ini tergantung pada The Readers yang terdiri dari anggota grup Monday Flash Fiction, The Writers, dan para juri.
Setelah dilakukan penghitungan jumlah suara yang masuk, maka didapat hasil sebagai berikut:
- Princess karya Rinrin Indrianie memeroleh 48% suara;
- One Heart karya Jiah Al Jafara memeroleh 32% suara;
- Sayembara karya Meliya Indri memeroleh 20% suara.
Dengan demikian yang harus meninggalkan panggung MFF Idol kali ini adalah Meliya Indri. Terimakasih telah ikut berpartisipasi dan memberikan usaha terbaik untuk panggung MFF Idol, Meliya Indri.
** Minggu depan para The Writers yang bertahan akan menghadapi tantangan baru yang tak kalah seru. Seperti apa? Kita tunggu kiprah mereka semua minggu depan.
Salam.
And the battle is officially on!
Gelaran MFF Idol kali ini telah memasuki babak sebenarnya : Babak Eliminasi.
Sebelum mulai dengan penilaian performa masing-masing peserta yang telah resmi disebut sebagai The Writers, ada baiknya kita segar-ulangkan posisi The Writers minggu lalu berdasarkan penilaian terhadap flashfiction audisi.
1. Mel Puspita 75,33 poin
2. Rieya Miss Rochma 74,00 poin
3. Sulung Lahitani Mardinata 72,17 poin
4. Nina Nur Arifah 71,67 poin
5. Meliya Indri 71,50 poin
6. Jiah Al Jafara 70,00 poin
7. Lianny Hendrawati 69,50 poin
8. Rinrin Indrianie 69,17 poin
9. Na Fatwaningrum Adianto 68,83 poin
10. Yati Rachmat 67,83 poin
Bagaimana peringkat mereka minggu ini? Berikut rangkumannya.
Tema.
Tema tantangan minggu lalu adalah Fiksimini Stage. Pemandu acara Harry Irfan telah memilihkan sepuluh fiksimini yang disaring dari beberapa kali Fiksimini Game. Satu fiksimini hanya boleh dikembangkan oleh satu The Writers. Prinsip yang berlaku kali ini adalah Siapa Cepat Dia Dapat. Tujuh peserta yang meraih poin tertinggi akan langsung lolos ke babak selanjutnya. Sedangkan tiga terbawah akan duduk di kursi panas dan menanti hasil voting dari anggota Monday Flash Fiction lainnya. Tiga terbawah akan disebut sebagai The Ghost Writers. Jadi, bagaimana hasilnya?
Penilaian Juri
Juri Carolina Ratri kali ini memfokuskan penilaian pada ide cerita. Sejauh mana The Writers mampu mengembangkan fiksimini yang dipilih dan memberi warna baru dalam karya flashfiction dan dibuat tanpa kehilangan esensi dari fiksimini itu sendiri.
Juri Latree Manohara konsisten menyoroti logika cerita yang dibuat The Writers. Kembali juri menemukan beberapa karya yang memiliki logika patah yang membuat kening mengernyit.
Juri Istia’adzah Rohyati masih konsisten dengan sistem penilaian yang dianutnya minggu lalu : EYD. Meski telah melalui proses saringan yang ketat, masih ada beberapa The Writers yang bermasalah dalam hal ini.
Gelaran kali ini mengundang seorang juri tamu untuk memberi sudut pandang penilaian yang berbeda. Sigit Raharjo, menitik beratkan pada pemilihan judul. Judul ibarat sampul sebuah kemasan. Sebuah judul dikatakan berhasil jika mampu menarik perhatian calon pembaca untuk menyimak lebih lanjut. Juri Sigit Raharjo menemukan banyak karya peserta yang menggunakan judul berbahasa Inggris. Entah karena peserta belum/tidak menemukan padanan kata tersebut dalam Bahasa Indonesia atau memang sengaja menggunakannya demi alasan ‘lebih berkelas’. Adapula The Writers yang terkesan ‘asal pilih judul’ sehingga terkesan dipaksakan bahkan sama sekali tak menarik perhatian.
Peserta pertama yang mendapat sorotan adalah Nina Nur Arifah yang menulis sebuah komedi berjudul Size DOES Matter sebagai pengembangkan fiksimini karya Riefgreat Junior.
• Kuteguk segelas minuman pembesar alat vital. Sempurna! Alat vitalku membesar, namun tubuhku mengecilNina Nur Afifah berhasil mengeksekusi fiksimini di atas menjadi sebuah kisah yang memancing tawa. Para juri sepakat berkomentar ini adalah cerita keren yang mampu membuat juri tertawa. Epic! Tapi ada catatan mengenai kelemahan cerita ini yaitu pada misteri ‘penyebab’ yang tak dijelaskan penulis. Toh, kelemahan ‘kecil’ itu tak mampu mengurangi nilai yang diraih. Minggu ini Nina Nur Arifah berhasil meraih poin 74,13 melompat jauh dari posisi empat minggu lalu dan menyabet posisi Top Writer minggu ini.
Kursi nomor dua ditempati oleh Sulung Lahitani Mardinata yang mereka ulang kisah dalam fiksimini milik Phie Jatuasri.
• “Hitam, coklat, biru. Yang hijau kutambahkan nanti dari biji mata pria kebangsaan Austria,” ucapnya malu-malu.Juri menyukai flashfiction ini sebab memiliki setting paling lengkap. Kelemahannya adalah ide yang tak orisinal, diksi pada paragraf awal yang agak berantakan serta logika cerita yang tersendat. Meski begitu para juri mengganjar kisah ini dengan 71, 63 poin.
Peringkat ketiga dihuni oleh pemilik posisi pertama minggu lalu : Mel Puspita dengan karya berjudul The Stylish Death. Flashfiction ini merupakan pengembangan dari fiksimini milik Irfan Aulia.
• Patung Pancoran. Sebelum menatap mata Medusa, dia sempat berpose.Juri sepakat mengatakan ini karya keren yang membuat juri salut meski lagi-lagi juri memberi kritikan soal penulisan dialog serta catatan soal kesan ‘maksa’ antara fiksimini dan flashfiction. Mel Puspita berhasil meraih poin 70,63.
Melonjak jauh lima peringkat sekaligus, dari posisi ke sembilan menjadi posisi keempat adalah Na Fatwaningrum Adianto yang mengulik kisah fiksimini buatan Harry Irfan berjudul Ateis.
• Ateis. “Tuhan itu imajinasi!” katanya berapi-api. Dalam hati, ia menangis, ada rasa cinta yang tak berbalas di sana.Karya berjudul Membunuh Kenangan ini membelah juri menjadi dua kubu. Satu kubu mengatakan flashfiction ini memiliki ide biasa dengan eksekusi mumpuni. Beberapa logika patah masih bisa diabaikan. Sementara kubu lain menganggap karya ini kurang proporsional dan tidak ada alasan kuat untuk tokoh minggat. Meskipun terjadi perdebatan ‘panas’, karya ini masih sanggup mengumpulkan 70,38 poin.
Tergelincir jatuh dari posisi runner up pekan lalu ke posisi lima pekan ini adalah Rieya Missrochma dengan karya berjudul Pasca Lima Bulan. Mari kita simak fiksimini asli karangan Rendy Afriandi berikut ini:
• Pemenang. Aku mengangkat dagu, menyebar pandangan ke seluruh penjuru. Akulah orang terakhir di bumi, nomor satu.Juri berkomentar bahwa cerita ini memiliki ide dan eksekusi keren meski dialog agak bertele-tele dan logika patah. Kerangka waktu invasi virus dan pisau yang tiba tiba dihunus membuat sebagian poin dari juri hangus. Karya ini berhasil mengoleksi 69,63 poin.
Posisi berikutnya ditempati oleh Lianny Hendrawati yang mengembangkan fiksimini buatan Ronal Alex.
• Masa depanku ada di tangan kepala sekolah, tapi masa depannya ada di foto-foto dalam handphoneku.Lianny Hendrawati mengembangkan kisah ini menjadi sebuah cerita berjudul Masa Depan. Penilaian juri terhadap karya ini adalah flashfiction yang bermain aman, standar, akhir kisah yang terlalu gamblang, judul tidak menjual juga sedikit logika yang patah. Karena berbagai kelemahan itulah maka juri menempatkan The Writer yang satu ini di posisi keenam dengan ganjaran 67,63 poin.
Posisi aman paling bontot dimiliki oleh Yati Rachmat yang mengisahkan ulang fiksimini milik Rini Bee Adhitianingrum berjudul Piala Bergilir menjadi sebuah karya bertajuk..... Piala Bergilir. Kita simak terlebih dahulu fiksimini karya Rini Bee Adhitianingrum.
• Piala Bergilir. Tubuh kaku Sri diletakkannya di atas lemari, berdampingan dengan tubuh perempuan lain yang berhasil dimenangkannya.Seperti apa komentar juri? Juri mengatakan cerita ini memiliki pelintiran ganda (double twist) namun dengan eksekusi yang setengah-setengah dan banyak logika patah. Syukurlah, Yati Rachmat masih mampu mengamankan posisinya kali ini. Karya ini diganjar 65,38 poin.
Itulah tujuh karya yang berhasil masuk dalam posisi aman pekan ini. Siapakah pemilik tiga karya terbawah dan harus merasakan kursi panas dalam gelaran kali ini?
The Ghost Writers kali ini adalah Rinrin Indrianie, Meliya Indri, dan Jiah Al Jafara. Tiga penulis ini terlempar ke kursi panas sebab juri menilai cerita yang mereka buat memiliki alur yang membingungkan, celah pada logika dan penggunaan tanda baca yang belum tepat, serta eksekusi yang tak mumpuni. Nasib ketiga peserta ini tergantung pada The Readers yang terdiri dari anggota grup Monday Flash Fiction, The Writers, dan para juri.
Setelah dilakukan penghitungan jumlah suara yang masuk, maka didapat hasil sebagai berikut:
- Princess karya Rinrin Indrianie memeroleh 48% suara;
- One Heart karya Jiah Al Jafara memeroleh 32% suara;
- Sayembara karya Meliya Indri memeroleh 20% suara.
Dengan demikian yang harus meninggalkan panggung MFF Idol kali ini adalah Meliya Indri. Terimakasih telah ikut berpartisipasi dan memberikan usaha terbaik untuk panggung MFF Idol, Meliya Indri.
** Minggu depan para The Writers yang bertahan akan menghadapi tantangan baru yang tak kalah seru. Seperti apa? Kita tunggu kiprah mereka semua minggu depan.
Salam.
*Kipas2
ReplyDeleteAyo, tetap semangat !! *menunjuk idung sendiri juga :) *
ReplyDeletemantaaappppp....
ReplyDeleteminggu depan mau ikutan ahh...
lama vakum, begitu nongol udh bnyak pembaharuan di MFF :)
mantaapppp
ReplyDelete