Friday, 28 June 2013

Aliran-aliran Dalam Kesusasteraan

Hai, hai, hallo. Ketemu lagi di Jumat belajar. Ga terasa udah di penghujung bulan Juni aja, ya? Sebentar lagi Bulan Ramadhan tiba pula. Oh, ya. Kalau kita suka membaca karya sastra, pasti kenal Fiksi Lotus dong? Nah, Fiksi Lotus ini biasanya menceritakan soal pengarang-pengarang besar atau pun aliran-aliran sastra yang mereka anut. Nah, kali ini agak serius dikit ya. Kita akan membahas alira-aliran dalam kesusastraan. Mari disimak.

REALISME

Aliran ini mengutamakan realitas kehidupan. Apa yang diungkapkan para pengarang realis adalah hal-hal yang nyata, yang pernah terjadi, bukan imajinatif belaka. Dengan kata lain, penulis yang menganut aliran ini biasa menulis apa yang mereka lihat di kehidupan sehari-hari. Ditambah bumbu-bumbu fiktif, tentunya.

SURREALISME
Aliran yang terlalu mengagungkan kebebasan kreatif dan berimajinasi sehingga hasil yang dicapai menjadi antilogika dan antirealitas. Bisa jadi apa yang terungkap itu pada mulanya berangkat dari kenyataan sekitar, tetapi karena desain imajinasinya itu sudah demikian sarat, kuat dan jauh, ia terasa ekstrim dan radikal. Dengan kata lain, awalnya penulis ini menulis kisah yang sesuai dengan kehidupan, tetapi kemudian mereka mem-hiperbola-kan cerita mereka.

ABSURDISME
Aliran dalam kesusastraan yang menonjolkan hal-hal yang di luar jalur logika, satu kehidupan dan bentang peristiwa imajinatif, dari alam bawah sadar, suasan trans. Pengarang aliran ini punya kesan mengada-ada, sengaja menyimpang dari konvensi kehidupan dan pola penulisan, tetapi pada super starnya, nampak kuat kebaruan dan kesegaran kreativitas mereka, bahkan kegeniusan mereka. 

PSIKOLOGISME
Aliran yang mengutamakan pembahasan masalah kejiwaan dalam kaitannya dengan berbagai peristiwa dalam cerita. Dalam novel, suasana jiwa dan konflik batin para pelaku disoroti dengan tajam, detail dan mendalam.

ALIRAN ROMANTIK
Sastra romantik ditandai dengan ciri-ciri : keinginan untuk kembali ke tengah alam, kembali kepada sifat-sifat yang asli, alam yang belum tersentuh dan terjamah tangan-tangan manusia. Istilah ini juga mencakup ciri-ciri adanya : keterpencilan, kesedihan, kemurungan, dan kegelisahan yang hebat. Kecuali itu romantik juga cenderung untuk kembali kepada zaman yang sudah menjadi sejarah, masa lampau yang terkadang melahirkan manusia-manusia besar.

EKSISTENSIALISME
Karya sastra eksistensialisme sangat mementingkan perbuatan –termasuk perbuatan kemauan- sebagai unsur-unsur yang menentukan. Unsur-unsur dasar dari manusia seperti irrasionalitas, ketidak sadaran dan kebawahsadaran juga dipentingkan. Kehidupan dipandang sebagai sesuatu yang dinamis, yang terus mengalir sedangkan kehidupan manusia adalah rentetan saat-saat yang berurutan

NATURALISME
Aliran yang mementingkan pengungkapan secara terus-terang, tanpa mempedulikan baik buruk dan akibat negatif. Pengarang naturalis dengan tenangnya menulis tentang skandal para penguasa atau siapapun, dengan bahasa yang bebas dan tajam. 

DETERMINISME
Determinisme mencoba menggambarkan tokoh-tokoh cerita dikuasai oleh nasibnya, sehingga tokoh tersebut tidak sanggup dan tidak mampu lagi ke luar dari takdir yang telah jatuh pada dirinya. Takdir yang dimaksudkan di sini bukanlah takdir dari Tuhan sesuai dengan konsepsi yang berlaku pada agama langit, melainkan takdir yang lebih tepat dikatakan sebagai akibat yang tak dapat dielakkan karena peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya, berupa faktor-faktor biologis, lingkungan dan sosial. Misalnya, di Minangkabau tidak diperbolehkan menikah sesuku.

KOMEDIALISME
Penuh suasana ceria, kocak, menganggap hidup penuh optimisme dan rasa humor, berbeda dengan determinisme dan melankolisme yang pessimistis. Tetapi ia tidak identik dengan lawak. 

RELIGIUSISME
Religiusme, aliran yang mementingkan nilai-nilai keagamaan atau renungan tentang Tuhan dan manusia di hadapan-Nya. Sastra religius dimiliki oleh setiap agama, juga oleh sastrawan yang punya penghayatan personal terhadap Tuhan.

HEROISME
Aliran yang mencuatkan nilai-nilai kepahlawanan, kecintaan terhadap tanah air dan figur teladan bangsa, serta semangat membela tanah air. 

 IDEALISME
Aliran dalam kesusastraan yang mengungkapkan hal-hal yang ideal, pengarangnya penuh perasaan dan cita-cita. Mereka berpendapat, sastra punya peran untuk suatu perubahan sosial ke arah yang positif.

SIMBOLISME
Simbolisme merupakan aliran dalam sastra yang mencoba mengungkapkan ide-ide dan emosi lebih dengan sugesti-sugesti daripada menggunakan ekspresi langsung, melalui objek-objek, kata-kata dan bunyi.

IRONISME
Aliran yang mementingkan nada mengejek, kadang terus terang, kadang melalui sindiran-sindiran. Bisa juga, karya itu sebenarnya merupakan kritik tajam terhadap kondisi sosial atau perilaku tokoh tertentu. 

MELANKHOLISME
Aliran dengan karya-karya penuh warna muram, sendu, kehidupan yang getir dan tragis, sarat ratapan dan rintihan. Kisah cinta klasik, drama-drama dalam film India, cerita-cerita dengan tema kemiskinan, kemalangan hidup dan penderitaan termasuk melankholisme.

EKSPRESIONISME DAN IMPRESIONISME
Impresionisme merupakan cara menulis karangan yang tidak memperlakukan realitas secara obyektif, tetapi menyajikan kesan-kesan dari pengarangnya. Ciri utama ekspresionisme adalah pemberontakan melawan tradisi realisme dalam bidang sastra dan seni, baik dalam hal pokok persoalannya maupun gayanya.


Sebagai tambahan, aliran-aliran ini biasanya yang menentukan adalah pembaca. Jadi ketika sahabat menulis cerita, ga usah terlalu dipikirkan masuk ke aliran manakah tulisan kita. Menulislah hal yang kita ketahui dan kita sukai, niscaya kita akan menemukan gaya menulis kita. Entah aliran apa itu namanya. Terima kasih.

*dari berbagai sumber

3 comments:

  1. wah ilmu baru lgi buat saya...

    terima kasih.

    ReplyDelete
  2. Terimakasih...ini edisi yg saya tunggu:-)

    ReplyDelete
  3. Wah, thank you banget Cikgu, perlu di print ini mah, buat dibaca-baca dan dihayati artinya. Sangat memperkaya khasanah pengetahuan tentang adanya berbagai aliran dalam kesusasteraan. Makasih Mak RedCarra alias my Cikgu juga di MFF.

    ReplyDelete