Friday, 17 May 2013

Kalimat Tanya dan Kalimat Perintah

Hai, hallo!!! Ketemu lagi di kelas bahasa. Ga bosan-bosan belajar, kan? Pasti dong, kalau mau jadi penulis yang baik ga boleh berhenti belajar. Oke, minggu lalu kita sudah membahas soal Ragam Kalimat bagian Kalimat Berita. Nah, kali ini kita akan menuntaskan Ragam Kalimat tersebut. Yuk, disimak!


2. Kalimat Tanya
ialah kalimat berupa pertanyaan yang dikemukakan oleh penutur kepada yang diajak bicara dengan harapan mendapat keterangan atau jawaban.
Kalimat tanya biasa menggunakan kata ganti tanya (5W+1H) ataupun partikel kah, tah (seperti yang sudah dibahas dalam pembahasan sebelumnya).

3. Kalimat Perintah 
ialah kalimat yang disampaikan penutur yang diajak bicara agar melakukan sesuatu yang dikehendakinya.

Ragam Kalimat Perintah:
a. Kalimat Perintah Biasa
berisi perintah agar yang diajak bicara dapat melakukan perbuatan/pekerjan yang dikehendaki oleh penuturnya. Pada umumnya penutur lebih tinggi kedudukannya dari yang diajak bicara. Contoh: Laporkan peristiwa itu kepada komandanmu!

b. Kalimat Suruh
berisi suruhan untuk menjalankan sesuatu. Sifatnya singkat dan tegas. Contoh: Pulanglah!; Tembak!

c. Kalimat Larangan
berisi pencegahan terhadap sesuatu perbuatan/tindakan.
Contoh: Dilarang merokok di sini!

d. Kalimat Membiarkan
berisi kelonggaran untuk berbuat sesuatu. 
Contoh: Biarkan dia bekerja seorang diri.

e. Kalimat Ajakan
berisi  suruhan yang diperhalus sehingga dapat memenuhi harapan penutur.
Contoh: Mari kita makan bersama!

f. Kalimat Permintaan
berisi ajakan yang diperhalus sehingga bernada permintaan.
Contoh: Hadirin dipersilakan duduk!

g. Kalimat Pengharapan 
berisi doa, harapan yang diinginkan oleh penutur agar yang diajak bicara mendapat kekuatan untuk berbuat atau berada dalam situasi yang membaik, untuk berbuat atau berada dalam situasu yang membaik.
Contoh: Semoga kesehatan saudara cepat pulih kembali.

h. Kalimat Syarat
berisi kalimat yang mengandung suatu ketentuan atau persyaratan yang harus dipenuhi untuk berlangsungnya perbuatan atau terjadinya suatu hal.
Contoh: Murid-murid boleh bermain di halaman sekolah, asal tidak mengganggu ketertiban.

i. Kalimat Sindiran 
berisi kalimat bernada ejekan  karena yang diperintah yakin tidak akan melakukannya.
Contoh: Panjatlah pohon itu, kalau tak takut jatuh!

Yup, cukup sekian aja pembahasan ragam kalimat. Minggu depan kita akan membahas bagian terpenting dari sebuah tulisan dan syarat-syarat tulisan kita dipahami dengan baik oleh pembaca. Jangan ketinggalan, ya. Ciyao!

2 comments: