Judul Buku: Dunia Trisa - Pergilah Kemana Mimpi Membawamu
Penulis: Eva Sri Rahayu
Editor: Herlina P. Dewi
Desain Cover: Teguh Santosa
Layouter: Diandra Creative Design
Jumlah halaman: 295 halaman
Penerbit: Stiletto Book
Trisa, seorang perempuan berusia 25 tahun. Berada di tahun terakhir sebagai mahasiswa, yang terobsesi menjadi artis terkenal. Semua tahapan dilaluinya dengan penuh perjuangan. Namun dunia entertainment memang tak seindah yang dibayangkan . Trisa harus melalui sejumlah masalah dan konflik dalam perjalanannya mewujudkan mimpi.
Dari mulai rivalitas dengan sesama artis, difitnah, hingga keterlibatannya dengan tiga orang pria yang rumit, cukup membuatnya frustrasi. Puncaknya adalah ketika dia harus kehilangan sahabat terbaiknya, dan janji yang sudah diucapkannya di depan sahabatnya itu ketika dia harus menantang maut.
Pada akhirnya, Trisa memang mengerti tujuan hidupnya, dan apa yang sebenarnya diinginkan. Dan dia bertekad, tak akan melepaskannya lagi.
* * *
Chicklit. Sebelumnya saya tidak terlalu tertarik membaca novel genre ini. Mungkin juga karena kekurangmengertinya saya tentang apa itu Chicklit. Dari beberapa sumber, chicklit merupakan genre fiksi dengan kisah yang diperuntukkan bagi wanita dewasa, dengan topik-topik ringan. Biasa juga disebut dengan Mainstream Romance ataupun Metropop.
Kenapa saya ingin membaca novel ini? Terus terang, karena lagi-lagi saya kenal dengan penulisnya. Hehehe, hyahh, saya memang pemburu novel/buku hasil karya temen-temen saya. Padahal membaca dan kemudian mereview tulisan teman sendiri itu ada beban tersendiri. Mau ngritik juga rada-rada sungkan. Heuheuheu... Tapi novel Dunia Trisa ini berhasil membuat saya cengar cengir, usep-usep mata, gregetan dan gemes tiada tara dengan para tokoh utamanya. Jadi, dengan ringan saya akan mereview novel ini untuk temen-temen semua.
Trisa. Perempuan. Mahasiswa tingkat akhir yang terancam gelar MA (Mahasiswa Abadi). Narsis. Egois. Cablak. Grusa grusu. Sembrono. Namun di balik kelabilan emosinya, ternyata dia adalah perempuan yang berprinsip tegas. Tidak seperti artis-artis baru yang mungkin akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan peran, Trisa mempertahankan hartanya yang paling berharga sebagai perempuan, yaitu keperawanannya.
Ada tiga laki-laki yang masuk ke dalam hari-harinya. Desta, Bian dan Adam. Masing-masing punya cerita sendiri di dalam hati Trisa. Cuma akhirnya saya, secara ajaib dan entah kenapa, jadi termehek-mehek sama Adam. Semacam gregetan, gemes, campur aduk. Perasaan saya jadi kayak pas baca cerita Candy Candy dan lalu ada Pangeran Antoni. Ya begitulah yang saya rasakan pada Adam. Dia ini berhasil mencuri perhatian, tapi sekaligus penasaran. :)) ARRRGGHH!
Penulis sangat berhasil membawa keluar karakter dan sifat masing-masing tokohnya. Saya seperti ikut larut di dalam cerita, sepertinya saya jadi orang yang ikut menjadi saksi perjuangannya mewujudkan mimpi, sekaligus menjadi saksi perjuangan cintanya. Even tokoh yang hanya muncul sekelebat-sekelebat pun berhasil teraba karakternya, seperti Rhaisya, Dea, Errie dan lain-lain.
Emosi pun dibawa naik turun di sepanjang novel. Seneng ketika akhirnya Trisa bisa ikutan sidang akhir sebagai syarat kelulusannya dari status mahasiswa. Gemes ketika dia dijebak oleh Bian. Gregetan ketika membaca naik turunnya hubungan Trisa dan Adam. Ikut sedih ketika Trisa harus kehilangan popularitasnya karena ulahnya sendiri, masuk ke perangkap yang sama dengan yang dialaminya di awal kariernya. Ikut bersimbah air mata ketika Trisa harus mengucap janji untuk merawat Resa, putri Rhein. Hingga akhirnya happy se happy-happy nya ketika Adam akhirnya kembali ke kehidupan Trisa.
Fyuhhhh... Hampir tidak ada cacat dalam jalinan cerita dan konflik dalam novel ini. Semuanya tersaji mengalir, dengan kejutan kecil di sana sini. Membuat saya ingin selalu melanjutkan membalik halaman-halamannya. Dengan mengabaikan beberapa kesalahan eja yang sangat minor, novel ini recomended buat yang suka bacaan-bacaan ringan dan menghibur.
Mbak Eva, thumb up for you. ^_^
Saya kasih 3 dari 5 bintang untuk novel ini.
No comments:
Post a Comment