Friday 10 May 2013

Ragam Kalimat: Kalimat Berita


Hai, hai, halloo... Apa kabar sahabat MFF? Wah, ga kerasa udah mau weekend lagi ya? Padahal kemarin kita baru saja libur, tapi udah mau libur lagi. Nah, biar hari libur kita bermanfaat, ada baiknya kita luangkan waktu sejenak untuk belajar bahasa Indonesia lagi. Kalau mau jadi penulis yang baik sih ya, ga boleh bosan belajar dong ya! Okeh, kali ini kita akan belajar tentang macam-macam kalimat.


Apa sih kalimat itu? Hm, jadi kalimat ialah kesatuan bahasa yang didahului dan diakhiri oleh kesenyapan (tanda jeda/berhenti) dan susun kata. Nah, membicarakan kalimat tidak dapat lepas dari unsur-unsur pembentuknya, yakni intonasi, kesenyapan (jeda/penghentian), susunan kata, serta maknanya.

Untuk kali ini, kita akan mempelajari ragam kalimat. Ada beberapa ragam kalimat, namun kali ini kita fokuskan pada kalimat berita dulu saja, ya.

Kalimat Berita
ialah kalimat yang isinya memberitahukan suatu peristiwa atau kejadian. wujud tanggapan, biasanya berupa isyarat  bahwa pendengar mengikuti pembicara. Ciri umum kalimat berita adalah intonasi nadanya netral (biasa). Contohnya: Kami belajar dan bekerja demi masa depan yang lebih baik.

Macam Ragam Kalimat Berita
1. Kalimat berita menyungguhkan
    Ciri: Ditunjang oleh kata tugas: ya, betul, sungguh, nyata, tak boleh tidak, sudah tentu, dsb.
    Contoh: Memang betul, ia yang bersalah.

2. Kalimat ingkar
    Ciri: Ditunjang oleh kata tugas: tidak, sungguh tidak, bukan, sedikitpun tidak, dsb.
    Contoh: Sungguh, saya tidak mengambil uang itu.
Tidak sekali-kali, saya melawan orang tua.

3. Kalimat berita memungkinkan
    Kalimat ini menyatakan berita yang belum/tidak pasti, menunjukkan tanggapan kemungkinan yang belum bisa dipastikan kebenarannya.
    Ciri: Ditunjang oleh kata tugas: agaknya, rupanya, rasanya, barangkali, mungkin, dsb.
    Contoh: Awan hitam menebal, mungkin akan turun hujan lebat.

4. Kalimat langsung
    ialah kalimat berita yang memuat peristiwa/kejadian dari sumber lain dengan langsung menirukan, mengutip, atau mengulang kembali ujaran dari sumber tsb.
    Ciri: - bertanda petik dalam bahasa tulis,
           - intonasi bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.
           - Berkemungkinan susunan:
1. pengiring-kutipan
2. kutipan-pengiring
3. kutipan-pengiring-kutipan
          - Bunyi pertama awal kutipan dimulai dengan huruf besar pada susunan cara ke-1, ke-2, dan kutipan pertama cara ke-3.
    Contoh:
        1. Ayah menyuruh, "Antarkan surat ini ke kantor Bapak!" (pengiring-kutipan)
2. "Ayo, masuk satu satu!" gertak polisi pada tiga orang pencopet yang baru saja tertangkap. (kutipan-pengiring)
3. "Kak, kau dipanggil ibu!" kata Heni, "disuruh makan." (kutipan-pengiring-kutipan)

5. Kalimat tidak langsung
adalah ragam kalimat berita yang memuat peristiwa/kejadian dari sumber lain yang diubah susunannya oleh penutur, tidak menirukan atau mengucapkan lagi langsung dari sumber lain tersebut.
    Ciri: - Tidak bertanda petik.
           - Intonasi mendatar/menurun pada akhir kalimat.
           - Pelaku yang dinyatakan pada isi kalimat langsung mengalami perubahan, yakni:
#kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3
#kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1
#kata ganti orang ke-2 jamak/"kita" menjadi "kami" atau "mereka"
           - Berkata tugas: bahwa, agar, sebab, untuk, supaya, tentang, dsb.
 
     Contoh:
        1. Ayah menyuruhku untuk mengantarkan surat ini ke kantornya.
2. Polisi menggertak tiga orang pencopet yang baru saja tertangkap agar mereka masuk satu per satu.
3. Heni berkata kepada kakaknya bahwa ia dipanggil ibu untuk makan.

     Ada beberapa cara mengubah kalimat langsung jadi kalimat tak langsung.
Ayah bertanya, "Pelajaranmu kauabaikan?"
Diubah menjadi:
Ayah bertanya, kalau-kalau pelajaranku kuabaikan.
Ayah bertanya, apakah pelajaranku kuabaikan.
Ayah menanyakan kalau-kalau saya mengabaikan pelajaran saya.
Ayah menanyakan apakah saya mengabaikan pelajaran saya.


6. Kalimat pengandaian
berisikan pernyataan hasrat atau angan-angan masa depan yang mungkin bisa tercapai/tidak, atau menunjukkan peristiwa masa lampau yang tak mungkin terulang lagi.
    Ciri: intonasi kalimat berita, menggunakan kata tugas: jika, kalau, andai, andaikan, andaikata.
    Contoh: Andaikan aku menjadi pelaut, akan kutindak tegas penyelundupan barang ilegal.

7. Kalimat perlawanan/beralah
ialah kalimat yang berisi pernyataan yang bagiannya dipertentangkan dengan bagian lain.
    Ciri: Intonasi kalimat berita, menggunakan kata tugas: meskipun, walaupun, sekalipun, dsb.
    Contoh:
-Walaupun Rudi mendapat nilai buruk, namun ia tidak patah semangat. (apabila kata hubung pertentangan diletakkan di awal kalimat, maka digunakan tanda koma untuk memisahkan kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya)
-Rudi tidak patah semangat walaupun ia mendapat nilai buruk. (apabila kata hubung pertentangan diletakkan di tengah kalimat, maka tidak perlu digunakan tanda koma untuk memisahkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya)

Oke, jadi sekian dulu materi kita soal kalimat berita. Seperti biasa, biasakan menerapkan materi di atas dalam tulisan-tulisan kita ya. Misalnya, penulisan kalimat langsung yang sering kita temukan dalam dialog pada fiksi. Hm, mungkin cukup segini dulu. Berikutnya kita akan mempelajari ragam kalimat yang lain. Ciyao!

3 comments:

  1. bagaimana ya kalau kalimat menggunakan beserta maknanya
    1. mutiara kehidupan
    2. mawar putih sejarah
    3. lautan maaf
    4. menyulut kemarahan
    5. menggapai cita-cita
    6. menumpahkan kasih sayang

    ReplyDelete
  2. kalimat yang menggunakan ungkapan mutiara kehidupan dan jelaskan maknanya

    ReplyDelete
  3. gan sumber referensi tulisan di atas dari mana ya?
    ada sumber baku yang dapat membuktikan tulisan di atas?
    entah itu dari buku atau dari sumber yang terpercaya

    ReplyDelete

Followers

Socialize

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *