Friday, 4 November 2016

Karya Terpilih Prompt #129 : Apakah Ini Bisa Kausebut Kisah Cinta


oleh : Junior Ranger

Titik-titik hujan di bulan Oktober membangkitkan kenanganku di masa lalu.

 Berkelebat kisah waktu titik-titik hujan membasahi seragam Yani, kala berteduh di emperan rumahku sepulang sekolah. Menolak masuk saat kupersilakan. Tampias menderas. Kuputuskan untuk mengantarkan dia pulang. Berjalan canggung, sepayung.

 DULU, semasa Sekolah Dasar, kami sering bermain bersama. Bersandiwara menjadi orangtua…

 “Kamu jadi bapaknya ya!” ujar Yani.

 Aku protes. “Nggak, aku ingin jadi ibunya!”

 “Tapi…” Yani menggaruk kepala.

 “Kan, cuma bohongan, ceritanya aku yang hamil.” Aku menjelaskan.

 “Baiklah.” Yani terpaksa setuju.

 Cerita berlanjut, aku pura-pura menjadi ibu yang hendak melahirkan, mengelus perut, ekspresi wajah gelisah, lengkap dengan dialognya. Yang kesemuanya kusalin dengan cermat saat menyaksikan keseharian ibuku.

 Aku tersenyum, teringat potongan kisah itu. Di luar hujan masih bergemericik. Benakku asik menerawang, kenangan terbang membayang…

 Aku dan Yani telah remaja, masuk SMA berbeda. Kita jarang bertegur sapa. Senyum hanya sekadarnya saat bertatap muka. Yani semakin cantik saja. Sedangkan aku tetap biasa.

 Sesekali kulihat Yani pulang dengan teman lelakinya. Belakangan hampir tiap hari Yani jalan dengan lelaki yang sama. Kuat dugaanku lelaki itu pacarnya. Setahun aku absen menyapanya. Aku bukan siapa-siapa.

 Hmmm. Gemericik hujan makin berisik.

 Tahun kedua di SMA, kudengar kabar Yani dikeluarkan dari sekolahnya. Yani mengurung diri di kamarnya. Lelaki yang sama sesekali menjenguknya.

Sembilan bulan kemudian kudengar Yani melahirkan anaknya.  Saat itu aku baru tahu selama ini Yani menyembunyikan kehamilannya. Aku sedang sibuk bergelut dengan Ujian Nasional. Aku masih bukan apa-apa…

 Sebulan setelah melahirkan, barulah Yani dinikahi lelaki yang sering menjenguknya. Tiga bulan setelahnya, Yani dicerai suaminya, saat mengetahui bayi itu bukan darah dagingnya, melalui serangkaian tes DNA.


Seketika aku yakin bayi itu adalah hasil karyaku. Ya, tragedi sepayung berdua waktu itu, sesampaiku di rumah Yani yang sepi, birahiku menggebu, dan kami bercumbu.

***
Cerita asli DI SINI

Cerita lainnya :
1. Zen Ashura - Seharusnya  Tak Kubiarkan Hatiku Jatuh Pada Lelaki Berlidah Melayu
2. Ruby Astari - Di Bawah Bulan Sabit









No comments:

Post a Comment