“Kereta kuda hanya untuk para ratu dan penyihir.”
“Memangnya apa yang akan kamu lakukan jika aku menginginkannya?” kata Shioban sambil mendelik ke arah jin penjaga.
“Kamu akan berubah menjadi tikus jika menaikinya tanpa membuka mantra," kata Jin Penjaga.
Shioban terdiam sejenak. "Aku hanya akan meminjamnya sebentar saja. Aku ingin melamar Syakilah, kekasihku. Dia berada di negeri Kayangan. Hanya kereta kuda ini yang bisa membawaku padanya dengan cepat. Tolonglah, Jin, aku janji akan mengembalikannya tepat waktu."
"Hanya karena kamu punggawa terbaik istana, maka aku akan membantumu. Tapi kamu tahu kan, aku tak boleh sembarangan meminjamkan kereta. Aku akan menuruti keinginanmu dengan satu syarat,” ucap Jin Penjaga setelah terdiam sejenak. "Syaratnya, kamu harus mengembalikan kereta kuda itu sebelum fajar."
Shioban tersenyum senang. "Baiklah. Aku janji."
Jin kemudian melepaskan mantra pengunci kereta kuda itu. "Ingat, sebelum fajar. Aku hanya bisa menahan mantranya hingga fajar. Setelah fajar, kereta ini akan kembali sendiri ke sini dalam keadaan terkunci, dan mengubah siapapun yang ada di atasnya menjadi tikus."
“Terima kasih, Jin.”
Shioban segera melesat cepat mengendarai kereta kuda ke Negeri Kayangan. Dalam pikirannya sudah membayangkan Syakilah akan senang melihat kereta kuda mewah miliknya.
Sesampainya di rumah Syakilah di Negeri Kayangan ...
“Syakilah, ikutlah denganku. Aku sudah memiliki kereta kuda sebagai hadiah untukmu.”
Syakilah memekik senang. Dia segera meloncat ke dalam kereta kuda, dan Shioban pun segera memacu kereta kuda itu kembali ke negerinya.
Di tengah perjalanan ...
"Shioban!"
"Ada apa?"
"Lihat! Hutan ini banyak sekali bunga tulip! Petikkan beberapa untukku. Aku suka bunga tulip!" kata Syakilah.
Shioban terdiam, ingat janjinya pada Jin. "Tapi..."
Syakilah melotot. "Shioban? Kamu tidak mau? Kamu tidak mencintaiku?"
Shioban kembali terdiam. "Baiklah. Satu saja ya?"
Shioban menghentikan kereta lalu segera meloncat turun. Ketika tangannya terulur mengambil satu bunga tulip, tiba-tiba bunga tulip itu berlari menjauh. Shioban kaget. Dia berusaha mengejarnya. Tapi bunga tulip itu lincah sekali. Shioban benar-benar kesulitan menangkapnya.
"Syakilah, kita pulang saja ya? Tulip ini susah sekali ditangkap," kata Shioban sambil terengah-engah.
"Tidak! Petikkan satu untukku, Shioban!" Syakilah bersikeras.
Shioban mengejar bunga tulip itu hingga jauh ke dalam hutan. Ketika akhirnya dia dapat menangkap dan memetik bunga tulip itu, pagi sudah menjelang.
Shioban berlari menuju kereta kuda dan meloncat ke atasnya. Belum sempat dia memegang tali kekang kuda, tiba-tiba saja kereta kuda itu sudah berlari dengan sendirinya. Melesat pesat melebihi cahaya. Membawanya dan Syakilah di dalamnya. Tubuh Shioban dan Syakilah semakin menyusut. Tiba-tiba keluar ekor dari pantat mereka. Tumbuh kumis di wajah mereka. Hidung mereka memanjang. Bulu-bulu pun tumbuh di tubuh mereka.
Shioban dan Syakila terbawa oleh kereta kuda yang berlari bagaikan terbang, meninggalkan gema lengkingan di Hutan Tulip.
---------------------
Remake dari prompt #10 Shioban dan Kereta Kuda milik Chemist Rahmah
Catatan Carra:
Hadehhhh... susah ternyata nge remake cerita Mbak Rahmah. Tadinya cuma pengen saya rubah bagian awal saja supaya ada sebab-akibat. Tapi makin ditulis, makin ga nyambung. Akhirnya rombak total dan jadi begini. Ga tau deh ini masih ada benang merah ga sama aslinya :))) *nyeraaaaahhhh*
Maap, Mbak Rahmah, jadi beda jauuuuhhh...
versi asli memang ga ada sebab-akibat, tapi tampak lebih logis sepertinya daripada yang ini :p
ReplyDelete*logis di bagian putri meminta kesungguhan dengan membawakan tulip dari hutan*
Hahahahahahahaha... :))))
DeleteKenapa ya kemaren aku lantas membelokkannya ke sini. Lupa :v suka gitu, niat nulisnya ke sini, tetiba beda aja endingnya pas udah beneran ketulis #ngek
Mbok coba, dirimu remake :P
terima kasih mbak Carra sudah remake... :)
Delete